Jujur, aneh banget buat Lino ngeliat Seungmin yang diperlakukan secara posesif sama pacarnya sendiri. Tiap kali Seungmin ambil waktu buat istirahat, pacarnya pasti langsung deketin dia. Bawa air mineral botol dan kayak mijit badan Seungmin. Padahal, Lino bisa liat kalo Seungmin nggak betah dengan perlakuannya.
"Nggak usah diliatin kalo lo terganggu," Changbin dengan keringat yang bercucuran dan bikin semua bajunya basah datang menghampiri Lino, ia duduk dan mengambil sebotol air mineral nggak dingin yang ada. Menenggaknya hingga tersisa setengah. "Gue nggak nyangka deh, kok bisa Seungmin nggak ngakuin pacarnya? Padahal, pacarnya cakep jir. Tuh, mukanya alus, putih, rambutnya agak gondrong juga."
"Babi emang lo ya, liat fisik banget sih."
Changbin tertawa, nafasnya masih tersengal sesekali. Mungkin lelah karena bermain futsal sejak tadi. "Nggak muna sih gue, kalo nyari pacar ya minimal yang nggak bikin malu kalo diajak jalan."
Lino melotot. Ya, memang harus diakui. Pacar Seungmin terlihat sangat cantik untuk ukuran laki-laki. Rambutnya sedikit panjang, diikat dengan gaya ponytail. Wajahnya benar-benar terlihat cantik. Pantas jika Seungmin menyukainya.
"No," panggil Changbin, "Liat temennya Jisung nggak? Itutuh yang mukanya penuh freckles."
Lino mengamati sosok lelaki yang punya rambut blonde dan agak panjang juga. "Dia kayaknya satu ukm dance juga sama gue, Bin. Namanya Felix apa ya."
"Cakep No."
Lino mendengus, "Naksir lo? Tapi setau gue ya, dia juga udah ditaksir sama anak dance. Namanya, Eric."
"Yah anjing, keduluan dong gue."
Lino terbahak, "tapi Felix kayaknya bukan tipe yang doyan berhubungan kearah sana deh, Bin. Dia kalo lagi dideketin Eric cuma ketawa-tawa doang, anggep bercandaan gitu."
"Halah, makin susah." Changbin kembali berdiri, "gue balik main dulu deh. Biar Chan istirahat."
Lino hanya mengangguk ketika posisinya dengan Bangchan bertukar. Lino pun menyodorkan satu botol air mineral untuk Bangchan.
"Gue kira lo sama Seungmin pacaran?" Bangchan yang duduk disebelah Lino mengatur napasnya, setelah berhasil menandaskan setengah dari isi botol air mineralnya.
Lino tertawa, "keliatannya gitu emang?"
Bangchan mengangkat bahunya, "keliatan bangetnya sih kalo lo naksir dia. Makanya, gue agak kaget liat dia bawa pacarnya."
"Gue aja yang bego, Chan." Lino memainkan jemarinya, "Dia bilang sama gue dan Changbin kalo dia single. Ya, gue percaya aja."
"Tapi, No, pas lo udah tau dia punya pacar lo masih naksir?"
Lino terlihat menurunkan bahunya, "buat gue, suka sama orang nggak gampang Chan. Tapi, liat Seungmin yang jago futsal, Seungmin yang jago nyanyi dan jago main gitar bikin gue luluh. Semua yang dia lakuin bikin gue kagum."
"Tapi lo masih ngincer dia?"
Pertanyaan Bangchan membuat Lino terdiam, ia lalu teringat ucapan Seungmin yang mengatakan jika ia ingin putus dari pacarnya.
"Nggak papa No, tapi kalo semisal lo udah nggak kuat dan lo merasa tersakiti, berhenti ya?"
Lino terdiam, Bangchan tersenyum kepadanya sambil mengusak rambut Lino. Sialan. Yang diusakkepala, tapi yang berantakan hati? Aneh.
*** ** ***
Lino sedang berada di toilet karena tiba-tiba saja perutnya terasa sakit. Dan ketika Lino keluar dari bilik toilet, hendak mencuci tangan, ia melihat sosok Hyunjin yang berdiri membelakangi kaca. Ia bersandar pada sisi keramik dibelakangnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
ONLY (2Min/Banginho)
FanfictionSeungmin berhasil bikin Lino percaya lagi soal cinta. Tapi sayangnya, ketika Lino mau berusaha dan berjuang buat mendapatkan Seungmin, Lino justru dibuat patah hati karena ternyata Seungmin sudah punya pacar. Lalu, bagaikan pahlawan, Bangchan datang...