Bagian sebelas :

302 68 1
                                    

Seharusnya Bangchan sadar, jika keputusannya untuk menyatakan cinta pada Lino beresiko. Lino yang notabenenya pernah jatuh cinta—bahkan kemungkinan besar masih—pada Seungmin. Dan Bangchan mengambil resiko jika ada kemungkinan Lino bisa saja menolaknya.

Terlebih, Lino sejak tadi masih terdiam. Bingung harus melakukan apa selain menundukkan kepalanya.

"No?" Panggilan Bangchan membuat Lino perlahan mengangkat kepalanya. "Kalo omongan gue tadi bikin kepala lo makin berat, nggak usah dipikirin ya?"

"Chan.." Lino kembali memainkan kedua jemarinya, menautkan belah tangan itu menjadi satu. "Lo tau kan kalo gue masih ada perasaan sama Seungmin?"

Bangchan tau. Ia sangat tau. Tapi, mendengar langsung dari bibir Lino kok ya rasanya jauh lebih menyesakkan ya?

"Tau, No."

Lino menundukkan kepalanya lagi, "Jujur, gue takut, gue takut kalo semisal nantinya gue malah nyakitin lo."

"Lo berniat buat nyakitin gue, No?"

"Hah?" Lino mengangkat kepalanya, menatap Bangchan tepat pada iris matanya. "Ya nggak lah!"

Bangchan tersenyum, mengambil jemari kecil Lino untuk digenggamnya. "Gue mau usaha, gue mau bikin lo bahagia. Gue mau bikin lo tau, kalo lo bisa bahagia."

Mata Lino memanas, ia bisa mendengar betapa tulusnya nada suara Bangchan.

"Seandainya nanti lo tetap nggak bisa jatuh cinta sama gue," Lino bisa mendengar helaan napas Bangchan. "Just let me know, oke? Gue nggak akan memaksa lo buat sama gue terus menerus."

Usapan kecil dipunggung tangan Lino membuat hatinya perlahan meleleh. Bagaimana ketika Bangchan menatapnya penuh ketulusan. Ditambah senyuman hangat milik Bangchan yang tanpa sadar ikut membuat perasaan Lino membaik.

"Don't expect too much ya Chan? Gue mau berusaha, tapi please, jangan berharap terlalu banyak."

Bangchan mengangguk, tangannya beralih untuk mengusap pipi halus Lino. "Don't think too much juga ya, No. Take it slow aja, kita punya banyak waktu."

Bangchan benar, mereka punya banyak waktu untuk memulai segalanya. Termasuk untuk melupakan Seungmin. Semoga, Bangchan bisa berhasil untuk hal ini.

"So, the answer is?"

Lino memukul pundak Bangchan, "Kenapa nanya sih! Gue jadi malu!!"

Bangchan terkekeh, "gue anggap jawaban lo iya, ya, No?" Tangan Bangchan menarik lengan Lino dan membawa lelaki itu kedalam pelukannya. "Thanks No, udah mau kasih gue kesempatan."

Lino melingkari pinggang Bangchan, matanya terpejam sambil menghirup aroma maskulin Bangchan yang menguar. "Gue yang makasih karena lo mau usaha buat gue, Chan."

Bangchan melepas pelukannya, kedua tangan besarnya menangkup wajah Lino. Membuat dua pasang mata mereka saling bertemu.

Kemudian, yang bisa dirasakan Lino adalah lembabnya bibir Bangchan yang mengecup dahinya cukup lama. Dan Lino hanya bisa memejamkan matanya sambil tersenyum. Semoga ini bukan keputusan yang salah.

*** ** ***

"Enak No dipeluk sama dikecup itu jidat?" Lino menoleh dan mendapati Changbin sedang berada di dapur kos sambil melipat tangan didepan dada.

Lino mendengus, "si anjing, gue tungguin lo daritadi. Taunya malah modusin Felix beli nasi goreng didepan gang."

Changbin tertawa, "kalo gue nggak pergi sama Felix, lo nggak bakal bisa mesra-mesraan sama Bangchan, No."

ONLY (2Min/Banginho)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang