[2] Bagian 26

1K 136 19
                                    

"saya akhiri meeting hari ini, kalian bisa mulai bekerja besok. Terima kasih atas perhatiannya, kalian di persilahkan untuk pergi ke ruangan pribadi masing-masing sesuai kartu yang sudah saya berikan" tutup asisten Jung lalu para penulis itu satu-persatu keluar dari ruangan.

Ada sekitar 25 penulis yang menerima kontrak, untuk sekarang itu pun sudah cukup. Salah satu dari penulis itu pun ada yang sedang menuju ruangannya, setelah menemukan ruangan pribadinya, dia masuk kedalam. Pintu ruangan tersebut bertulis nama sang penulis, tertulis,




 "penulis Im Aenjoo"



Gadis itu menutup kembali pintunya dan meletakkan tasnya, ruangan itu rupanya lumayan luas dari pada ruangannya di perusahaan sebelumnya. 

Aenjoo keluar dari perusahaan Yeonjun setelah di tawarkan ke perusahaan Seon Company. Alasan Aenjoo keluar tentu saja untuk menambah peruntungannya, semakin besar perusahaan yang dia masuki, semakin besar penghasilan yang di dapat.

Awalnya Yeonjun agak berat melepaskan penulis favoritnya ini, tapi akhirnya di ikhlaskan karena dia juga tidak bisa memaksa Aenjoo untuk tetap.




Tok! tok! tok!


"masuk aja"

Pintu itu terbuka dan memperlihatkan seorang laki-laki tinggi dengan setelan jas dan kaos hitam sebagai dalaman.

"oh, rupanya ukuran ruangan kita sama" ujar Sunghoon melihat sekitar.

"aku berencana nambah dekorasi, mau pergi ke mall setelah ini?" tawar Aenjoo.

Sunghoon berbalik, "tentu, gimana kalau sekarang? kita nggak ada urusan lagi, kan"

"biar aku revisi cerita milikku dulu sebentar, lalu kita berangkat" balas Aenjoo lalu mengeluarkan laptopnya.

Sunghoon pun setuju lalu duduk di sofa untuk menunggu.

Sunghoon ikut pindah ke perusahaan Seon Company karena dia juga di tawarkan untuk bergabung. Itu pun 2 minggu sebelum Aenjoo di tawarkan. Kebetulan yang tidak di sangka, kan?

Selagi beradaptasi, seperti biasa Sunghoon pasti akan menempel terus pada Aenjoo. Untungnya, ruangan mereka hanya terpisah oleh lift saja.

Sunghoon mematikan ponselnya dan menatap Aenjoo yang sibuk di depan laptop, dia bosan. Aenjoo bilang hanya sebentar, tapi ternyata sudah hampir 30 menit dan belum selesai-selesai.

Laki-laki itu berdiri dan mendekat, dia diam di belakang Aenjoo lalu menaruh kedua tangannya di sisi meja. Aenjoo yang ada di tengah-tengah itu agak kaget.

Dia mengangkat kepalanya sampai berkontak mata dengan Sunghoon, "apa mau mu sekarang?"

Sunghoon yang tanpa ekspresi itu diam saja, mereka bertatapan lumayan lama tapi setelah itu tangan Sunghoon menyentuh rahang Aenjoo. Dia mendekatkan wajahnya, menempelkan bibirnya pada bibir Aenjoo.

Tangan gadis itu reflek menyentuh tangan Sunghoon. Ciuman tiba-tiba itu selalu menimbulkan kupu-kupu di perut. Apa lagi ini hal baru bagi Aenjoo, Sunghoon semakin mahir dalam mencium tiba-tiba sampai membuat Aenjoo selalu berdebar.

Lalu ciumannya terlepas dengan hanya beberapa jarak saja.

Aenjoo tersenyum tipis, "kamu bosan, ya?"

Sunghoon yang telah ketauan itu tertawa, "udah ku bilang behenti pakai parfum yang baunya vanilla, kamu jadi terasa manis"










Keep it PRIVATE [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang