song | slank - terlalu manis
Hubungan keduanya membaik. Winter mulai lebih menghargai apa yang Karin lakukan. Lebih sering meluangkan waktunya pula bersama Karin.
"Hari ini bisa jalan, Win?"
Oh tidak lupa Doy. Laki-laki itu masih tetap menemani Winter dan Winter juga tidak masalah. Memang rencananya dia akan berpacaran dengan Doy setelah lulus SMA.
"Hari ini gak bisa dulu Doy, maaf. Aku lagi ngehabisin waktu sama temen. Kan tinggal besok kita mau ujian" Jawab Winter ngebuat Doy ber-oh sendu.
Namun cewek itu tersenyum manis, mengelus pergelangan tangan Doy.
"Habis lulus kita bisa barengan terus. Paling sibuknya gara-gara kuliah doang" Ucap Winter menimbulkan cengiran dari Doy.
"Iya. Aku tungguin lho ya" Doy menunjuk Winter. Kemudian pamit pulang.
[]
Sebenernya kegiatan eskul kelas tiga sudah mulai dikurangi dan diberhentikan. Mengingat mereka ini harus fokus buat ujian, eh tapi dasarnya Karin. Walau udah dilarang sama pelatih tetep aja, dia bahkan sampai berani nuangin obat ke minuman pelatih yang ngebuat si pelatih buang air besar seharian.
Barulah kemudian Karin menggantikan si pelatih mengajar adik kelasnya futsal. Niatnya harusnya kan melatih, tapi malah dia mbantai adik kelasnya habis-habisan dengan menang sendiri.
Pemandang itu tak luput dari Winter dan Ningning yang ketawa-ketiwi.
"Ngadi-ngadi emang ya pacar lo, Win. Gue gak percaya bisa-bisanya lo gak sampai sekarang masih gak suka sama dia" Bisik Ningning.
Winter menarik dua sudut bibinya kecut.
Nunggu setengah jam sampai kondisi sepi, barulah Karin lari ngedeket ke mereka berdua. Wajah bahagia Karin tersirat jelas. Pula dengan Winter yang membalas. Berdiri memberikan Karin sebotol air minum.
"Gue balik ya!" Pamit Ningning.
"Lah udah mau pulang aja" Heran Winter mbalik badan.
"Ih gue hidup tujuh belas tahun bukan buat jadi nyamuk hari ini" Kemudian dengan gaya menghempaskan rambut, Ningning berlalu.
"Mau langsung aku anter balik?" Tanya Karin.
Winter bergeleng. "Hari ini gue gak ada kegiatan apa-apa. Mau jalan aja?" Tawar Winter yang tentu langsung di setujui oleh Karin.
Ngomong-ngomong setiap mereka jalan, pasti Karin selalu mencari tempat yang sepi atau jauh dari jangkauan orang-orang yang kenal mereka berdua. Lagi-lagi karena mereka cuma backstreet, dan sebentar lagi hubungan mereka akan selesai. Jadi mereka menutupi ini sebaik mungkin supaya jangan sampai orang lain tau.
Nanggung, Winter tidak mau lulus SMA dengan meninggalkan kesan buruk.
Kala suasana mulai sore, baskara mulai bergantung diujung. Karin dan Winter sepakat ngehabisin jam dengan motoran aja. Lokasinya? Di desa terpencil, biar aman.
Hingga sampai di rumah. Winter menahan tangan Karin untuk dia ajak bicara.
"Maaf gue gak pernah suka lo" Ucap Winter menunduk.
"Bagus lah Win, ntar kalau udah jatuh cinta malah susah move on nya dong. Apalagi aku kan keren gini, susah" Karin menyisir rambutnya ke belakang penuh gaya. Membuat Winter terkekeh bergeleng dan memutar bola matanya.
"Justru aku yang minta maaf. Aku maksa banget ya biar kamu suka sama aku? Padahal udah jelas enggak, dan maaf juga jadi ngebikin kamu jadi pacar aku" Kini Karin yang menunduk.
"Udah terjadi. Apapun itu...." Winter menarik nafas. Menjeda ucapannya.
"Kita putus aja sekarang. Dan gue minta lo buat gak usah urusan lagi ya sama gue, jangan susahin diri lo sendiri. Jangan gangguin Doy atau gue. Jangan bicara sama gue kalau gak penting. Anggap aja kita emang gak pernah ada apa-apa. And about our kiss, that just because I appreciate you. I'm sorry.
Besok ujian, semangat"
Kata-kata paling pedes Winter lontarkan sebelum akhirnya dia pergi.
Karin cuma bisa diem aja nggulum bibir. Untung dia sudah menyiapkan diri untuk ini. Walau tetep aja sakit.
terlalu manis
untuk dilupakan
walau memang kita
tak saling cinta
takkan terjadi.
![](https://img.wattpad.com/cover/289220739-288-k558560.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
backstreet • winrina
Fanfictionjiminjeong | winter mana mungkin pacaran sama sejenis. © 2021 SAMUELSAID