Bab 8 - Bagaimana jika dia menjadi Ksatria ku?

2.3K 330 0
                                    

Di meja makan penuh dengan 9 anak yang sedang memakan makanan mereka dengan lahap nya dan mereka akan sesekali berbicara ketika makan dan melontarkan candaan kepada teman-teman nya. Di tambah dengan Alesya menjadi 10 di meja makan itu dan di tambah dengan Kenneth yang duduk di sebelah nya.

Iris biru nya menatap tak yakin dengan sop tahu yang di buat pria itu, yang tersaji di depannya, merasa kalau di dalam nya terdapat ada racun. "Aku tak mau makan" Alesya mendorong sedikit mangkok berisi sop tahu nya dan menggelengkan kepalanya pelan.

Kenneth yang duduk di sebelah kiri Alesya mengerutkan dahinya. "Kenapa, itu kan buatan saya. Anak-anak yang lain juga, mengatakan kalau buatan saya enak" ujarnya. Merasa kalau Alesya tidak menyukai masakan buatannya yang di buat sendiri tanpa bantuan tangan orang lain.

Alesya menghembuskan napas. "Aku takut, kau menaruh racun. Bisa saja bukan? Kau menaruh racun, setelah itu aku pingsan dan kau membawaku ke istana untuk meminta tebusan kepada kaisar, kalau ingin aku di kembalikan?" pikir Alesya. Dia tidak 100% percaya terhadap pria itu, bisa saja pria itu sebenarnya pandai manipulatif.

"Apa saya di mata putri, begitu?" Kenneth menatap Alesya dengan tatapan sendu. Tapi Alesya tidak peduli, pikirnya itu hanya akting semata agar dia memakan makanan yang terhidang di depannya.

"Hei kau! Kak Ken, memasakkan makanan untuk kita dengan susah payah. Makanlah untuk menghormati buatannya. Lagian ini enak!" ujar salah satu anak gadis kira-kira berusia 7 tahun, 2 tahun di atasnya, berada di sebelahnya sembari mengunyah makanannya.

"Aku tidak percaya padanya," ucap Alesya.

Gadis itu mengenyit, di ambillah mangkuk berisi sop tahu milik Alesya. Alesya tak menghentikan nya dia hanya ingin melihat apa yang ingin gadis itu perbuat dengan sop tahu nya. Gadis itu memakan satu tahu putih yang terpotong kecil dan rapi, menggunakan sendok miliknya sendiri.

Alesya menatap heran dan juga panik, takut jika gadis itu kenapa-kenapa. Gadis itu mengunyah tahu nya yang di dalam mulutnya seraya menolehkan pandangannya ke arah Alesya. "Lihat? Apakah aku mati? Tidak. Cepat makan makanan mu, masakan kak Ken tidak akan pernah mengecewakan" gadis itu mendorong mangkuk sop tahu ke arah gadis berambut kuning keemasan yang menatapnya dengan raut wajah yang ragu.

Kenneth tersenyum simpul. "Terima kasih Tora. Mungkin putri waspada padaku, takut aku memberikannya racun di makanan nya, karena tidak mungkin seorang yang penculik anak, bisa di katakan dia baik dan sudah berkata jujur bukan?" Kenneth menggidikan bahunya dengan senyum tipis. Membuat anak-anak yang tadi sibuk makan, perhatian mereka teralih kepada Kenneth dan menatap pria itu dengan tatapan kasihan.

Alesya menoleh ke arah Kenneth yang berubah dan bergilir ke arah anak-anak lain yang menatapnya tak suka, karena telah membuat orang  yang telah menjaga mereka menjadi sedih karena nya.

Alesya menghembuskan napas gusar. Kenapa dia jadi seorang penjahat nya di sini? "Berhenti, mencari simpati orang! Aku bukan orang jahat yang dengan tidak adil nya setelah mendengar penjelasan kebenaran, aku langsung menjebloskan mu ke penjara!"

Seketika yang tadinya memasang ekspresi sedih berubah menjadi menarik senyum lebar dan tawa yang mengudara. Alesya tahu, kalau pria itu hanya berakting saja. Hah, bagaimana dia bisa percaya pria ini.

"Hahaha, putri terlalu serius setiap menanggapi kata-kata saya!" Kenneth memegang perutnya yang sakit, akibat tertawa karena melihat ekspresi gadis berusia 5 tahun itu tampilkan.

"Putri tidak bisa di ajak bercanda, ya?" Kenneth menetralkan tawa nya dan menarik senyum simpul.

"Apakah raut wajah ku ini terlihat ingin di bercanda kan?" Alesya menunjuk wajahnya yang terlihat datar dan juga malas. "Berhenti dengan tingkah konyol mu,bKen? Aku bisa frustasi mendengar nya. Kau tidak mau kan, seorang putri Alison masuk ke rumah sakit di mana orang-orang yang terkena mental dan jiwa, malah menjadi salah satu dari mereka?"

Fake Princess [REVISI] [NEW VERSION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang