"Lo jomblo kan Win?"
Winter sudah kepalang kesal. Pasalnya temannya tak cuma menanyakan itu sekali namun berkali-kali. Belum dengan hari-hari sebelumnya. "Lo kenapasih nanya mulu?!" Ujar Winter meninggikan suara. Membuat seisi kantin menatapnya.
"Gak usah pada kepo, syuh syuh" Ningning berujar melayangkan tangannya seolah mengusir arah pandangan mereka.
"Bu ketos sabar bu" Ucap Ningning mengelus bahu Winter tanpa menyentuhnya. Takut malah diamuk. Kemudian cewek ini meletakkan sendoknya dan memasang wajah sangar. "Lo juga nanya mulu ah kribo. Dah tau Winter galak"
Winter ngelirik.
"Eh maksudnya Winter agak kurang bisa nahan emosi" Koreksi Ningning. "Dah tau gitu lo malah mancing. Emang kenapasih?" Lanjutnya.
Si rambut kribo itu mangut-mangut takut.
"Maaf, Win. Jadi gini lho sebenernya, lo sadar kan belakangan ini ada murid yang lagi gencar banget ndeketin lo"
Winter menaikkan alis.
"Si kapten basket"
Kini mulutnya membulat. Mengingat-ingat sekilas. Mengangguk ringan sebagai jawaban. Menelan dulu baksonya kemudian baru berbicara. "Iya. Kenapa? Lo mau nyomblangin?"
Nyengir lah itu si kribo. "Marvelous lo Win. Tau aje. Jadi gimana Win? Mau kan?"
Winter sih yang emang gak peduli lanjutin aja makan bakso. Sedang Ningning dan kribo lanjut bicara soal si kapten basket ini.
Kebetulan sekali, Karina dan antek-anteknya yang baru memasuki kantin mendengar percakapan mereka.
Dengan bersikap biasa, Karin mengambil beberapa kerupuk kecil di tangannya. Sebelum melewati meja Winter, dia meletakkan tangannya tepat di dada si kribo.
"Nih gratis" ujar Karin lalu tertawa terbahak-bahak bersama yang lain. Tak lupa Giselle memberikan acungan jari tengah.
"Sialan tuh manusia! Mentang-mentang anak pejabat" Kesal si kribo dengan suara pelan tentu.
Ningning terkekeh melempari kribo tisu. "Ya makanya lo berani dong, lawan"
"Hih gue ngalah aja lah. Lagian si Karin kalau ngehajar orang kasar banget"
Dia menghembuskan nafas curi pandang ke meja Karin. Yang dimana Karin menyadari itu langsung melotot ngebuat kribo buru-buru malingin wajah. "Gue yakin gak akan ada yang mau sama dia. Siapa coba yang mau sama orang kasar dan gak bener kayak dia"
"Dih kok malah njelekin orang sih lo kribo! Bilang ajar iri" Ningning menginjak kakinya dari bawah meja.
"Jadi gimana nih, Win? Mau kan?" kribo belum nyerah rupanya.
Winter mau nolak. Namun cepat cepat kribo menyela. "Win, lo tau kan rumor kalau salah satu anak osis ada yang belok itu udah ramai diomongin. Dan lo kan selama ini jomblo, nanti kalau suatu hari ada yang nuduh lo gimana?"
Sekarang Winter terdiam.
"Atau malah lo beneran belok?"
"Gue pukul ya lo"
"Canda he he"
"Hey Win"
Yang dipanggil Winter. Tapi yang noleh seisi warga kantin. Ya gimana enggak, ini si kapten basket yang kribo bilang. Kalau kata orang mah dia emang idaman banget. Ganteng, pinter, rendah hati, siapa aja bakal mudah naksir. Memang cocok disandingkan dengan si sempurna Winter.
Name tagnya. 'Doy'
Kedekatan Winter dengan Doy sebenarnya sudah tercipta beberapa waktu yang lalu karena suatu hal. Beritanya pun sudah sampai ke telinga semua angkatan. Dan setiap Winter sama Doy satu ruangan, pasti warga warga sekolah akan...
"Cieeee, Doy Winter uhuk uhuk uhukk"
Yah begitulah.
Karin melirik ke belakang. Walau bibir lagi ngunyah makanan, namun pandangan tak pula berpaling dari meja pacarnya. Jujur, sakit hati dia. Pengen dia jalan kesana mukul wajah Doy yang katanya paling ganteng itu. Terus narik Winter dan teriak "WOY DIA PACAR GUE!"
Tapi sayang tidak bisa. Karin cuma bisa diem, berharap si Doy Doy itu tidak akan mampu mencairkan Winter.
"Kok sakit ya" Giselle akting menepuk-nepuk dadanya. Dibalas tawa dari antek-anteknya yang lain sebab mereka sudah tau tentang Karina dan Winter yang backstreet.
"Sialan lo Sell" Karin merengut kembali ke posisi duduk semula.
Tapi bener sih, sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
backstreet • winrina
Fanficjiminjeong | winter mana mungkin pacaran sama sejenis. © 2021 SAMUELSAID