❂ ᴄʜᴀᴘᴛᴇʀ 18 ❂

379 60 32
                                    

Reminder: OC, OOC, Typo (mungkin), dll.

A/N

Pada akhirnya, tangan Author gatel mau up chapter ini •ɞ•

Author POV

Sugawara dan Dirga kembali dengan Abel yang kedua tangannya di ikat dengan tali rafia bewarna hitam.

Baru juga sampai, Dylan langsung menghampiri Abel dan memberikan tamparan keras di pipinya setelah menarik pakaiannya.

Plakk!!

"Itu buat kamu karena sudah bikin abang khawatir dan membuat rencana berkemah kita gagal!" seru Dylan.

"Hn"

"Kalian semua sudah mengalami banyak hal, sepertinya sudah waktunya untuk kalian pulang" ujar Philip.

"Setuju, mumpung matahari juga sudah mau terbit" tambah Razak.

"Ide bagus!" seru Konoha.

"Kalau begitu, akan kami antarkan" ucap Lien.

"Tidak perlu, kita kesini sendiri" tolak Moniwa.

"Bagaimana kalau kita temani kalian pulang? Setidaknya untuk memastikan bahwa kalian nggak ada apa-apa" tawar Prasert.

"Apa nggak papa?" tanya Semi.

"Nggak papa kok, kita juga harus pulang sekaligus ada seseorang yang ingin kita temui terlebih dahulu. Kita bisa berpisah setelah keluar dari kawasan ini bersama-sama" jawab Dirga.

"Tapi bagaimana dengan Hanako?" tanya Tsukishima.

"Hanako?"

"Itu lho kak! Hantu perempuan yang menyeramkan!" sahut Akimitsu.

"Ah..yang itu..." gumam Dirga yang keringat dingin mengingat hantu yang ia jumpa saat pertama kali tiba di sini.

"Yatta! Akhirnya, kita bisa pulang!" seru Koganegawa girang.

"Oh iya, maaf mengganggu kesenangan kalian tapi ada yang ingin kusampaikan" ujar Dirga.

"Apa soal 'Aku nggak mau sampai ada yang kehilangan nyawa lagi'?" celetuk Sugawara tiba-tiba.

"Rupanya kamu ingat ya?" Dirga terkekeh kecil.

"Tentu saja, agak aneh untuk menggunakan kata 'lagi'. Apa yang sebenarnya terjadi? Kita semua sudah disini, nggak ada yang kurang" ujar Sugawara seraya melipat kedua tangannya, menunggu penjelasan.

"Itu karena dia tidak menunjukkannya"

Dirga berjalan perlahan menuju Hinata dan mengusap kepalanya.

"Sudahlah, jangan menutupi kenyataannya lagi" ucap Dirga dengan lembut.

Hinata menghela napas panjang.

"Jadi kak Dirga sudah tahu ya?" tanyanya.

"Bukan cuma aku, Razak juga sudah melihatnya" jawab Dirga dengan suara pelan.

"Aku juga..." gumam Shibayama.

"Begitupun denganku" celetuk Kunimi.

"Aku tidak menyangka kamu bisa bertahan selama ini" sahut Atsushi.

"Hahaha, mungkin karena aku belum siap pergi meninggalkan mereka semua" tawa Hinata.

Pada saat itu juga, tubuh Hinata yang sebelumnya hanya ada luka tembakan kini berubah.

Luka demi luka dapat terlihat di sekujur tubuhnya. Darah bewarna merah segar terus mengalir membasahi kepalanya dan bajunya.

"Hinata...jadi kamu--" gumam Yamaguchi tidak percaya.

"Maaf, aku harus pergi duluan..." bisik Hinata pelan.

"Hinata boke! Kenapa bisa jadi seperti ini!?" tanya Kageyama.

"Aku kurang hati-hati, pada akhirnya aku mendapatkan nasib yang mirip dengan Akimitsu, terjatuh dari tebing" jawab Hinata lesu.

"Tebing?"

"Tidak jauh dari sini, ada tebing nggak setinggi yang di rumah Aki tapi cukup berbahaya kalau kalian sampai jatuh dari sana"

Hinata menundukkan kepalanya dan menghela napas.

"Akimitsu, Atsushi, Hinata"

Mereka bertiga menoleh ke Razak saat mendengar nama mereka disebutkan.

"Kalian bertiga sudah bisa beristirahat dengan tenang sekarang" ujar Razak.

"Iya..." gumam Hinata.

"Betewe, Aki tidak menyangka kalau Atsushi akan ada disini" bisik Akimitsu.

"Aku kan sudah berjanji akan menunggumu" ujar Atsushi dengan pipi sedikit memerah.

"Sekarang, janjimu sudah ditepati kan?" tanya Dylan.

"Hm, waktunya kita pergi Aki" jawab Atsushi singkat.

"Un! Ayo!"

Akimitsu melambaikan tangannya ke arah teman-teman yang sudah ia buat saat bertemu di rumahnya.

"Dadah kakak-kakak semua! Makasih sudah mau nemenin Aki!" seru Akimitsu.

Setelah itu, ia membalikkan badannya dan berlari mengikuti Atsushi.

Perlahan-lahan tubuh mereka memudar dan hanya menyisakan butiran cahaya.

"Aku juga harus pergi" bisik Hinata.

"Jangan pergi lah..." gumam Nishinoya sembari cemberut.

"Maaf Noya-san. Sugawara-san tolong titipkan salam untuk Natsu dan ibuku" ujar Hinata, dadanya terasa sesak tidak rela meninggalkan teman-teman yang ia miliki sejak memasuki Karasuno.

"Tentu saja, aku akan pastikan untuk menyampaikannya" ucap Sugawara sembari menahan tangis.

"Terima kasih...dan sampai jumpa"

Tubuh Hinata diselimuti cahaya dan meninggalkan butiran cahaya seperti kepergian Akimitsu dan Atsushi sebelumnya.

"Shoyou..." gumam Kenma.

"Mari, kita pulang"

Mereka semua menganggukkan kepala mereka dan berjalan kembali ke kawasan perkemahan.

See you in the Epilogue ^^

owladdixt

Last Adventure (Ft. Haikyuu) ✔︎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang