GAVAN 06

11 3 0
                                    

Happy reading




Siang ini kantin SMA Trisakti tidak terlalu, ramai seperti biasa. Hanya ada beberapa siswa yang berada di sana, salah satunya Vanya dan Senja. Mereka duduk disalah satu bangu kantin, tidak ada yang berbeda Vanya yang tidak banyak omong dan Senja yang biasanya bawel kini hanya sedikit bicara. Karena fokus mengamati Vanya yg sedari tadi menatap gelang yang dipakai.

"Yaelah Van ga usah diliatin terus kali, engga akan ilang juga tuh gelang" Ucap Senja yang tak ditanggapi Vanya.

"Ck! Lo kenapa sih?, kesambet baru tau rasa lo" Ahh nampaknya Senja sudah mulai kesal. "Ohh ya semalem lo juga kemana? Lo belum cerita kenapa bisa pulang jam tiga" Tanya Senja.

"Gue nolongin orang" Jawab Vanya singkat.

"Nolongin orang doang sampe pulang jam tiga yang bener aja lo Van"

"Ck! Gue nolongin orang sekitar jam tujhu habis dari rumah tante gue, gue nganter dia ke klink nunggu dia sadar sampe. Gue pikir dia orang sini ternyata orang jakarta, ya udah gue anter dia ke terminal nunggu bus sampe hampir jam dua. Terus gue pulang bawa motor pelan-pelan jadinya jam tigaan baru sampe rumah." Jawab Vanya, menceritakan kenapa dia bisa pulang saat hampir pagi.

"Ohh gitu, terus cewe apa cowo yang lo tolong? Terus apa hubungannya sama gelang yang lo pake?" Tanya Senja, sudah seperti seorang detektif sedang melakukan introgasi pada tersangka.

"Cowok, dikasih sama orang yang gue tolong"

"APA?!! Beneran dikasih? Ganteng gak yang lo tolong?"

"Hm" Vanya hanya mengeluarkan suara deheman untuk menjawab pertanyaan Senja, moodnya dua hari ini sangat-sangat buruk. Bisa tiba-tiba menjadi mode singa.

"Wah bis-"

"Van gue mau ngomong" Suara Galang memotong ucapan Senja.

"Ga penting" Jawab Vanya langsung pergi dari kantin, melihat itu Galang berusaha mengejar.

Raga yang tadi ikut bersama Galang hanya melihat adegan itu kebingungan.

"Beb kita ikutin, aku takut Vanya kenapa-kenapa" Mau tak mau Raga mengikuti keinginan pacar tersayangnya.


****



Di taman belakang sekolah kini Vanya berdiri berhadapan dengan Galang, tadi Galang berhasil mengejarnya kemudian menyeret dibawa ke taman belakang sekolah. Disana juga ada Senja dan Raga mengamati dari balik tembok, karena takut terjadi sesuatu diantara keduanya.

"Van gue minta maaf, gue salah Van.. Tolong jangan minta putus Van please" Ucap Galang dengan nada memohon.

"Bodoamat" Jawab Vanya ketus.

"Van gue tau gue salah, tapi engga gini Van. Gue bisa tinggalin Sarah kita mulai dari awal lagi ya Van?" Ucap Galang lembut, tidak seperti biasanya.

"GA PERLU!!" Vanya menekankan disetiap katanya.

"Van maafin gue Van, gue salah. Lo ga inget dulu kita bahagia bareng, ketawa bareng lo ga kangen Van? Please Van maafin gue.. Lagian cuma selingkuh Van" Ck! Goblog emang si Galang enak aja dia ngomong 'cuma', selingkuh kok cuma mata lo sepuluh heh.

"Ketahuan ternyata" Gumam Raga yang masih bisa didengar Senja.

"Ketahuan apa beb?" Tanya Senja mencoba memancin Raga. "Itu si Galang selingkuh" Jawab Raga.

"OHHH JADI KAMU UDAH TAU?!! KENAPA GA NGOMONG SAMA AKU HAH?!!" Ucap Senja ngegas, dia tidak terima sahabatnya diselingkuhi seperti ini.

"Ehh engga gitu beb, aduh gimana ya. Ck! Galang sialan"

GAVAN || (HAITUS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang