Last Adventure (Ft. Haikyuu) ✔︎

❂ ᴄʜᴀᴘᴛᴇʀ 16 ❂

Reminder: OC, OOC, Typo (mungkin), dll.

Sugawara POV

"Masih jauh kah?" tanya Bokuto.

"Nggak, sedikit lagi sampai" jawab Ao, kepalanya terus menghadap ke depan.

"Ao, ada yang ingin kutanyakan sebelum kita bertemu dengan Aki lagi" sahut Yamaguchi.

"Tanyakan saja"

"Apa kita belum membuatmu tertarik?" tanya Yamaguchi.

". . . . ."

"Ao?"

"Soal itu..."

"Hm?"

"Sejujurnya, kalian sudah membuatku cukup tertarik" jawab Ao sembari menutup setengah wajahnya.

"Kalau gitu--"

"Tapi, bukan aku yang akan memberitahu namaku"

"Kenapa?"

"...Biar Akimitsu saja yang melakukannya"

". . . ."

Kami berjalan kembali dalam keheningan.

Tiba-tiba, Moniwa menepuk pundakku dan berbisik di telingaku.

"Aku merasa ada yang aneh dengan adik kelasmu yang baru saja hilang tadi, Hinata"

"Kamu juga merasakannya?" tanyaku.

"Tentu saja, aku tahu dia anak yang periang, tidak bisa diam tapi sekarang? Dia seperti batu berjalan!" jawabnya.

"Seperti menjadi orang lain..." gumamku.

"Apa mungkin itu shapeshifter?" celetuk Moniwa.

"Kenapa bisa kepikiran sampai sana? Aku pikir kamu tipe yang tidak percaya dengan hal-hal itu?"

"Shapeshifter kan mengambil wujud orang. Tapi ada mereka tidak bisa menjadi 100% seperti orang yang mereka tiru. Dan, aku suka mencari tahu hal-hal mistis dari dulu"

"Ugh, jangan sampai, mungkin dia masih shock aja...iya masih shock..." ujarku seraya memukul kepalanya pelan.

Aku mengalihkan pandanganku ke tanah dan merenung sejenak.

Kalau apa yang dikatakan Moniwa itu benar, apa yang harus kita lakukan? Apa yang harus AKU lakukan?

Tidak mungkin kita harus menyakitinya kan?

. . . . . . . . . .

Kan?

"Sugawara-san?"

"E-eh?"

"Sugawara-san kenapa? Kok melamun?" tanya Hinata yang tiba-tiba saja sudah berada di sampingku.

"Nggak papa kok Hinata, cuma lagi mikir sesuatu aja" jawabku.

"Kalau ada apa-apa, bisa bilang ke aku lho!" serunya.

"Iya iya"

Aku kembali fokus melihat depan dan pada saat itu juga aku tidak sengaja melihat bagaimana cara Ao melihat Hinata.

Mata Ao menatap tajam Hinata, seolah-olah ada rasa dendam atau benci di balik tatapannya itu.

Aku berusaha untuk tidak menghiraukannya dan mencari kesibukan lain.