12

9 3 5
                                    

The Na

Percakapan terakhir mereka hanya sampai pada ucapan Thena. Setelah itu Jean dan Jevan memutuskan untuk keluar dari kamar Thena seraya memberikan sedikit waktu untuk Thena menenangkan pikirannya.

Thena bilang mungkin ia akan keluar untuk mencari kesenangan seraya melupakan ingatan yang seharusnya tidak datang kembali padanya.

"Kali ini berapa orang yang akan menjadi korbannya?"

"Entahlah, kasus kematian orang itu bahkan belum ditutup." ucap Jean, dan Jevan hanya mengangguk setelah mendengar apa yang Jean katakan.

Jean tahu betul maksud Thena untuk mencari ketenangan, sama dengan mencari korban.

Melihat Thena seperti ini, Jean yakin Thena akan membabi buta. Semua yang berkaitan dengan ingatan ingatan masa lalunya, Thena tidak segan segan dalam menyelesaikannya.

Jean ingat betul bagaimana Thena membunuh kedua orang tuanya dengan sadis, menjadikan Thena tak mengenal belas kasihan kepada orang yang dibunuhnya.

"Thena, apa kau yakin?"

Thena yang mendengar itu kembali terpancing emosi.

Saat Jevan melihat Thena akan marah kembali, Jevan dengan cepat mengendalikan amarah Thena dengan menenangkannya.

"Kalian bahkan paham bagaimana mereka memperlakukanku! itu adalah pertanyaan yang seharusnya tidak kau katakan." ujar Thena masih dengan emosi yang menyelimutinya.

Jean dan Jevan melihat Thena dengan pandangan berarti, malam ini semua menjadi satu pada Thena.

Thena tumbuh dengan rasa dendam, bagaimana masa kecilnya tidak mendapatkan apa yang seharusnya ia dapatkan. Masa kecil yang kerap dihantui dengan rasa takut, berakhir pada ayah kandung yang mencoba membunuhnya.

Beralih pada masa anak anaknya, Thena yang diperlakukan tidak semestinya. Terlepas dari masa kecil yang sulit, Thena berharap masa anak anaknya menjadi lebih baik. Tetapi, itu semua salah, Thena yang diperdaya oleh orang yang mengangkatnya. Thena yang dijadikan alat oleh mereka yang hingga saat ini tidak bertanggung jawab atasnya.

Bagi Thena tidak ada tujuan pasti untuk hidup yang sebenarnya, selain membalaskan semua yang mereka lakukan padanya.

"Casino itu, orang tuamu ada pada casino itu," ucap Jean seraya menunjukkan sebuah casino yang berada tepat disebrang mereka.

Thena berdecih saat apa yang dikatakan Jean terdengar olehnya, "Mereka bahkan tidak berubah sejak dulu."

Jevan setia mengamati bagaimana orang yang keluar masuk pada casino di sebrangnya, malam ini casino itu terlihat cukup ramai. "Berhati hati, mungkin akan banyak orang didalam sana,"

"Tak apa jika kita membunuh semuanya." desis Jean santai seraya memasukan beberapa pistol kedalam kantong jaketnya.

Thena pun tak lepas dari pandangannya, takut kedua orang tuanya lolos dari casino itu malam ini.

Mereka bertiga mulai keluar dari mobil dan memasuki casino itu. Namun, mereka tertahan saat salah satu penjaga pintu casino tersebut menghadangnya.

"Maaf, tidak sembarang orang yang dapat masuk."

Jevan berdecih saat mendengar apa yang penjaga itu katkan, perlahan Jevan mendekat ke arah telinga penjaga itu dan membisikkan sesuatu.

"Jevan Nakamoto"

Mendengar itu sontak penjaga didepannya membungkuk hormat, pasalnya mafia dengan nama Nakamoto merupakan mafia paling berkuasa. Semua orang bahkan sudah mengetahui hal ini, mulai dari keluarga hingga anggota anggota mafia dibawah naungan Nakamoto dihormati, bahkan jika hanya menyebut Nakamoto.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 30, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ATHENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang