Bab 11 - Dissociative Identity Disorder

2.2K 283 3
                                    

"Tuan muda, anda mau pergi kemana?"

"Ke istana menemui Alesya."

"Perlu saya antar?"

"Tidak usah."

"Tuan muda, apa anda tidak butuh di kawal? Takutnya terjadi sesuatu yang tak di inginkan saat di perjalanan," sedari tadi pria berusia 21 tahun itu tak hentinya menanyakan apakah tuannya perlu di antar apa perlu di kawal dan 1000 macam pertanyaan terlontar di mulut pria berusia 21 tahun itu.

Nathan berhenti melangkah, menghembus napas sebelum berbalik menghadap pria yang sedari tadi tidak berhenti nya bertanya seperti seolah khawatir. "Heh, tidak usah Orion. Kamu ini kenapa?" tanya Nathan dengan nada lembut. Dia tidak risih, hanya saja pria bermata almond itu seperti gelisah akan sesuatu dan terus mengikuti nya.

"Tapi... Apa tuan muda tidak bisa untuk pergi ke istana hari ini?..." ucapnya dengan lirih. Tersalip rasa takut, karena takut jika perkataannya malah lebih ke melarang dan memerintah. Padahal Nathan adalah majikannya, tak sepantasnya dia berkata seperti itu.

Nathan mengangkat alisnya, kini kedua tangannya yang bebas, bersedekap dada dan tersenyum tipis ke arah Orion. "Kau kenapa Orion, tidak biasanya" ucap Nathan. Ya dia heran, kenapa Orion tiba-tiba bertanya terus menerus, apakah dia butuh ini butuh itu. Padahal Nathan tidak membutuhkan nya lalu kenapa Orion bersikap demikian? Apa ada alasannya.

Orion terlihat gelagapan, walau sudah menjadi ksatria pendamping laki-laki itu sejak lahir. Dia tidak sama sekali menurunkan rasa hormatnya kepada laki-laki itu yang berstatus majikannya saat ini. Dia masih takut jika perkataannya menyinggung atau terlalu memerintah.

"Yaaa, bukan apa-apa, tuan muda. Tapi, saya takut kaisar—tidak, Baginda lagi-lagi akan mengusir anda seperti waktu itu" ujar Orion mengatakan kegelisahannya yang meliputi hatinya.

Nathan mengerutkan keningnya, dia mencoba mencari memori yang di katakan Orion. Beberapa Minggu kebelakang, dia juga tidak tahu pasti kapan. Seingatnya Nathan pergi ke istana seperti biasa menemui Alesya di siang hari, setelah mendapat izin dua prajurit yang menjaga pintu, barulah dia masuk, namun di koridor, dia langsung di cegat oleh Kaisar yang menatap nya tak suka dan seolah mengatakan dalam artian tatapan itu 'kau mau pergi kemana?' Nathan memberitahu Caesar kalau dia datang untuk menemui Alesya dan apakah gadis itu ada? Tanya nya. Dan yang dia dapatkan jawaban dari Caesar adalah.

"Alesya sedang sakit, dia tidak bisa bertemu denganmu. Sebaiknya kau pergi. Kau datang di waktu yang salah. Selamat tinggal."

Setelah mengatakan itu Caesar berbalik dan meninggalkan nya masih berdiri di sana. Memang Kaisar seperti itu, cara berbicara nya memang sedikit kasar dan terlalu tidak mengenakkan. Tapi karena sudah biasa, dia menjadi biasa dan menganggap kalau itu bukan perintah dia di usir begitu saja. Tapi menyuruhnya untuk kembali karena Alesya sedang sakit, dia mendengar kalimat yang keluar dari mulut kaisar bukan dengan nada dingin tapi dia mendengar seperti kalimat lembut menyuruhnya kembali, saking sudah biasanya.

"Ya wajarlah. Aku tidak tahu waktu dan tidak tahu kalau Alesya sedang sakit, dan aku mengatakan ingin mengajaknya bermain. Ya itu salah ku." itu salahnya karena tidak tahu kalau Alesya sedang sakit. Dia juga tidak di berikan izin sekedar untuk menjenguknya dan melihat keadaan gadis itu.

"Oh ya, Orion waktu itu kau di sana juga, ya?" dia melupakan kalau Orion saat itu mengawalnya. Dia sampai lupa, kalau Orion ada setiap langkahnya saat bertemu dengan Kaisar dan kembali pulang ke kediamannya.

"Baiklah, jika tuan muda tidak ingin saya antar dan tidak ingin saya kawal bahkan dengan prajurit sekalipun" akhirnya Orion memilih menyerah. Dan Nathan mengangguk puas.

Fake Princess [REVISI] [NEW VERSION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang