Pagi yang indah itu, ralat, baru saja Taehyun mengedip sepersekian detik, dua jaka dihadapan nya itu sudah kembali bertikai perihal masalah sesederhana siapa yang dapat giliran untuk mandi pertama di pagi hari.
"Kai! Sudah ku bilang aku ada urusan, minggir atau akan ku potong lehermu!" pekik Yeonjun seraya mendorong tubuh jaka yang sedikit lebih pendek darinya itu, namun sang empu tak memiliki atensi untuk mengalah, lawan nya itu memberi dorongan yang tak kalah kuat balik pada Yeonjun membuat mereka saling dorong mendorong.
Kai mengeluh frustasi, "Dan aku sudah disini sejak tadi jadi ini giliranku!" saut Kai tak mau kalah. Kedua iris saling beradu, menatap tajam, mendengar kebisingan dipagi hari itu, Taehyun yang terbiasa dengan pemandangan semacam ini setiap hari hanya dapat memijat pelipis nya dan menghembuskan nafas penat dengan rait wajah pahit.
"Kalian berdua lebih baik mandi bersama," usul Taehyun dengan senyuman jahil khas nya itu mengalihkan atensi keduanya yang tadinya tengah saling mendorong satu sama lain. Keduanya membeku dengan tatapan tajam kearah Taehyun. Namun tak dapat dipungkiri, usulan yang keluar dari kawan bejat nya itu cukup...menggugah, dan tentu saja, Taehyun mendapati wajah Yeonjun yang terlihat sedikit memerah memunculkan ide nakal dalam pikiran nya itu.
"Kau gila? Dengan bocah cengeng ini? I would never," sautan yang dipenuhi kebohongan itu dibalas dengan seringai berandal Taehyun.
"Oh ayolah, demi mempersingkat waktu," sekali lagi Taehyun berusul, seraya mendorong kedua jaka yang tadinya bertikai didepan pintu kedalam kamar mandi secara paksa, sebelumampu untuk berkuak, keduanya berakhir berada di dalam kamar mandi yang sama. Kedua iris mereka yang menatap pintu kar mandi di tutup rapat hanya dapat membisu di tempat untuk beberapa saat.
Yeonjun membersihkan tenggorokan nya mengeluarkan dehaman canggung, jemari nya menggaruk tengkuk nya yang tak gatal, "Kau duluan saja," cicit Yeonjun, sorot iris nya mengarah ke sudut ruangan, kemana saja, asal jangan pria di samping nya itu.
"Baiklah," saut Kai singkat, pasal nya, meski mereka berdua sama sama seorang pria tulen, tak dapat dipungkiri bahwa keduanya tetap merasa canggung, dengan fakta bahwa mereka berdua berkemungkinan untuk mandi bersama. Kai perlahan menanggalkan pakaian, dikelilingi kecanggungan yang tak berkesudahan, Kai berakhir pasrah. Tubuh nya yang sedikit ramping sekaligus maskulin itu terpajang dihadapan Yeonjun, kedua iris nya spontan teralih secepat kilat kelain arah.
Perasaan aneh itu lagi, degup jantung nya kembali terpompa, sangat cepat kali ini, deru nafas yang awalnya pelan semakin lama semakin tersengal. Bahkan tak dapat menghentikan pikiran kotor nya menjelajah dengan liar. Kedua pupil yang sedikit bergetar itu bergerak ke sudut matanya, tak berniat, namun tak dapat dipungkiri bahwa hasrat terdalam nya itu sangat mengingini untuk melihat sekelibat wujud Kai tak berbusana.
"Fuck.." umpat Yeonjun pelan seraya kedua irisnya terhenti pada sosok yang tengah berdiri di bawah pancuran air yang tengah menyalah, mambasuh raga berkulit putih bersih itu. Sorot mata nya seolah bergerak dengan sendirinya sewaktu raga dihadapan nya berdiri membelakangi Yeonjun, dapat dirasa sekujur tubuh nya seolah memanas. Tak dapat melepaskan atensi dari Kai, sesuatu dalam diri Yeonjun bergejolak, dan tanpa seklipun Yeonjun sadari, kedua lengan itu bergerak seakan hendak meraih wujud indah itu.
Tubuh ramping itu seketika tersentak mendapati sesuatu merambat bergerak melingkar pada pinggang tak berbusana itu, menyadari ruang pribadinya telah di lewati. Kedua iris Kai melebar terkesiap dengan didapati nya Yeonjun tengah memeluk tubuh ranai nya itu, "Yeonjun? Apa yang kau-" sebelum mampu merampungkan ucapan nya, Kai mengeluarkan rintihan lemah dari bilah bibir nya, ketika jemari Yeonjun menyapu kulit telanjang nya.
Tak meladeni keluhan sang empu, Yeonjun merasa tubuh nya tengah dirasuki, ia memutar tubuh Kai, mendorong nya sedikit yang membuat keduanya berakhir saling berhadapan, tubuh Kai yang rapat dengan tembok kini terapit diantara lengan Yeonjun yang tengah mengurung nya. Deru nafas kedua nya tersengal, iris keduanya terpaku dalam satu dengan yang lain tak mampu berkutik maupun berucap. Namun mengetahui hasrat terpendam yang diingini.
"Kai."
tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Criminal || YeonKai
Fanfiction"Ketakutan terbesar ku adalah, saat kau dapat melihat bagaimana aku melihat diri ku sendiri." Yeonjun - Dom Hueningkai - Sub [YeonKai Area] [Rate T-M] [BXB/BL] ©aonorae