2

465 52 0
                                    


Shirabu Kenjirou, itulah nama pemuda yang tengah mendaratkan tatapan super tajam kepada dua orang kakak kelasnya yang berani menertawakan dirinya.

Sayangnya, tatapan tajam saja tak cukup untuk mengunci mulut dua orang jahil itu.

"Aduh, astaga, Kenjirou-kun! Kau jatuh ya? Kasihan sekali! Cup, cup, jangan menangis, adik kecil!" Wakumi meletakkan tangannya di atas kepala Shirabu, menunjukkan wajah menyebalkan khasnya.

"Jangan bilang begitu, Wakumi-chan! Kenjirou-kun pasti malu, iya 'kan?" Tendo menepuk bahu Shirabu, sengaja menyebar minyak di atas api.

"Berhenti, kalian berdua!" Semi terpaksa mengambil alih, dia kasihan melihat Shirabu yang menahan amarahnya hanya karena Wakumi dan Tendo adalah kakak kelasnya.

"Semisemi tidak asik!" Tendo melengos dan kembali ke sisi Wakatoshi, diikuti oleh Wakumi dan cibiran tidak terimanya.

Kumpulan murid-murid Shiratorizawa itu akhirnya bubar ketika Wakatoshi masuk ke area laki-laki, sementara Wakumi masih menyapa satu dua kenalannya di depan area perempuan.

Setelah beberapa jam dihabiskan dengan mendekam di kamar masing-masing, Wakumi keluar terlebih dahulu dari sarangnya, menunggu Wakatoshi di dekat area laki-laki sambil membaca jurnal ilmiahnya yang kesekian.

"Nee-san." Kesendirian di sekitar Wakumi pecah oleh suara adik kembarnya. Gadis itu mendongak dan menjumpai Wakatoshi di depannya, seperti biasa dikelilingi oleh teman-temannya.

Agak tersentak, Wakumi akhirnya merespon dengan senyum ketika Wakatoshi kembali memanggilnya untuk keempat kalinya. 

Kendati sedikit heran dengan kakak kembarnya yang terlalu sunyi saat ini, Wakatoshi tidak ambil pusing dan segera membawa diri dan teman-temannya menuju kafetaria. 

Menu makan siang hari ini rupanya cukup menggiurkan, sayur kari dan roti, dilengkapi dengan dua pencuci mulut, susu dingin dan jeruk. Wakumi dengan cepat sadar dari lamunan sepanjang jalannya berkat aroma masakan. Sebelum gadis itu kalap dan mengambil menu lebih dari sebelumnya, Wakatoshi cepat-cepat berkata, "Nee-san, biar aku saja yang ambil."

Wakumi sejatinya ingin mengambil sesuka hatinya, namun permohonan Wakatoshi cukup jarang, sehingga dia menyerah dan mengambil tempat duduk.

Ketika Wakatoshi hendak mengambil dua tempat makan, Shirabu menghentikannya sambil tersenyum manis, "senpai, biar aku saja yang ambilkan makan siang untuk Ushiwaku-senpai."

Pemuda itu terdiam dan membiarkan dugaan absurd hinggap di kepalanya. Apakah Shirabu menyukai Nee-san?

Wakatoshi.exe has stopped working

Tidak tahu harus merespon seperti apa, Wakatoshi akhirnya membiarkan tempat makan kedua yang diambilnya beralih pada Shirabu. Pemuda itu mengedikkan bahu dan mulai mengambil makanan seperti biasa.

Sementara di belakangnya, Shirabu tersenyum iblis sambil mengurangi porsi makan Wakumi, dengan Semi dan Tendo merinding ngeri sebagai latar belakangnya.

Serius, mengurangi jatah makan orang lain tanpa ketahuan itu kejahilan paling mengerikan di seluruh dunia.

Ketika keempatnya kembali ke meja Wakumi, sang gadis sudah menunggu dengan liur imajiner menetes di dagunya. 

"Ittadakimasu!"

Tidak menunggu temannya yang lain, Wakumi langsung merebut tempat makan yang ada di depannya, tidak menyadari bahwa porsinya kurang dari yang biasa.


***


Pertemuan pertama tim voli putra mesti diganggu oleh sosok yang dikenal sebagai kembaran sang kapten. Ketika para anggota baru sedang perkenalan, Wakumi dengan wajah tidak berdosa mendobrak masuk gymnasium dan tanpa mengeluarkan sepatah katapun duduk di samping pelatih Washio, matanya yang tajam sedang memelototi siapapun yang berada di dekat adik kesayangannya.

Sang pelatih tak ambil pusing, sudah terbiasa dengan keanehan setter tim putri di sampingnya. 

Perkenalan terhenti, Wakatoshi menatap kakak kembarnya dengan tatapan datar sebelum mengalihkan pandangannya ke sisi lain lapangan. Shirabu memutar bola mata, Tendo menggelengkan kepala sementara Semi dan sisa anggota klub menghela napas lelah.

Insting  seorang kakak Wakumi berdering, memberi peringatan bahwa ada sesuatu yang salah dengan adik kembarnya. 

Niatnya ingin menghampiri dan bertanya, namun raut serius Wakatoshi yang sedang memandu anggota klub sebagai kapten menghentikan pergerakannya. 

Wakatoshi adalah seorang ace, memberi cahaya bagi rekan setimnya. Dia berdiri sebagai tiang penyangga timnya, sangat fatal bagi mereka. 

Sementara, Wakumi adalah seorang setter. Alih-alih memberi cahaya, kadangkala justru memberi tekanan pada rekan setimnya. Dia merupakan menara pengontrol timnya, koordinasi strategi dan pelaksanaannya dibebankan ke punggungnya.

"Wakumi-chan, latihan kami sudah selesai." Tendo menepuk punggung sang gadis, menyadarkannya dari lamunan. 

Bagai telepati, seluruh anggota tim menjauh dari si kembar, hendak memberi ruang agi keduanya untuk berbicara.

Sambil membawa botol minum, Wakumi menghampiri adik kembarnya yang tengah melakukan servis untuk kesekian kalinya.

"Wakatoshi, kau baik?"



T.B.C.
_____________________________________________________

Kayanya ini bakal jadi drabble... atau apa pun namanya yang cuma 500-800 an kata per chapter...

My Toneless Brother || Ushijima x Twins F!Oc [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang