0012

635 114 10
                                    

"YEONJUN!" seruan lantang itu terdengar semakin nyaring setelah pintu berwarna coklat tua terbuka lebar.

Kedua pemuda yang tengah berbincang ringan spontan menoleh cepat, menyaksikan seorang pria dengan nafas yang tersengal tak beraturan. Tak mengerti dengan apa yang membuat pria itu berlari bak dikejar oleh segerombolan serigala.

Namun sepertinya Yeonjun mengerti, raut wajah salah satu rekan nya, sungguh terbaca. Ada hal yang tak beres.

"Bicaralah."

"M─Mereka, mereka tidak berada di markas!" dengan gestur yang panik pria itu erbicara dengan bilah bibir yang bergetar.

"Bukan kah aku memerintahkan kalian untuk mengintai mereka selama beberapa hari ini?" tangan Yeonjun menyentuh pelipis nya, kepala nya mulai memutar.

"Iya, kami melakukan pengintaian secara rutin, dan tidak pernah tertangkap. Kemarin saat kami kembali mengintai, mereka masih berada di markas, namun hari ini mereka menghilang tanpa jejak." penjelasan itu membuat Yeonjun mengangguk.

"Baik, tolong perintahkan yang lain nya untuk lebih behari hati. Mereka bergerak lebih cepat dari yang ku perkirakan." intonasi bicara Yeonjun terdengar tegas sekaligus cemas.

"Baik." pria tersebut keluar dari ruangan dengan tergesa.

Lengan Yeonjun bergerak meraih ponsel yang ada di dalam saku nya, berkutat beberapa saat mengotak atik ponsel itu, nampak nya ia tengah menelpon seseorang.

"Ya, halo Taehyun."

"..."

"Ubah rencana, mereka sudah tidak ada di markas. Seperti nya pergerakan dilakukan tengah malam kemarin."

"..."

"Ralat, utamakan keselamatan tim, dan pastikan pengintaian tetap berjalan, cari mereka, bisa jadi mereka hanya mencoba untuk mempermainkan kita. Lakukan dengan hati hati dan jangan gegabah."

"..."

"See ya, stay alive."

Tut.

Yeonjun mematikan saluran telepon secara sepihak. Terdengar helaan nafas berat keluar melalui bilah bibir nya.

"That rascal." bermonolog, rahang nya mengeras.

"Apa yang terjadi?" Yeonjun lupa, sejak tadi Kai berada di sini dan terus mendengarkan pembicaraan nya. Kai kembali memakan es krim yang beberapa saat lalu Yeonjun belikan.

"Tidak, tidak apa apa. Kai, kau harus kembali ke tempat mu tinggal. Aku serius." kedua netra nya tak lepas dari Kai.

"Kau terlalu kritis Yeonjun, aku akan baik baik saja─"

Lengan Yeonjun menggenggam erat pundak pria yang berada tepat di hadapan nya itu, "Baik baik saja? baik baik saja kata mu? Kai. Kau hampir mati, kau terluka saat terakhir kali pergi keluar bersama ku. Bahkan saat pertama kali kita bertemu sekali pun. Aku berbahaya untuk mu, jika kau terus bersama ku, you'll definitely die." ancaman sekaligus nasihat itu membuat tubuh Kai bergetar singkat.

Kepala nya mendongak, sorot mata nya memandangi wajah Yeonjun dengan saksama, "Lalu, jika kau mati?" ucapan itu membuat Yeonjun membungkam.

"Aku akan baik baik sa─"

"Sejak awal, aku tahu jika kau memang tak takut dengan kematian, kau tak takut dengan apa pun, selalu kompeten dan teguh, aku menghargai nya."

"Tapi aku juga tahu jika kau sebenar nya tak seteguh itu, kau selalu melarikan diri dari realita, kau selalu mencoba untuk menenangkan dirimu sendiri, bersikap seolah semuanya akan baik baik saja, dan menginginkan segala nya berjalan dengan sempurna sesuai dengan keinginan mu. Kau sebenar nya lemah." kedua netra Kai menampung cairan bening yang hampir jatuh.

"Jadi aku sangat ingin berada di sini, meskipun keberadaan ku tak berguna. To hug you, to help you, because u're my precious friend. You damn pathetic spiteful person." lengan Kai bergerak, mengepalkan telapak tangan nya kemudian menjatuhkan sebuah pukulan yang cukup kuat tepat di dada Yeonjun.

Untuk pertama kali nya, pukulan yang Kai berikan kepada nya terasa begitu sakit, rasa sakit itu menggerayangi dada nya, seolah merobek diri nya secara perlahan.

tbc

Note :

maaf aku baru up lagi..
aku lagi pengen rajinin upload "Save Me Before I Lost" tapi gagal mulu karna ga sesuai ekspetasi,jadi lupa kalo book ini exist..

Criminal || YeonKaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang