Bab 16 - Boneka Sihir

1.2K 140 1
                                    

Keesokan harinya. Alesya seperti biasa, memakan cookies dengan segelas susu cokelat hangat yang di buat oleh Chloe, dengan mencelupkan cookies ke dalam susu cokelat dan memasukkan ke dalam mulut, maka cookies yang basah karena terkena susu cokelat akan membuat cookies tersebut meleleh di mulut nya.

Ini merupakan kesukaan baru Alesya di kehidupan kedua nya ini, Biasanya dia tidak terlalu menyukai makanan manis seperti cookies, cokelat, permen dan lain-lain. Tapi mungkin karena berada di tubuh berbeda dan usia yang berbeda, membuatnya menjadi menyukai makanan manis dan sering memakan nya seperti sekarang.

Definisi Alesya terhadap makanan atau minuman, ketika merasakan makanan atau minuman yang dia rasa itu ena., Maka kepala Alesya otomatis akan bergoyang ke kanan ke kiri, menandakan kalau dia suka dengan makanan dan minuman tersebut.

Tapi jika makanan atau minuman di rasa tidak enak di mulut nya atau kurang cocok, maka Alesya akan mengenyitkan kening nya dan menggelengkan kepala nya lalu memasang wajah tidak berminat kepada makanan atau minuman nya lagi.

Alesya melirik ke arah pintu yang di ketuk dua kali. Alesya segera turun dari sofa dan berjalan ke arah pintu untuk membuka pintu nya. Pintu terbuka dan menampilkan laki-laki berambut putih dengan senyum yang tercetak jelas menghiasi wajah nya.

Alesya menyipitkan mata nya, seolah dia sedang mencari tahu siapa yang kini di hadapannya dengan mata menyelidiknya.
"Zariel?..."

Zariel tersenyum menanggapi Alesya yang memanggil nya. Alesya menghembuskan napas lega, syukurlah Zariel sudah kembali ke tubuh nya dan tidak di alihkan lagi oleh Zen. Tapi apakah benar yang di hadapannya Zariel? Bisa saja Zen menipu nya dengan seolah-olah berpenampilan dan berperilaku mirip seperti Zariel.

"Kau Zariel, kan?..." tanya Alesya memastikan kembali dengan mata menatap tajam, menatap dari atas kepala sampai ujung kaki laki-laki itu.

Zariel menghembuskan napas panjang dan mengangguk. "Ya, aku Zariel. Zariel Nova De Launcher. Dan biar aku tebak, nama mu pasti Alesya Blossom De Allison, benar kan?" Zariel tersenyum menggoda Alesya.

Alesya mengenyitkan kening nya. Yang biasanya menyebalkan seperti ini kepadanya, memang Zariel dan di pastikan memang betul Zariel yang berada di hadapannya, bukan lagi Zen.

"Tentu saja, nama ku Alesya. Memang nya aku memiliki nama lain selain itu, hah?!" Alesya berkacak pinggang dengan mata menatap kesal ke arah Zariel.

Zariel sontak terkejut lalu meringis dan mengusap leher belakang nya, dia salah dengan mengatakan hal serupa seperti Alesya yang menanyakan nama nya tiba-tiba. "Ya, memang tidak ada... Lagi pula, kenapa kamu menanyakan nama ku? Kalau kau tahu nama ku adalah Zariel Nova De Launcher?"

Alesya masih menatap Zariel dengan tajam, seolah menunggu penjelasan dari laki-laki yang menjulang tinggi di hadapannya mengenai kemarin. Tetapi, tidak ada satupun kata yang keluar dari mulut laki-laki itu, Zariel hanya menatap bingung kepadanya.

Alesya menghembuskan napas panjang lalu berbalik memunggungi Zariel. "Kau akan masuk, atau kau lebih suka berdiri di luar?" Alesya menoleh sedikit dan melirik Zariel.

Zariel mengangguk dan buru-buru mengikuti langkah Alesya yang masuk ke dalam kamar nya, lalu Zariel menutup pintu di belakang nya dan tersenyum. "Tentu saja aku akan masuk, tidak mungkin aku berdiri di luar."

Alesya berjalan menuju sofa lalu duduk. Zariel menatap Alesya yang terduduk di sofa dengan wajah menekuk dagu dengan raut wajah seolah kecewa akan sesuatu. Zariel berjalan ke arah Alesya dan berjongkok di samping gadis itu dan menatap lekat wajah Alesya yang memiliki kulit seputih susu dan memiliki pipi yang menggembung imut.

"Ada apa? Apakah kedatangan ku merusak suasana hati mu? Apakah sebaiknya aku tidak datang dan pergi sekarang? Katakan Alesya."

Alesya mendesah pelan dan menatap laki-laki yang berjongkok di samping nya. "Jujur pada ku, Zariel."

Fake Princess [REVISI] [NEW VERSION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang