‼️WAJIB FOLLOW SEBELUM BACA‼️
"Percuma punya keluarga lengkap, bila di dalamnya hanya terdapat luka, tidak ada gunanya."
---
"Bahagiaku sederhana, hanya dengan memilikimu saja itu sangat bahagia."
- Rafka Fiano Nugraha -
---
"Di genggam oleh dirinya...
Satu bulan berlalu begitu cepat, kini hari sabtu. Dan ya, malam minggu.
Hubungan calon sepasang kekasih itu masih saja stuck. Ya, hubungan antara Azira dan Rafka. Mereka berdua belum menjalin hubungan ke jenjang pdkt, mungkin sebentar lagi. Mungkin juga malam ini.
Rafka sudah bersiap diri untuk mengajak Azira jalan, malam mingguan. Style remaja itu sangat simple, namun berkesan. Pasti semua orang akan mengalihkan atensinya pada Rafka.
Pakaian serba hitam. Hoodie hitam, celana jeans panjang berwarna hitam, dan jangan lupakan dengan rambut hitam yang sedikit basah dan acak-acakan. Dan juga, motor miliknya yang berwarna hitam.
Tidak lupa juga ia membawa hoodie putih miliknya. Ya buat siapa lagi jika bukan untuk Azira. Sengaja? Memang, nyatanya begitu.
Rafka melajukan motornya dengan kecepatan rata-rata. Ia sedikit malas untuk ngebut. Ah tidak, bukan karena itu. Tapi ia mengingat pesan Azira selama satu bulan penuh ini, gadis itu melarang Rafka untuk melajukan motornya dengan kecepatan tinggi. Takut terjadi apa-apa.
Tak terasa, motor Rafka sudah sampai di depan rumah Azira. Di pekarangan rumah Azira, kini ada mobil dan motor sport.
Rafka berfikir keras, ada siapa di rumah Azira? Apa ada tamu? Ya sudahlah, ia kesini berniat untuk membawa Azira pergi, bukan untuk berfikir keras tentang hal tak penting itu.
Remaja itu berjalan santai memasuki pekarangan rumah Azira, hingga pada akhirnya menekan bel yang ada di samping pintu masuk.
Ting tong!
Pintu rumah terbuka, menampilkan sosok lelaki berperawakan tinggi dengan paras yang sangat tampan.
"Siapa?"
"Rafka."
"Ngapain?"
"Ajak Zira jalan. Zira-nya ada?"
Siapa yang bakal menang kalau keduanya adu dingin seperti ini?
"Siapa yang datang malam-malam seperti ini, El?" tanya wanita paruh baya yang tak lain adalah Amira. Wanita itu menghampiri mereka, karena merasa sedari tadi tidak balik lagi.