Bab 4 - Daniel

4.2K 551 7
                                    

Sebuah berita dari mulut ke mulut, menjadi pembicaraan di seluruh Allison. Mengenai seorang gadis kecil berusia 5 tahun, melukis setangkai bunga sederhana, namun sangat indah. Tidak mungkin gadis berumur 5 tahun bisa melakukan hal itu, seharusnya gadis sekecil itu hanya tahu main, makan dan tidur saja. Dan ada rumor mengatakan, kalau gadis itu tidak bisa apa-apa selain mempunyai otak yang bodoh, tidak seperti kedua kakak nya yang memiliki otak yang pintar.

Seperti nya rumor itu tidak benar, mengenai putri Alesya, nyata nya dia berbakat dalam melukis di usianya.

Ketika semua orang membicarakannya. Sang empu, sedang menikmati secangkir cokelat panas dengan beberapa cookies di atas piring. Tangannya mencelupkan satu cookies kecil ke dalam cokelat panas dan langsung memakannya.

"Enaakk!!~"

"Putri, apakah putri memiliki rencana pergi ke luar?"

Alesya menyeruput cokelat panas sebelum menjawab pertanyaan dari Chloe. "Keluar ya? Aku belum punya rencana.... Tapi aku akan membuat daftar aku harus pergi ke mana nanti."

"Ya begitu putri, putri harus sering keluar, jangan terus berdiam di kamar" ujar Chloe.

Alesya mengenyitkan dahinya dan mengerucutkan bibirnya. "Yaa... Tapi itu hobi ku" terlalu nyaman di kamar sampai tidak ingin pergi ke dunia luar, mungkin itu bahasa nya.

Chloe terkekeh geli. "Mana bisa di sebut hobi seperti itu, hihi."

Tok tok tok.

Aleysa dan Chloe serempak menoleh ke arah pintu. Pagi begini pukul 7, ada yang bertamu. "Apa itu pelayan, Chloe?" Chloe mengangkat kedua bahunya tidak tahu. Chloe melangkah menuju pintu dan membuka daun pintu.

"Ada apa, pagi begi—pangeran?!" Chloe terkejut, yang mengetuk pintu ternyata bukan pelayan melainkan pangeran Daniel. "P-pangeran!"

"Minggir" Daniel mendorong tubuh Chloe ke samping untuk agar menghalangi jalannya masuk. "Wah, wah, wah... Siapa ini, yang sedang di bicarakan di seluruh Allison, sedang meminum cokelat panas dan memakan  cookies dengan enaknya?"

Alesya menautkan kedua alisnya. Tidak mengerti maksud perkataan Daniel, dan apa tujuannya masuk ke kamarnya. "Maaf, pangeran. Maksud anda, apa ya?" jujur, Alesyia tak paham dengan 'seluruh Allison sedang membicarakan nya'. Ada apa dengannya.

Apa aku melakukan kesalahan. Aku rasa tidak...

"Alesya, seorang gadis berusia 5 tahun, melukis sebuah bunga yang sederhana namun hasilnya sangat indah. Padahal gadis itu terbilang masih kecil, namun sungguh berbakat?"

Alesya terkejut. Bagaimana lukisannya yang sederhana, bisa sampai jadi perbincangan di seluruh Allison. Apa yang sebenarnya di lakukan Alesya asli selama hidupnya. 

"S-saya?"

"Ya. Kau, siapa lagi selain nama Alesya?" Daniel bersedekap dada, menatap Alesya dengan tatapan remeh. "Jadi itu, lukisan mu? Kenapa aku tidak percaya, ya?" ucapnya dengan senyum menyungging.

Alesya mengepalkan tangannya di bawah meja. Dia ingin menonjok wajah pangeran itu. Heh! Memang nya kau bisa apa?! Palingan cuman menggambar gunung dan sawah saja.

"Itu benar lukisan saya. Saya yang melukis nya dengan tangan saya sendiri" ucap Alesya dengan wajah menahan emosi, dan tersenyum lebar.

"Aku tidak percaya!" sarkas nya. Alesya mengelus dada nya, dalam hati dia menyumpah serapah Daniel, dia ingin sekali melakukan ini di depan wajah laki-laki itu. Namun niatnya ter-urung, mengingat usia nya yang masih muda, sayang dia mati muda.

"Saya sebagai saksi! Melihat putri melukis bunga itu sendiri tanpa bantuan siapa-siapa, dan bahkan tanpa manipulasi apapun!" Chloe bersuara dengan tegas. Alesyia terharu dengan Chloe yang membela nya, bahkan perempuan itu tidak takut dengan menggunakan suara lantang ketika berbicara dengan seorang pangeran.

Fake Princess [REVISI] [NEW VERSION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang