1

1K 66 1
                                    


"WAKATOSHI-KUN!" Seorang gadis tinggi berperawakan ganas menuruni tangga rumah Ushijima dengan ceroboh, terpeleset dan terjatuh. "Aduh!" Tak mau buang-buang waktu, dia segera bangkit dan kembali berlari ke arah dapur.

Pria yang sedang berkegiatan di dapur--Ushijima Wakatoshi--segera menoleh begitu sang gadis mendaratkan kakinya di lantai kayu dapur. "Ada apa, Wakumi Nee-san?"

Wakumi--sang kakak kembar--menampilkan wajah pucat dan bertanya, "Apa kau lihat jurnal ilmiahku yang ketujuh dan kesembilan? Kemarin aku ingat sudah mengemasnya di koper, tapi pagi ini tidak ada! Sementara hari ini kita 'kan harus berkemas untuk kembali ke akademi!"

Wakatoshi menghela napas dan menghentikan acara memasaknya. "Nee-san tenang dulu. Coba cek di depan televisi, kalau tidak ketemu..., akan kubantu cari nanti."

Wakumi menurut, dia kembali berlari ke ruang lain, sementara Wakatoshi melanjutkan kegiatannya. Pemuda kebanggaan Akademi Shiratorizawa itu bisa mendengar keributan di ruang depan, tetapi dia cukup yakin kakaknya orang yang bertanggungjawab, sehingga tidak akan membiarkan sesuatu terlalu berantakan.

"Ketemu! Terimakasih, Wakatoshi-kun!" Wakumi berjalan riang kembali ke dapur, tangannya melambaikan dua buku tebal yang sedikit kusam. Gadis itu duduk di kursi, kemudian membaca buku-buku itu, kebiasaannya kala menunggu makanan siap dihidangkan.

Wakatoshi tersenyum. "Sama-sama, Nee-san."


***


Si kembar Ushijima dilahirkan di Miyagi, Jepang, pada 13 Agustus. Mereka hanya terpisah sekali, saat perceraian, dan salah satunya kecelakaan dan yang lainnya sakit parah sebagai akibatnya. Sang kakak--Wakumi--lahir delapan menit lebih awal dari adiknya--Wakatoshi.

Keduanya sama-sama tertarik pada voli, walaupun dengan tingkat obsesi yang berbeda. Wakumi lebih tertarik pada sains dan penerapannya dalam voli, sementara Wakatoshi sepenuhnya tertarik pada voli murni.

Mereka kembar, tetapi masing-masing sepenuhnya adalah individu yang berbeda.

Seperti saat ini, perbedaan perilaku keduanya tampak begitu kontras.

"Hei, Wakatoshi-kun. Apa kau tahu, Satori-kun bilang tahun ini akan ada banyak anak baru yang menarik," Wakumi dengan semangat memulai obrolan pagi mereka. Dia berbicara sembari dengan lincah mengambil--menambah, tepatnya--lauk pauk yang tersedia di hadapannya. "Tapi semoga saja tidak ada yang mirip dengan Kenjirou-kun. Fans mu sedikit mengerikan, tahu."

Wakatoshi hanya mengangguk-angguk, dia memang tidak terlalu banyak bicara. 

"Omong-omong, apakah murid tahun ketiga benar-benar diperbolehkan kembali lebih lama dari murid lain? Pantas saja tahun kemarin kakak kelas kita lambat sekali datangnya." Wakumi masih berbicara sambil mengunyah telur gulung buatan adik kembarnya. 

"Terimakasih atas makanannya." Wakatoshi selesai makan terlebih dahulu, dia merapikan peralatan makannya dan beranjak dari situ. "Aku akan naik dulu. Setelah Nee-san selesai sarapan, kita akan segera berangkat, ya."

Wakumi mengangguk, pipinya menggembung berkat tumpukan makanan yang melebihi kapasitasnya. 


***


"Wakatoshi-kun! Akhirnya kau datang juga!" Tendo Satori, salah seorang dari beberapa teman dekat Wakatoshi sudah menunggu di depan gerbang akademi ketika si kembar sampai. Tidak hanya Tendo, beberapa anggota tim voli lainnya pun turut berdiri dengan seulas senyum di tempat itu. 

"Tendo," Wakatoshi menyapa singkat. Pemuda itu tidak melihat adanya manfaat dari tetap berdiri di tempat dan berbasa-basi, maka dia pun melangkah masuk ke akademi--lebih tepatnya menuju arah asrama--dan meninggalkan teman-temannya di gerbang.

"Tunggu, Wakato--"

"SHUSH! Jangan dekat-dekat Wakatoshi, Akai Akuma!" Wakumi memotong seruan serta jalan Tendo terhadap Wakatoshi, memasang mode protokol kesehatan--eh, maksudnya protokol keamanan.

"Hidoi yo, Wakumi-chan!" Tak terima dengan julukan 'setan merah' yang dilekatkan padanya, Tendo berlagak imut dengan menghentakkan kakinya ke tanah.

Tidak tahu saja dia, tindakan sok imutnya itu dapat menimbulkan serangan jantung bagi segenap manusia di dimensi ini, terutama para penggemarnya.

"Kalian sudah sarapan, 'kan?" Semi Eita, teman Wakatoshi lainnya, menyusul kembar Ushijima itu dengan langkah lebar, mengabaikan teriakan putus asa--cari perhatian itu--Tendo di belakangnya.

Wakumi mengangguk, "Sudah, Okaa-san."

Suasana hening sejenak.

Tak lama, terdengar suara dentuman dari depan asrama, membuat geger seluruh penghuni--bagi yang belum terbiasa. 

"Kau tadi bilang apa, Wakumi-san?" Semi menerbitkan senyum legendarisnya, yang selalu dihindari para  siswa di Shiratorizawa.

"...kami sudah sarapan, Eita-kun." Dengan kepala tertunduk, Wakumi berhadapan dengan Eita dan senyum tanda bahayanya.

"Bagus."

"Ushijima-senpai!" Seruan terdengar dari sisi kanan asrama, area khusus laki-laki. 

Ketika kau dan saudara kembarmu berada di satu sekolah, dan adik kelasmu terlalu takut untuk memanggil nama kecilmu. Kedua orang yang memiliki marga sama itu secara bersamaan menoleh ke arah sumber suara, menemukan sesosok fan fanatik Wakatoshi yang berponi miring tengah berlari dengan kecepatan cahaya menuju tempat mereka saat ini.

Sayang seribu sayang, rupanya perjalanan sang fans menuju idolanya sangat terjal, melewati bebatuan licin terjal yang selalu menghalanginya.

Tak ayal, pemuda berambut kecoklatan itu tersandung dan terjatuh, wajahnya yang cantik mencium tanah dan tubuhnya menyerah pada gravitasi.

Dia terjatuh, dan tak bisa bangkit lagi.

Tamat.

Lebih tepatnya, tamat sudah riwayat Wakumi dan Tendo yang sedang menertawakan pemuda ini.

Saksikan sendiri kejadian rincinya di chapter depan.




T.B.C.
__________________________________________________

Kok sy ngga srek ya...?

My Toneless Brother || Ushijima x Twins F!Oc [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang