1

228 128 201
                                    

The Na


Bahkan belum tepat jam menunjukkan pukul 9 pagi, para siswa siswi organisasi sudah memasuki kelas satu persatu untuk pemeriksaan bulanan.

Thena dengan malas menyaksikan bagaimana orang orang didepan kelasnya berlaga angkuh dan berkuasa.

"Athena, apa kau tidak jera dengan hukuman yang diberikan sekolah padamu?!"

Mendengar namanya disebut, Thena mengangkat kepala mendapati salah satu orang didepan sana menenteng rokok miliknya. Thena hanya memutar mata malas sebagai jawaban.

"kau seorang perempuan yang tidak tahu etika, apa orang tuamu tidak mengajarkanmu?!" ucap salah satu siswi yang berdiri didepan kelas, tak lain adalah orang yang menenteng rokok Athena.

"ucapkan sekali lagi" dengan ucap dingin Thena, dan mata tertuju pada siswi yang membawa nama keluarganya.

Hanya dengan mendengar ucapan dingin Thena, semua orang dikelas itu mendadak diam seribu bahasa. Bahkan tidak berani untuk menoleh pada sumber suara.

"kau! kau merupakan orang yang tidak diajarkan oleh orang tua! maka dari itu kau menjadi tidak beraturan!"

Brak

Tendangan meja yang Thena lakukan menimbulkan suara keras sehingga seluruh kelasnya ketakutan.

Thena menghampiri siswi tersebut, tanpa aba aba Thena mencekik leher siswi itu hingga terjatuh.

"a-apa yang k-au la-lakukan" siswi itu terkejut bukan main saat Thena mencekiknya hingga ia kesulitan bernapas.

Jeffry juga tak kalah terkejut saat mendapati Thena yang menyerang rekannya secara tiba tiba. Jeffry merupakan seorang anggota organisasi pula pada sekolahnya.

"Thena hentikan! apa yang kau lakukan" ucap jeffry seraya memisahkan Thena dengan emosinya yang memuncak.

Dengan segera jeffry membawa Thena keruang kepala sekolah untuk menyelesaikan malasah ini. Orang orang yang berada dikelas terkejut bukan main atas tindakan yang Thena lakukan, mereka tidak menyangka hanya dengan hal seperti ini Thena hampir melukai seseorang.

Thena sudah sering kali mendapat peringatan dari sekolah, tetapi itu tak membuatnya jera. Mungkin ini yang membuat para siswa siswi organisasi geram padanya, tetapi ada satu fakta yang bahkan mereka semua tidak tahu tentang siapa itu Athena sebenarnya.

---

"duduk!" ucap Jeffry kesal

"diam! aku tidak suka diperintah!" jawab Thena dengan suara yang meninggi

cklk

Keduanya menoleh saat pintu terbuka dan menampilkan seseorang yang tidak lain adalah kepala sekolah.

"apa yang kau lakukan kali ini Thena" ujar kepala sekolah seraya mendudukan dirinya pada kursi didepan Jeffry dan Thena

Mendengar itu Thena mengalihkan pandangannya dan menjawab, "bukan urusan mu"

Jeffry yang duduk disebelah Thena pun kesal bukan main, dari dulu Thena tidak berubah. Seberapa peduli ia pada adiknya ini tetap saja, Thena tidak akan mendengarkannya.

"katakan! bahkan kau hampir membunuh seseorang saat berada di sekolah!" ucap Jeffry dengan amarah yang memuncak.

Mengerti dengan masalah keduanya, kepala sekolah itu pun langsung menghubungi seseorang melalui ponselnya.

"apa kau bisa berhenti berbicara?! aku benar benar akan membunuh mu" Thena terpancing emosi saat Jeffry berkata kasar seperti itu.

"sudah, kalian berdua berisik sekali" kepala sekolah itu terganggu dengan suara keras yang ada didalam ruangannya.

Dengan begitu, terjadi keheningan beberapa saat. Jeffry yang mulai mengendalikan emosinya, dan Thena tetap dengan pandangan membunuhnya.

Atensi mereka tertuju pada laki laki yang baru saja memasuki ruangan kepala sekolah, ia merupakan ketua kelas Thena yang menghantarkan rokok Thena.

"maaf sebelumnya, guru kesiswaan yang memerintahkan saya untuk menyerahkan ini pada kepala sekolah" Guan yang memberikan satu kotak marlboro pada kepala sekolah.

"baiklah, terimakasih"

Tidak lama kepergian Guan, seseorang dengan pakaian polisi lengkap memasuki ruangan kepala sekolah. Thena yang melihat itu hanya memutar mata malas.

"apa yang kau lakukan kali ini Thena?" tanya Kana, polisi tersebut.

"apa peduli mu" kali ini tatapan membunuh itu Thena utarakan pada Kana.

"ia hampir membunuh seseorang dengan mencekiknya!" jawab jeffry.

Mendengar itu Kana berjalan kearah puntu dan segera mengunci ruangan kepala sekolah, hanya ada kepala sekolah, Kana, Jeffry, dan Thena didalamnya.

Dengan serius Kana menghampiri Thena yang duduk disebelah Jeffry.

"dengar ini Thena, kau yang melakukannya bukan?"

"apa maksud mu?" dengan mengerutkan dahi, Thena tidak mengerti arah pembicaraan yang Kana katakan.

"pembunuhan itu"

Mendengar itu sontak ketiga orang didalam ruangan saat ini lebih serius menanggapi Thena.

Beberapa hari ini lingkungan didekat sekolahnya dikejutkan dangan berita pembunuhan berantai, hampir satu minggu ditemukan 4 mayat berbeda hari. Bahkan saat polisi masih berada di TKP, pembunuh itu tetap memiliki celah dengan membunuh korban lainnya dilain tempat.

"bukan" mengerti apa maksud Kana, Thena menanggapinya dengan senyum licik.

"dengar Thena, aku bahkan hafal dengan cara membunuh mu! sebab kau selalu meninggalkan goresan A pada kening korbanmu"

Thena tertawa saat mendengar penjelasan Kana didepannya, memperhatikan betapa lucunya orang orang disekeliling ini masih melindunginya.

Thena mengangkat kepala seraya mendekatkan pandangannya pada Kana

"kau bahkan tahu itu, tangkap saja aku" Thena yang menyerahkan kedua tangan meminta untuk memborgolnya.

Dengan tingkah yang terlihat gusar, Kana menarik nafasnya dengan panjang.

"bagaimana kau melakukan itu?! bahkan tidak ada bukti yang bisa menguatkan siapa pembunuh itu!"

Thana hanya memberikan senyum dinginnya sebagai jawaban.

"apa yang kau inginkan sebenarnya Thena?" mengerutkan dahi kepala sekolahnya tidak habis pikir atas ulah Thena.

Mengalihkan pandangannya pada sudut ruangan, Thena enggan melihat wajah orang orang yang ada pada ruangan ini.

"berhenti melindungi ku" ucap Thena dingin, dan melangkah keluar ruangan.

"kami peduli dengan mu, apa yang membuat mu menjadi seperti ini?! kau sudah diluar batasmu!" Jeffry menahan Thena untuk tidak keluar dari ruangan sebelum menyelesaikan permasalahan ini.

Langkah Thena terhenti saat mendengar Jeffry berbicara soal kepedulian, Thena muak dengan itu semua.

Thena berbalik dan mendapati Jeffry yang kini juga sudah berdiri dari tempat duduknya.

"berhenti untuk peduli dengan ku, atau aku akan membunuh mu"

"kau masih memiliki ku sebagai kakak mu" lirih jeffry pada Thena.

"apa kau tahu? orang tua kita membangun semua apa yang kita butuhkan agar kita tidak merasakan kesulitan berada dilingkungan lain" sambung jeffry.

Mendengar itu Thena tertawa renyah, "orang tua mu yang membuat ku menjadi seperti ini, dan semua yang mereka bangun semata-mata hanya un-tuk-mu!" kekesalan Thena sudah tidak dapat ditahan, Jeffry mengingatkannya pada kejadian kejadian buruk yang membuatnya hingga seperti ini.

A

ATHENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang