Bagian 16

1.5K 204 1
                                    

Sunghoon berjalan menuju taman kampus seperti biasa untuk berkumpul dengan yang lainnya. Hari ini dia sendiri lagi karena Hyerin katanya ingin berangkat sendirian. Semalam, dia, Heeseung dan lainnya membicarakan soal artikel kemarin. Mereka benar-benar kesulitan untuk menentukan bagaimana selanjutnya.

Hari ini juga mereka sama-sama menjadi topik pergosipan hangat di kampus. Heeseung awalnya mengajak membernya itu untuk bubar saja karena tidak akan ada yang berubah. Tapi Sunghoon dan yang lainnya mencoba menahan sang ketua untuk bertahan dulu sebentar dan memberi nya kepercayaan kalau semua akan hilang secepatnya.

Sunghoon hampir sampai di tempat biasa mereka berkumpul, tapi dia berhenti karena ternyata ada Sunoo dan Hyerin yang duluan sampai bersama Aensoo dan Jay. Hyerin dan Sunoo mengobrol dan obrolan tersebut terlihat menyenangkan di mata Sunghoon. Dia jadi.. cemburu.



Dep!


"kamu nggak berani kesana?"

Sunghoon sempat tersentak karena Heeseung merangkulnya dari belakang, "nggak.. aku baru mau kesana"

"kamu udah bilang sama Hyerin?"

Sunghoon menoleh, "soal apa?"

"kalau kamu suka sama dia" Heeseung memasukan kedua tangannya ke dalam saku celana, "keliatannya belum. Kamu udah di salip duluan"

"apa perlu aku bilang? nanti kan sia-sia"

Heeseung menatap temannya itu, "kalau memang menurutmu begitu ya sudah, biarkan dia berkencan dengan Sunoo" ucapnya lalu menepuk pundak Sunghoon sebelum pergi menghampiri yang lain.

Sunghoon jadi sadar karena perkataan Heeseung, seharusnya dia biarkan saja Hyerin berkencan, seharusnya dia biarkan saja Hyerin menyukai Sunoo, seharusnya dia biarkan saja adik sepupunya itu pergi ke London. Seharusnya seharusnya seharusnya! begitu terus.


Heeseung duduk di sebelah Aensoo setelah sampai, dia dan gadis itu sempat berkontak mata sebentar tapi langsung memalingkan pandang bersamaan supaya tidak terlihat mencurigakan oleh yang lainnya.

"kalian berkencan?" tanya Heeseung pada Hyerin dan Sunoo sambil membuka jaketnya karena melihat dua orang itu dari tadi mengobrol terus.

"nggak, enak aja kalau ngomong" omel Hyerin.

Sunghoon datang dan duduk di sebelah Hyerin, rasanya tidak nyaman. Tapi mau bagaimana lagi, tempat duduk yang tersisa hanya itu. Dia memilih untuk diam saja di banding mengobrol dengan mereka.

"kamu sudah temukan siapa yang sebarin artikel itu?" tanya Jay pada Heeseung.

"belum, biarkan saja. Sebentar lagi juga akan mereda"

"aku hari ini nggak lihat kak Jake, kemana ya kira-kira?" tanya Sunoo sambil melihat sekitar.

Aensoo jadi ingat semalam dia di rumah sakit menjenguk Jake. Dia belum memberi tau pada yang lainnya bahwa Jake sedang berada di rumah sakit. Di tambah, Jake memberi tau Aensoo sebuah rahasia terbesar di balik berita kemarin.

Soal artikel tersebut, ternyata Yeonjun lah yang menyebarkannya. Jake mulai dekat dengan Yeonjun setelah dia keluar dari tim Heeseung dan berencana masuk ke tim Yeonjun untuk memulai semuanya kembali dari nol. Tapi ternyata Yeonjun membuat artikel tersebut seakan-akan Jake terkhianati. 

Jake Kim yang tidak terima itu akhirnya mencari Yeonjun dan berkelahi dengannya karena mereka saling beradu kekuatan fisik dan tidak menerima tanggapan satu sama lain. Tapi Jake terluka parah dan akhirnya yang menelfon ambulan adalah Beomgyu, salah satu member dari tim Yeonjun karena sang ketuanya itu kabur entah kemana.

Itu sebabnya Jake bisa masuk rumah sakit. 

Setelah jam terakhir selesai, Aensoo pergi ke rumah sakit lagi. Dia tidak khawatir, hanya mau memastikan bahwa laki-laki itu akan kembali sehat supaya bisa angkat suara pada media. Tapi saat dia hampir sampai di kamar Jake, Serim baru saja keluar dari sana membuat mereka berhadapan.

Perempuan dengan rambut sependek pundak itu mendekati Aensoo dan diam sebentar, "Jake sedang di lap dengan air hangat, jadi aku keluar. Ayo bicara sebentar"


Dua gadis itu duduk di bangku yang tersedia di rooftop, menatapi jalanan Seoul sore hari dengan angin sejuk. Aensoo dan Serim sama-sama punya sifat dingin dengan level yang setara, tapi kali ini sepertinya mereka sedang menurunkan sifat tersebut.

"aku sekarang mengerti kenapa kamu bisa jadi pacar Jake selama 3 tahun" ujar Serim menjeda kallimatnya, "..aku mengerti kenapa kamu masih berani jenguk dia di saat kamu udah nggak berhubungan lagi dan melewati artikel bodoh yang aku sebar. Kamu itu orang baik, Aensoo"

Aensoo mendengarkan tanpa menatap Serim sedikitpun, membiarkan wanita itu berbicara dengan jelas apa yang mau dia katakan.

Serim menunduk sambil menarik nafas dalam-dalam, "kadang aku nggak ngerti kenapa kamu bisa jadi pilihan Jake kim selama itu, dengan hubungan yang baik-baik aja tapi aku malah merusaknya. Aku cuma selingkuhannya, bahkan hubungan ku sama Jake sangat keterbalikan dengan mu dan Heeseung. Aku iri padamu.." 

Aensoo melirik Serim, "sekarang kamu menyesal?"

Serim menoleh dengan wajah lesu.

"apa kamu menyesal udah bikin artikel itu? kamu menyesal udah jadian sama Jake Kim? atau.. kamu menyesal karena sadar kalau dirimu itu perusak hubungan?" Aensoo menjeda kalimatnya, "..aku juga nggak ngerti kenapa Jake selingkuh selama 5 bulan di belakang ku. Atau lebih tepatnya aku nggak begitu peduli" 

"...aku menyesal dalam segala hal.. semuanya, semua yang aku lewati, jadi... tolong.." Serim menyentuh tangan Aensoo, ".. maafkan aku, Aensoo.."



Gadis yang berjalan di lorong itu sedang menuju kamar pasien nomor 10 sambil membawa bucket bunga. Aensoo berjalan sambil menatap lantai tersebut, memikirkan ucapan Serim berulang kali di kepalanya sampai tidak sadar dia sudah sampai.

Aensoo membuka pintunya dan melihat Jake yang sedang tertidur di atas bangsal dengan infus yang baru dan perban baru. Dia berjalan mendekati laki-laki itu lalu menatapinya, menaruh bucket bunga tersebut dan akan segera pergi tanpa mengucapkan apapun lagi.

"kamu mau kemana?"

Gadis itu berhenti melangkah dan hanya diam tanpa berbalik.

"kenapa kamu kasih aku bunga?" tanya Jake namun masih tidak mendapat sebuah balasan, dia menatap tangan yang menggantung sendirian itu, dia segera menggapainya. Menggenggamnya walaupun tidak di balas, "Aensoo.. jawab aku.. kamu tau kan aku nggak suka di abaikan?.."

Bukannya Aensoo tidak mau menjawab, tapi gadis itu sedang menahan tangisannya. Dia bahkan tidak menatapi Jake yang dari tadi memanggilnya atau menggerakkan tangannya.

"..gimana hubungan mu sama Heeseung? apa baik-baik aja?"

Aensoo menunduk sambil memejamkan matanya saat air mata itu jatuh. Menahan jeritannya di dalam hati supaya Jake tidak tau. Persetan gengsi di dalamnya itu, dia merindukannya, merindukan genggaman hangat tersebut.

Jake tersenyum kecil, "aku harap begitu.. tolong jangan sakit hati lagi.. ya.."



To be continued...

Keep it PRIVATE [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang