All the Sweetest things [13]

1.9K 281 46
                                    

VOTE FIRST!

•-•-•-•


"Pokoknya Jae mau juara satu di kelas! Gak mau juara dua!" Teriak Jaewoo sembari menghentak-hentakkan kakinya di lantai dengan setelan sekolahnya yang masih terpasang, mereka bertiga- Jaehyun dan juga si kembar sekarang batu saja pulang dari sekolah untuk menghadiri acara penutupan semester ganjil si kembar yan tentunya akan dibagikan nilai harian dan juga ujian semester mereka.

Namun tidak semuanya yang merasa bahagia di hari ini, Anna tidak enak badan dan terpaksa diam dulu di rumah atas permintaan Jaehyun dan Jaewoo sekarang menangis meraung-raung di ruang tamu karena tidak terima dia mendapat juara dua di kelas sementara yang mendapat juara satu adalah kakak kembarnya sendiri.

Sedari tadi Jaehyun hanya menatap Jaewoo tanpa ada niatan untuk langsung menerima keinginannya atau menenangkan putranya itu, Jaehyun memilih untuk berdiri menjulang di depan putranya dan menatapnya lurus, sementara Jane berdiri di belakang Jaehyun karena awalnya ingin menenangkan adiknya itu, tapi Jaehyun sanggah.

Karena begini cara Jaehyun mendidik Jaewoo jika putranya ini sedang melunjak karena keinginannya tidak tercapai, bukannya Jaehyun tega atau apa, tapi jika Jaehyun langsung menurut, Jaewoo akan makin bertambah parah di kemudian hari dan berpikir ia bisa mendapatkan sesuatu dengan keributan dan Jaehyun tidak ingin itu terjadi, Jaehyun melakukan hal ini sejak bayi pada Jaewoo ketika putranya itu menangis kecuali jika dikarenakan sesuatu misalnya jatuh atau hal bahaya lainnya, guna untuk membuat Jaewoo dapat mengenali emosinya sendiri dan paham apa yang sedang ia rasakan.

Namun di umur Jaewoo yang sekarang tujuan Jaehyun adalah ingin putranya mengerti bahwa tidak semua keinginannya bisa tercapai dan semuanya selalu berjalan sesuai kehendaknya apalagi dengan menangis meraung seperti ini.

"Daddy, kasian Jae," bisik Jane di belakang yang terdengar khawatir dengan kondisi Jaewoo yang kacau karena tidak hentinya menangis.

"Jane naik ke atas, temuin Mamanya Jane, dia sekarang lagi sakit, kan? Makanya sekarang gak bisa turun, kali aja dia khawatir, biar Daddy yang urus Jaewoo," titah Jaehyun pada putrinya.

"Tapi kan-"

"Menurut, ya?"

"Iya Daddy," balas Jane lirih lalu melangkahkan kakinya menjauh dari sana dengan langkah awal yang ragu.

Jaehyun kembali beralih menatap putranya yang tangisannya sudah agak reda dari sebelumnya, namun masih terdengar isakan dan juga rengekannya sekarang.

"Udah?" Tanya Jaehyun pada Jaewoo yang malah kembali mengeraskan tangisan dan menghentak-hentakkan kakinya lagi. Hembusan nafas berat Jaehyun terdengar, kini ia ikut duduk di lantai bersama dengan putranya tanpa mengalihkan pandangannya ke arah lain membuat Jaewoo langsung menghentikan hentakan kaki dan tangisannya.

"Jae mau pindah kelas! Jae mau jadi juara satu juga!"

"Emangnya kenapa kalo bukan juara satu, hm?" Tanya Jaehyun tenang.

"Biar bisa bikin Mommy sama Daddy bangga, terus gak cuman bangga sama Jane," balas Jaewoo sesenggukan.

"Apa yang bikin Jae mikir Mommy sama Daddy bakal gak bangga kalo Jae gak dapat juara satu?"

"Kan nomor satu selalu istimewa Daddy, kayak Jae main game kalo dapat nomor satu terus levelnya bakal cepet naik," jelas Jaewoo polos.

"Gak gitu pangerannya Daddy, beda. Game yang Jae mainin sama hidup Jae yang asli itu beda jauh, bahkan gak ada sangkut pautnya sama sekali, Jae harus ingat itu," nasehat Jaehyun tulus sembari mengangkat putranya yang makin hari mungkin tidak akan bisa Jaehyun gendong lagi nanti untuk berdiri.

Home sweet Home || Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang