Bagian delapan :

352 65 0
                                    

"Kalian emangnya udah selesai beberes? Kok bisa bantuin gue?" Lino bertanya setelah kardus terakhir miliknya dibawa oleh Bangchan.

Iya, sesampainya di kos, Bangchan dan Felix menghampiri mereka. Menawarkan bantuan.

"Gue sama Lix besok libur sih, terus besoknya udah selesai praktikum. Jadi kita libur dua hari."

Lino mencebikkan bibirnya. "Ih enak banget? Kok kelas kita nggak gitu ya, Bin?"

"Lo pindah sana jadi anak akuntansi kalo mau kayak gitu."

Lino melempari Changbin dengan gumpalan tisu. "Judes lo jelek! Salting ya?"

"Lino gue sentil ya lo."

Lino tertawa kecil, "mau dong disentil sama abang Changbin."

Felix ikut tertawa ketika Lino tak kunjung berhenti menggoda Changbin.

"Kalian kocak banget deh, kayak emang udah temenan dari lama banget. Bahkan gue aja nggak bisa sedeket itu sama Jisung dan Seungmin, padahal kami kenal dari jaman sekolah."

Lino dan Changbin saling menatap, lalu Lino berdeham kecil. "Jangan salah, Lix, sebelum gue sedeket ini sama Changbin gue pernah hampir adu jotos."

"Betul, soalnya Lino baperan."

"Si anying, maneh yang duluan ya! Lo ngomong kasar depan gue, bikin kesel aja. Daripada lo ribut sama kating mending gue duluan yang ributin lo!"

Changbin tertawa geli, "Abis itu besoknya gue liat nih anak nangis gara-gara ada barang ospek yang ketinggalan sementara rumah dia di Tangerang. Untung gue bawa lebih, jadi yaudah gue kasih ke dia satu."

"Ih Changbin baik banget." Puji Felix dengan tulus, membuat pipi Changbin tanpa sadar memanas. Ia tersipu dengan ucapan Felix.

Lino menatap Bangchan yang sedang menahan kekehannya. "Chan, laper nggak?"

"Laper sih, gue belum sempet beli makan. Lix mau makan?"

Felix mengangguk ribut, "laper banget ih kak!!"

"No, tadi kan kita abis makan kaefsi?"

"Yang makan banyak lo ya, gue cuma makan burger doang. Gue sama Chan beli makan ke warkop depan deh. Lo mau nitip nggak?"

Changbin menggaruk kepalanya, "mau mie nyemek deh No, yang single aja jangan yang double."

"Iye tau, mentang-mentang lo single juga." Sahut Lino.

"Anjing, nggak begitu ya Lino!"

Lino dan Bangchan tertawa, "Lix mau pesen apa? Sekalian minumnya?"

"Gue mau nasi goreng mawut deh kak, yang pedes ya. Minumnya beli es teh jumbo sama air mineral."

"Oke, yuk No?"

Lino mengangguk kecil, "Bin, jangan diberantakin ya barang-barang gue."

"Adek sepupu gue jangan lo godain ya Bin. Awas lo."

Changbin langsung mendengus dan menatap keduanya tajam, "Mendingan lo berdua jadian deh, cocok banget lo kalo ngehujat gue."

Felix tertawa, kemudian mengusir Bangchan dan Lino karena perutnya mulai kelaparan.

Bangchan dan Lino memutuskan untuk berjalan kaki, karena jaraknya tidak begitu jauh.

"Lo tadi pindahan pake apa, Chan?"

"Nyewa mobil online tadi sih, soalnya cuma kardus-kardus gitu. Paling nanti sisa-sisanya kalo butuh diambil."

"Gue kira lo dianter, makanya gue bingung kok tadi ada motor lo juga."

ONLY (2Min/Banginho)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang