5

109 104 111
                                    

The Na

Pagi ini cukup buruk, Thena terlambat ke sekolah. Karena masih harus membersihkan aroma amis yang masih tertinggal pada ruang kerjanya, Thena berkali kali meruntuki Jean sebab ia tidak benar dalam hal membersihkan sisa orang jelek itu.

"hei! apa kau bisa membuka gerbang ini!" teriak Thena pada penjaga gerbang sekolah.

Sebenarnya jika terlambat Thena biasa memutuskan untuk memanjat sekat beton tinggi dibelakang sekolah, tetapi hari ini ia terlalu malas dan memutuskan untuk lebih memilih menggunakan jalur utama.

Mendengar teriakan gadis dengan surai panjang kecokelatan, penjaga gerbang itu pun menghampirinya, "kau bahkan sudah tertambat 2 jam Thena"

"aku tidak peduli, apa kau tuli? bukakan gerbang ini"

"kepala sekolah memanggil mu" seraya membukakan gerbang, penjaga itu menyampaikan pesan dari seorang anak organisasi sekolahnya.

Memasuki pagar tanpa mempedulikan penjanga itu, "kalian terlalu banyak berbicara"

Thena berjalan menuju ruangan kepala sekolah, mengurungkan niat awal yang langsung memasuki kelasnya. Thena masih terlalu malas mengikuti pelajaran hari ini.

Membuka pintu ruangan, terlihat kepala sekolah sedang sibuk dengan beberapa dokumen didepannya.

Mengalihkan pandangan dari semula pada dokumen menjadi ke sosok gadis dingin didepannya, "ku pikir kau tidak mau menemui ku Thena"

Tanpa mempedulikan siapa yang berkata, Thena menduduki dirinya pada kursi didepan kepala sekolah.

"cepat katakan! aku tidak suka dengan orang yang terlalu banyak berbicara" ucap Thena.

"kembalilah ke rumah Thena, paman berjanji tidak akan mengulangi kesalahan paman pada mu" lirih kepala sekolah pada Thena.

Thena tertawa saat mendengar apa yang pamannya ini bicarakan, "apa kau sedang menyesal saat ini, Tama?"

Menghela napas, Tama mengerti atas kesalahan yang telah ia perbuat dahulu. "ya, sungguh"

"berhentilah untuk menyakiti seseorang Thena"

Mendengar itu Thena mengerutkan dahi, "siapa yang kau bicarakan saat ini?"

Sekian detik kemudian Thena dibuat tertawa karena paham dengan apa yang pamannya katakan ini.

"Jeffry bukan? kau membicarakannya hahahahaha"

"Jeffry tak sepenuhnya bersalah Thena, jika kau terus terusan seperti ini, kau benar benar akan membunuhnya"

Dengan tatapan tajam membunuh, penglihatan Thena tak lepas pada pamannya, "kau yang menyerahkan ku pada keluarga mereka! dan saat ini kau mengatakan bahwa ia tak sepenuhnya bersalah, setelah apa yang keluarga mereka lakukan pada ku?!"

Melihat Thena yang sudah dibuat emosi oleh topiknya kali ini, Tama pun berusaha menenangkan Thena.

"tenangkan diri mu Thena, bukan seperti itu maksud ku"

"aku tidak peduli apa maksud mu! jika kau masih benar benar membelanya, aku tidak akan segan untuk membunuh kedua orang tuanya saat ini juga"

Thena langsung melangkahkan kedua kakinya untuk keluar dari ruangan itu. Dengan emosi yang masih memenuhinya, Thena tidak peduli dengan tatapan orang orang padanya saat membanting pintu ruangan kepala sekolah.

Semua orang benar benar memperhatikan Thena saat ini karena memang sudah jam istirahat, itu sebabnya semua orang berada diluar kelas.

Melihat tidak ada satu pun oramg dikelasnya, Thena dengan cepat menduduki dirinya pada tempat duduknya dan menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi.

ATHENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang