Warning typo
“Kita sudah sampai.”. Saint yang sempat terpejam membuka matanya. Saint terperangah menatap sekeliling halaman tempat mobil Perth terparkir.
Halaman yang luas, bangunan yang luas dan menyerupai kastil membuat Saint seperti berada di dunia Alice. Pepohonan rindang nan hijau dan beberapa jenis tanaman bunga menambah kekaguman Saint.
“Kita di mana?”. Tanya Saint yang masih takjub.
“Di rumah Kakek ku”.
“Hah?!!”. Saint tidak percaya, ia berada di kediaman keluarga besar Tanapon. Ini seperti jackpot untuknya.
“Lihat wajah bodohmu..”. Wajah Saint sebenarnya lebih terlihat imut dimata Perth, tapi pria itu enggan mengakuinya.
Saint sesegera menyadarkan dirinya, berusaha bersikap biasa saja. Dalam hatinya ia merasakan kemenangan. Bukan hanya Perth tapi ia akan mendapatkan bahan tambahan untuk artikelnya.
Tidak menanggapi perkataan Perth, Saint memajukan bibirnya lalu keluar dari mobil. Ia benar-benar tidak percaya, kastil seperti ini memang ada.
Perth membawa Saint masuk ke dalam rumah megah itu. Seorang maid mempersilahkan cucu tunggal keluarga Tanapon masuk ke dalam. Jangan tanyakan Saint, ia bahkan menganga cukup lebar saat melihat ke dalam rumah.
Seandainya orang tua Saint masih hidup, ia pasti bisa merasakan hidup mewah.
“Di mana kakek?”. Tanya Perth pada seorang pria paruh baya.
“Tuan besar sedang berada di kamar”. Jawab Tirat.
Tirat adalah seorang kepala pelayan di kediaman keluarga Tanapon. Tirat sudah sangat lama mengabdikan diri pada keluarga Perth. Bukan hanya Tirat, Ayah Tirat yang bernama poen pun sebelumnya bekerja pada keluarga Tanapon. Tirat sendiri ingin mengikuti jejak Ayahnya mengabdi pada keluarga ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
the curse of roses (END)
TerrorAku bukan orang gila, aku yakin mimpi yang selalu muncul, pasti memiliki arti. Ada sesuatu yang keluarga ku sembunyikan, dan apapun itu aku harus mencari tahu jika mawar merah simbol besarnya rasa cinta, lalu bagaimana dengan mawar hitam..??