Bab 9 - Nathan

2.4K 333 9
                                    

Alesya menggambar di atas kertas menggunakan pensil warna, kedua kakinya bergerak naik ke atas dan ke bawah mengikuti irama. 2 bulan sudah berlalu, dia sekarang tinggal di istana bersama Caesar, Daniel dan Tessa. Tidak lagi di mansion tempat seharusnya para selir tinggal, tetapi Caesar tidak mempunyai selir dan takkan mempunyai selir, karena hanya Charlotte satu yang menempati posisi hati di


Dan 2 bulan berlalu, kini Kenneth. Pria yang pernah membawanya dan 9 anak lainnya, menjadi ksatria Alesya untuk seumur hidupnya. Bisa di bilang, Kenneth harus mempertaruhkan nyawanya untuk Alesya jika dalam bahaya sekali pun. Informasi saja, 9 anak lainnya termasuk Tora sudah di pulangkan ke rumah mereka masing-masing. Alesya ikut turut mengantarkan mereka.

Mungkin dari semua anak-anak yang di pulangkan dan bertemu dengan orang tua mereka. Momen Tora dan kedua orang tua nya yang paling di ingat di benaknya. Saat Tora berhadapan dengan kedua orang tuanya yang menyambutnya karena tidak tahu yang mengetuk adalah Tora. Kedua orang tuanya langsung memeluknya saat itu juga dan beribu-ribu maaf terlontar dari mulut keduanya dan betapa senangnya Tora tersenyum lebar sampai gigi-gigi nya kering saking bahagianya.

"Putri. Saya membuat gambar, saya dengan putri yang sedang bergandengan tangan!"

Alesya menoleh, menatap gambaran yang di tunjukkan Kenneth kepadanya dengan senyum merekah. Seorang pria berjubah merah dengan memakai baju besi dan memegang pedang begitu tinggi dan juga seorang anak kecil memakai baju kuning dan mahkota di atasnya dan mereka saling bergandengan. Ya benar, itu dirinya dan Kenneth.

Alesya memincing kan matanya. Ada sebuah manusia lidi, mungkin lebih tepatnya. Yang berada jauh di antara gambar nya Kenneth dan dirinya. Gambar manusia seperti lidi itu ada 3 dan paling kecil, seolah mereka sangat jauh.

"Apa itu? Kau membuat ketombe memiliki tangan dan kaki?" tanya Alesya, berusaha menerka apa, yang sebenarnya pria itu gambarkan juga yang terlihat kecil dan menjauh itu.

Kenneth menatap ke bawah, hasil gambarnya. "Oh ini" Kenneth menunjuk 3 manusia lidi itu dan Alesya mengangguk bertanya. "Ini adalah Baginda Caesar, putra mahkota Tessa dan juga pangeran Daniel" jawabnya.

"Kenapa membuat mereka sangat kecil?" tanya Alesya penasaran.

"Mungkin saya berdosa. Saya membuat mereka menjadi kecil untuk terlihat jauh, supaya mereka tidak mengacau kebersamaan kita, putri!"

Alesya yang mendengar itu tersedak oleh air ludah sendiri. Beraninya Kenneth menggambar Caesar, Tessa dan Daniel di buat menjauh. Untung saja, yang melihat hanya dirinya sendiri dan tak ada orang lain lagi di dalam selain mereka berdua.

"Apa kau se-benci itu pada mereka, Ken?" Alesya memegang dahinya merasa pusing, dengan tingkah Kenneth yang di luar nalar baginya. Kebanyakan akan takut, kepada mereka, apalagi sudah di juluki 3 singa dari kutub selatan. Tapi seperti nya, Kenneth tidak ada takut-takut nya kepada mereka. Tapi bukan dalam arti, dia menentang atau sok kepada Caesar Tessa dan Daniel. Kenneth tetap patuh dalam menjalankan perintah. Hanya saja, mungkin, Kenneth ini sering membuat ketiganya kesal dengan setengah sikap jahil nya dan setengah sopan nya.

"Bukan benci putri. Apa ya?... Tidak suka? Bukan..." Kenneth menggelengkan kepalanya, lalu melirik ke atas, menutup matanya sejenak, berpikir. "... Pokoknya, saya sedikit tidak ingin Baginda, putra mahkota dan pangeran, dekat dengan anda. Mungkin, risih?"

Alesya mengenyitkan keningnya, tangannya menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. Dia tidak mengerti maksud perkataan Kenneth. Entah dia yang terlalu lama mencerna perkataan nya atau memang apa perkataan nya memang sulit di mengerti.

Fake Princess [REVISI] [NEW VERSION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang