7

325 54 10
                                        

Warning Typo


Saint meminta Perth untuk menunggu di luar ia ingin berbicara hanya berdua dengan Biksu Nam. Awalnya Perth menolak, karena ia juga ingin tahu apa saja yang harus di lakukan Saint tapi setelah Biksu memberikan pengertian pada Perth, akhirnya Perth pun menunggu Saint yang sedang berbicara empat mata dengan Biksu Nam.

Saint memberi salam pada Biksu, lalu Biksu Nam mengajaknya ke sebuah ruangan.

"Kau pasti sudah tahu dari Tuan Tanapon?".

"Khap".

"Biksu~ apa tidak ada cara lain?". Tanya Saint dengan wajah takut, karena biksu Nam menatapnya dengan tajam.

"Kau ragu?, jika ragu lau bisa mundur dan biarkan roh itu mengambil satu dari setiap keturunan keluarga Tanapon". Saint terdiam mendengar penuturan Biksu.

"Bukan begitu maksudku_". Biksu memotong ucapan Saint.

"Aku tahu nak, kau mungkin takut tapi kau cukup berani mengambil keputusan ini. Kau harus yakin apa pun jalan yang kau pilih, itu adalah jalan yang terbaik untuk mu dan orang lain".

"khap Biksu, aku sungguh tulus melakukan semua ini ".

"Ini ambillah". Biksu menyodorkan sebuah kotak persegi panjang pada Saint.

Saint membuka kotak itu, saat Biksu meminta agar melihat isi dari kotak berwarna abu-abu.

" Belati?". Tanya Saint, saat ia sudah mengeluarkan benda tajam dengan 2 mata pisau yang berlawanan itu dari kotaknya.

"itu adalah senjatamu, Tuan Tanapon menanam bunga itu di belakang villa. Kau harus melakukan pengorbanan saat malam bulan Purnama, ketika bulan tertutup setengahnya, tancapkan ini tepat di jantung roh itu dan selanjutnya kau harus menancapkan bagian jantung mu tepat di ujung pisau ini. Sebisa mungkin kau harus menahan roh dalam dekapanmu sampai bulan tertutup sepenuhnya kemudian roh serta kutukan itu akan lenyap".

"Dan begitu ku juga denganku ". Ucap Saint dalam hati.

"Kau ragu?". Tanya biksu lagi saat melihat Saint sibuk dengan pemikirannya sendiri.

"Tidak".

"Jika kau yakin, percayalah Tuhan akan memberikan kehidupan lain yang lebih baik untukmu atas apa yang telah kau korbankan ".

"khab Biksu".

"Sudah selesai?". Tanya Perth saat Saint keluar untuk menemuinya.

"Eem, sudah". Tak lama Biksu Nam muncul.

"Terimakasih Biksu, kami pamit". Ucap Perth, ia memberikan salam di ikuti Saint.

Dalam perjalanan pulang, Saint hanya diam. Menatap pemandangan dari dalam kaca mobil. Saint merasa seperti seseorang yang mengidap penyakit mematikan dan sudah tahu vonisnya kapan untuk mati. Pertumbuhan menoleh ke arah Saint yang terdiam dan terkadang menghela nafas.

"Apa yang dikatakan Biksu padamu?". Mendengar Pertanyaan Perth, Saint pun menoleh.

"Semua akan baik-baik saja". Saint mengembangkan senyum.

the curse of roses (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang