"Ya, jadi untuk pertemuan pertama, bapak nggak akan memberi kalian materi ya. Sebagai gantinya, ayo coba kalian kan belum saling mengenal dengan dekat ya ini. Coba pilih satu atau dua orang dan buat kelompok. Setelah itu, ayo berikan penampilan di depan kelas." Baik Lino maupun Changbin saling bertatap mata. Jujur, ini bukan ekspektasi Lino. Karena, bisa dibilang mata kuliah pertama di hari senin ini memiliki nilai sks yang sangat tinggi.
"Bin, gue sama lo deh ya." Seungmin berucap pelan, Changbin menatap Lino dengan tatapan meminta saran.
"No, keberatan nggak?"
Lino tersentak pelan, kemudian menggeleng. "Gue bebas aja, Bin. Mau sama siapa kek."
Kemudian deheman kecil membuat kelas yang tadinya riuh menjadi sepi. Pak Roland menatap sekeliling, kemudian tatap matanya tertuju pada sebuah gitar yang dibawa oleh Seungmin dan juga Changbin.
"Nah, ada gitar tuh. Kalo bisa yang mau kasih pertunjukkannya nyanyi, harus didampingi sama yang bisa main gitar ya."
Seluruh mahasiswa dan mahasiswi hanya bisa mengangguk kecil, kemudian satu orang menghampiri kami. "Gue sama yang lain boleh gabung disini nggak? Kebetulan dikelompok gue nggak ada yang bisa main gitar."
"Juyeon ya? Boleh boleh gabung aja. Ada berapa orang?" Lino yang mengenal Juyeon ketika ospek pun langsung memberi tanda jika mereka bisa diterima didalam kelompok ini.
"Ada empat, nih, No." Sahut Juyeon. "Kebanyakan nggak ya?"
Changbin berdeham kecil, "kalian berempat, disini ada gue, Seungmin sama Lino. Jadi total bertujuh. Bagi dua aja kali ya? Ada yang berempat ada yang bertiga. Tapi gue sama Seungmin pisah, soalnya yang bisa gitaran cuma kita berdua."
"Boleh tuh." Kali ini Seungkwan yang angkat bicara, "diundinya gimana?"
"Gunting batu kertas aja, pokoknya sampe gue sama Changbin beda kelompok." Sahut Seungmin.
Kemudian mereka bertujuh, pun langsung memainkan gunting, batu dan kertas. Hingga akhirnya terpilihlah kelompok mereka.
Kelompok pertama berisikan, Seungmin, Lino, Juyeon dan Seonghwa. Sementara kelompok kedua berisikan Changbin, Seungkwan dan Jungwoo.
Mereka akhirnya memilih untuk berpisah tempat duduk, membawa gitar masing-masing.
"Kenalan dulu dong! Gue Lino." Lino berucap dengan riang, ia duduk disebelah Seungmin. Sementara Juyeon dan Seonghwa duduk berhadapan dengan mereka.
"Gue Seungmin."
Juyeon maupun Seonghwa mengangguk paham.
"Gue Lee Juyeon."
"Gue Park Seonghwa."
Lino mengangguk-anggukkan kepalanya, kemudian menatap teman sekelompoknya dengan riang. "Jadi, ada request lagu tertentu kah?"
"Lo mau nyanyi lagu apa, No?" Seungmin bertanya langsung pada Lino. Lino yang terkejut hanya bisa mengerjapkan matanya berkali-kali. Dan itu terlihat sangat menggemaskan.
"Gemes banget dah lu, No. Kayak anak kecil kedip-kedip gitu." Sahut Juyeon. Membuat Seungmin dan Seonghwa tersenyum tipis.
"Gue kepikiran lagunya dewa 19 yang Kangen deh." Ujar Lino sambil menunduk malu.
Juyeon dan Seungmin kompak tertawa, "Kangen siapa No? Kangen pacar ya?"
Lino menggeleng, "Nggak ih! Tapi emang enak aja lagunya. Menurut lo gimana Hwa?"
Seonghwa yang ditanya mendadak hanya bisa mengangguk setuju. "Bebas sih gue, lagu kangen nya Dewa 19 juga kan banyak orang yang tau."
Juyeon mengangguk, "oke, final ya? Bisa kan, Seung?"

KAMU SEDANG MEMBACA
ONLY (2Min/Banginho)
Hayran KurguSeungmin berhasil bikin Lino percaya lagi soal cinta. Tapi sayangnya, ketika Lino mau berusaha dan berjuang buat mendapatkan Seungmin, Lino justru dibuat patah hati karena ternyata Seungmin sudah punya pacar. Lalu, bagaikan pahlawan, Bangchan datang...