09 : weird feeling

2.9K 459 70
                                    



Pagi-pagi sekali, sekolah sudah ramai karena ada acara hiburan hari ini. Belum lagi ditambah hari ini adalah ulang tahun salah satu siswi yang famous di sekolah, jadi sekalian merayakan itu.

Acara berjalan lancar-lancar awalnya. Seru malah, karena jam kosong. Karin dan antek-anteknya juga turut hadir disana, buat apa? Ya buat mborong makanan gratis lah! Tidak main-main, Giselle sampai bawa banyak tupperware buat ngewadahin makanan disana.


Sedang Winter aslinya mau di kelas aja belajar sendiri, eh tapi Doy nawarin buat santai dulu aja sejenak. Begitu diajak Doy, Winter mau. Tadi pas susah payah di ajak Ningning justru dicuekin, dasar memang.

Cewek mungil itu dari tadi cuma diem di samping Doy. Nikmatin lagu-lagu yang dibawain band di depan sana.


"Oke jadi itu tadi lagu spesial ultah siswi kesayangan kita, Chaewon! Wuhuuu tepuk tangan semuanya!"

Riuh berisik langsung terdengar di seisi sekolahan.

"Btw hari ini Chaewon mau confess sesuatu lho. Yuk silahkeun neng Chaewon naik sini ke atas" Semua bersorak heboh. Bisik-bisik setelahnya Chaewon mulai megang mic.

"Iya makasih ya semuanya. Bersyukur banget aku nambah umur hari ini he he"

Pokoknya setiap perkataan Chaewon disauri dengan baik oleh semua murid. Namanya juga famous. Cantik lagi. Kayak Winter lah reputasinya. Bedanya Chaewon ini namanya lebih besar lagi, sampai beberapa kali jadi model.


"Uhm. Aku mau manggil satu orang buat naik ke atas"

Semua udah ngacungin jari nawarin diri. Tapi Chaewon malah menggigit bibir bawahnya menunjuk orang di kursi pinggir yang lagi sibuk nyemilin makanan.



"KARINA?!"



Jujur semua orang shock. Bisikan-bisikan kini jadi terdengar lebih jelas. Lebih tepatnya bisikan yang seperti ini "Gue baru tau Chaewon belok", "Anjing ternyata Chaewon yang belok", "Berarti bukan anak osis. Chaewon njir"

Tapi tidak lama, sorakan godaan mulai terdengar. Nampaknya warga sekolah untuk kali ini merasa tidak masalah. Buktinya mereka malah noleh ke Karin, tepuk tangan dan noel-noel Karin buat maju ke depan.


"ANJAY LO RIN, SINI MAJUUUU! MAJU MAJU MAJU" Si vokalis band yang paling semangat.

Karin dengan kikuk berjalan melewati kerumunan. Menggaruk-garuk belakang lehernya dan perlahan mulai berada tepat di hadapan Chaewon. Si cewek senyum malu-malu pas semua njodoh-njodohin Karin dengannya.


"Jadi gimana, Rin? Lo jomblo kan?" Lagi-lagi si vokalis yang memimpin atmosfer.

"Terima! Terima! Terima! Terima!"

Serasa Deja vu.




Winter dari kejauhan termenung. Menatap dua insan di depan sana yang tengah jadi pusat perhatian. Dia sama kagetnya dengan murid lain. Maksudnya Chaewon sangat berani hanya buat sekedar mengungkapkan perasaannya. Itu bisa saja berakibat pada apapun, dia di jauhi atau yang lain-lain.

Tapi Chaewon ambil resikonya.


Entahlah. Winter merasa aneh. Apa Chaewon sudah kehilangan akal? Winter duga iya. Sebodoh itu cuma karena cinta sampai kayak gini.


"Heh sst" Ningning nongol menyenggol lengan Winter. Menyadarkan cewek mungil itu dari lamunannya.

"Gue kaget, Chaewon come out nying" Bisik Ningning dibalas anggukan ringan dari Winter.




"Nanti gue pikirin lagi ya" Jawab Karin.

Semua jadi sendu. "Kayak punya pacar ae lo, Rin. Elahh"



[]



Winter tidak bisa fokus pada materi yang di pelajari. Sesuatu mengusik pikirannya, namun Winter tak tau pasti. Apa ya? Biasanya malam-malam begini akan ada manusia yang tidak berhenti mengiriminya pesan atau menelfon. Sudah terhitung dua minggu itu tidak terjadi lagi.

Tidak masalah sih, tapi ah entahlah.

Biasanya kalau ada hal-hal begini seperti kejadian Chaewon di sekolah tadi pagi, Karin bakal langsung mengakhiri ngambeknya dan datang ke Winter. Mengucapkan kalimat penjelasan yang aslinya juga Winter gak peduli.

Namun sekarang Karin tidak muncul.

"Akh gue mikirin apa?"


"Non Winter, ada tamu"

Cepat Winter terkaget beranjak dari meja belajar. Menata sedikit penampilannya, dan membuka pintu kamar. "Iya, bi"



Loh? Doy?

"Malem Win, kamu lagi sibuk belajar pasti kan? Maaf ngganggu, aku cuma mau ngirim martabak. Kebetulan tadi lagi keluar, terus mampir beli. Sekalian juga buat kamu"

Tapi kan yang biasa begini itu Karin.

"Kamu suka gak aku kirimin makan gini? Kalau suka aku sering-seringin deh kirimin ginian" ucap Doy turun dari motor dan Winter mempersilahkannya duduk di depan rumah. "Gak usah Doy"


Lama diam. Tiba-tiba Doy ketawa.

"Kenapa?" beo Winter.

"Enggak, aku keinget Chaewon tadi. Gak nyangka aja ternyata dia gitu"

"Ternyata belok" Ucap Winter bergeleng-geleng sembari ikut terkekeh.

"Tapi menurut aku dia sama Karin kayaknya cocok ya" Doy mengelus dagunya membayangkan tentang sepasang sejoli itu.

Winter memutar bola mata. "Masa?"

"Iya. Ya semoga aja kalau mereka beneran jadian bisa lancar"


Harusnya Winter mengangguk setuju. Iya, dengan begini berarti tidak ada lagi Karin yang akan mengganggu. Orang-orang juga tidak akan bergosip lagi tentang anak osis. Semuanya akan selesai.



"Aku agak pusing, Doy. Aku mau istirahat"

Doy berdiri mendekat. "Kamu gakpapa? Mau aku temenin?"

"Enggak. Kamu pulang aja"


backstreet • winrinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang