10 : datangnya empati

2.9K 435 90
                                    


song | iqbaal ramadhan - rindu sendiri



Ningning meregangkan otot-ototnya dengan riang usai menirun tugas milik Winter. Cewek yang memang selalu menunjukkan mood baik itu bahkan sampai menyetel lagu keras dan menari-nari sendiri.

Winter masuk kamar dengan malas. Tanpa mempedulikan Ningning dia langsung merebahkan tubuhnya ke kasur. Hari ini benar-benar jadi hari yang tidak bersemangat, rasanya Winter malas melakukan apapun.


"Makasih Win tugasnya. Emang the best lah lo pokoknya" Ujar Ningning masih joget-joget.

Winter berdehem lalu membuka ponselnya. Ada pesan terbaru dari Doy beberapa menit lalu, namun Winter belum berniat menjawabnya. Malah belakangan Winter jadi tidak nafsu untuk diajak bicara oleh siapapun.


Ningning mulai beres-beres tas dan dandan sedikit di meja make up Winter.

"Mau ikut gak?" tawar Ningning ngerapiin rambut.

"Kemana?" tanya Winter malas.

"Kerumah Giselle, gue mau main kesana. Disana biasanya juga ada si Karin sih"


Mendengar itu Winter sempat diam sebentar. Memproses dengan baik hingga akhirnya dia langsung merubah posisi jadi duduk. "Lo ada apa sama Giselle? Kok gue gak tau"

Senyum manis tercipta di bibir Ningning. Dia lanjut nari lagi yang mana membuat Winter muter bola mata.

"Ada lah. Yuk ikut yuk. Mana tau beneran ada Karin, kangen kan lo?"

"Enggak" Sanggah Winter balik tiduran.

Ningning manyun. Dasar temennya ini ngeselin juga. Pengen deh Ningning usir dari rumah, tapi sayang gak bisa. Soalnya kan ini rumahnya Winter. Ningning cuma tamu.


"Yakin?"

"Iya"

"Gue mendekat ke pintu lho ini" Ningning tetap menatap Winter sembari langkahnya jalan pelan mundur.

Winter ngangguk-ngangguk.

"Sedikit lagi gue mau keluar"

"..."

"Udah tinggal sejengkal"

"..."

"Gue udah nyentuh gagang"

"..."

"Kaki gue mulai ke dunia luar"

"UDAH SANA KELUAR!" Ujar Winter ngebuat Ningning langsung ngibrit.


Namun itu tidak lama. Karena entah apa yang merasuki Winter, dia mengusap-usap rambutnya frustasi. Segera beranjak mengganti pakaian dan keluar kamar dengan tergesa-gesa sebab dia pikir Ningning sudah beneran pergi.

Ternyata tidak. Sebab Ningning sama papah mamah Winter lagi di depan kamar Winter. Senyum-senyum mandangin si pemilik kamar.

"Tuh kan"



[]



Padahal ini lagi gak olimpiade. Ini lagi gak disamping Doy. Tapi dada Winter sumpah bergemuruh sekali. Berisik sampai rasanya Winter bisa denger sendiri. Apalagi kala motor Ningning sudah mendekati rumah Giselle.

backstreet • winrinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang