"kau tahu? Hari ini Do ssaem akan mengadakan ulangan fisika, seperti biasa. Dadakan."
Pemuda berkulit yang lebih gelap itu menghela nafas kasar menanggapi ucapan dari pemuda berwajah mirip tupai disebelahnya. Ia bangkit lalu segera bergerak keluar kelas. "Ayo."
Haechan dan Han kini berada di depan ruang guru, pemuda itu mengangguk. "Seperti biasa."
Seakan tahu dengan apa yang ingin diperintahkan oleh Haechan, Han langsung memasang sebuah alat pada scan di pintu ruang guru. Menekan beberapa tombol lalu membuka pintu yang dapat dikatakan keramat itu.
Keduanya berjalan santai di ruang guru, tak mengidahkan CCTV yang ada disana. Karena memang CCTV itu otomatis mati ketika pintu yang mereka berdua bobol telah terbuka, hebat bukan?
Haechan mengambil sebuah kunci yang tergantung, lalu membuka sebuah laci milik guru fisika nya itu. Tangannya mencari kertas jawaban ujian dengan cepat, sementara Han mengawasi sekitar. Mereka berdua bekerja dengan hening, tanpa suara. Haechan yakin, kalau ia datang kemari bersama Hyunjin, pasti pemuda itu sudah menjelajahi tempat keramat yang disebut sebagai ruang guru ini. Dan itu membuat Haechan frustasi.
Dapat!
Haechan membaca kunci jawaban untuk 40 soal itu beberapa kali, lalu ia kembali memasukkannya ke dalam laci. Pemuda itu menggantung kuncinya kembali, lalu mengangguk pada Han. "Ayo."
Mereka berjalan keluar, tak lupa Han mencabut alatnya setelah menutup pintu. Listrik pun kembali menyala, tak akan ada yang curiga kan dengan padamnya listrik dalam lima menit?
Itu strategi mereka. Sangat cerdik bukan?
===
"Selamat mengerjakan, waktu kalian hanya empat puluh menit."
Seorang guru bernama Do Kyungsoo itu lantas berkeliling mengitari kelas untuk memeriksa pekerjaan murid-murid nya. Haechan mengisi seluruh jawabannya ke dalam lembar jawaban tanpa melihat soalnya terlebih dahulu, dirinya sudah mengingat semua jawaban termasuk essay di ruang guru tadi. Daya ingatnya memang bagus.
Saat Do Kyungsoo sudah melewati mejanya, ia melirik pada dua lembar kertas jawaban yang diarahkan dari samping padanya. Ia lantas menukarnya dengan kertas jawaban miliknya yang belum diberi nama. Haechan menyerit ketika melihat tulisan diatas kertas kedua yang diberikan padanya.
Terimakasih atas jawabanmu Lee, oh ya jangan harap aku tak mengetahui apa yang kau lakukan hingga listrik padam ya...
Lima menit, bukankah itu waktu yang sangat singkat untuk menghafal 40 soal ujian?
—Jaemin NaHaechan menghela nafas, lalu ia menoleh pada Jaemin yang entah sejak kapan bisa duduk disebelahnya. Seingat Haechan itu tempat duduk Han. Jaemin tersenyum dengan senyum konyolnya, tangannya melambai kecil pada Haechan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Blood and Direction || Lee Haechan
Mystery / ThrillerYang ada dipikiranku hanyalah kemana aku melangkah, aku tak punya pertanyaan lain selain itu. Jadi jangan membuatku berfikir dengan menanyakan akan jadi apa aku kedepannya nanti, itu tak akan ada gunanya. Pulang untuk Pergi, dan Pergi untuk Pulang. ...