2

150 124 142
                                    

The Na


Lelah dengan permasalahan itu, Thena memutuskan untuk pergi ke rooftop sekolahnya. Ini bukan pertama kalinya Thena melanggar aturan sekolah, ini sudah kesekian kalinya. Orang orang pun sudah mengerti dan membiarkan Thena, berbeda dengan anak anak organisasi yang masih terus berusaha membuat Thena jera.

Rooftop akan tetap menjadi tempat ternyaman Thena disekolah. setelah mendudukan dirinya pada sebuah sofa panjang bekas itu, Thena mengeluarkan satu kotak rokok yang berada di saku bajunya. Thena tidak bodoh, ia tahu pasti anak anak itu akan mengambil rokok yang ada di tasnya, maka dari itu Thena selalu menyimpan cadangannya pada saku baju.

Belum habis rokok yang Thena isap, tiba tiba Guan duduk disebelahnya.

"apa kepala sekolah mengembalikan rokok mu?" tanya Guan melihat Thena yang mendapati rokoknya kembali.

"bukan urusan mu" Thena tanpa mengalihkan pandangannya pada gedung gedung yang terdapat didepannya.

"itu akan menyakiti mu, apa kau sadar? sudah berapa kotak marlboro yang tesita pada meja kesiswaan?"

Thena menatap Guan jengah, "itu karena mereka yang terlalu ikut campur urusan ku"

Guan tertawa karena Thena mau menjawabnya. Guan pikir Thena akan seperti dikelas, tidak banyak berbicara dan jika ada yang mengajaknya berbicara ia akan langsung meninggalkan orang itu tanpa menjawabnya.

"kau sering sekali tidak masuk sekolah"

"apa kau sakit?"

"atau hanya tidak ingin ke sekolah?"

"jangan seperti itu, kau bisa dikeluarkan dari sekolah"

Mendengar itu Thena berdecak, mendengar rentetan pertanyaan dari Guan "kau terlalu banyak berbicara"

Guan meminta maaf pada Thena setelah mendengar jawabannya, Guan berpikir ia sudah terlalu menyinggung Thena.

Setelah hening beberapa menit, akhirnya Guan mengatakan sesuatu.

"aku ingin berteman denganmu"

Thena yang mendengar itu lantas tertawa, lalu menjatuhkan sisa rokoknya untuk ia matikan dengan menginjaknya.

"aku tidak butuh teman"

"tetapi aku tetap ingin menjadi teman mu"

Menoleh pada Guan, Thena mendekatkan mulutnya pada telinga Guan dan berkata, "aku tidak peduli"

Thena pergi begitu saja meninggalkan Guan yang masih setia pada tempat duduknya.

Mendengar jawaban itu yang Guan bisa lakukan hanyalah diam. Ini bukan kali pertama Guan mengatakan ingin berteman pada Thena, dan jawabannya pun selalu sama, Thena tidak menginginkan seorang teman.

---

Bugh

Thena terkejut saat seseorang tiba tiba menariknya secara paksa. Secara tangkas pula ia menendang tepat dibagian dada orang tersebut sehingga membuatnya tersungkur.

"a-ahk ini aku, jeffry"

Mendengar suara itu Thena mengerutkan dahi, "apa yang kau lakukan bodoh"

"mari bicara" dengan nada pelan Jeffry berdiri meski masih merasakan sakit dibagian dadanya.

"aku tidak memiliki waktu untuk orang orang seperti mu"

ATHENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang