Usai drama yang lalu, Karin sudah beberapa hari ini sengaja tidak menampakkan diri ke Winter. Kalau papasan di jalan atau sekedar baru kelihatan beberapa meter, dia langsung ngibrit ngehindar. Mungkin maksudnya biar si Winter ngeh kalau Karin ngambek. Tapi ya bagi Winter itu biasa aja. Sudah sering kan begini.
"Berapa hari ini si Karin kok kalem. Lagi marahan ya" Goda Ningning bisik-bisik. Winter menampar pelan pahanya. "Lo gak ada kerjaan lain selain sibuk ngurusin gue sama dia mulu? Lo pacarin aja sana"
"Idih gue mah gak suka ngerebut punya orang keleus" Ketus Ningning menyibakkan rambutnya.
"WOY WOY ADA YANG GELUT!"
Seorang manusia laki-laki yang padahal juga tidak kenal dengan murid-murid di dalam kelas yang ditempati Winter, tiba-tiba saja masuk dan berteriak heboh. Selanjutnya dia berjalan lagi ke kelas sebelah meneriaki seisi kelas dengan perkataan yang sama.
Bu Eunbi njerit-njerit heboh. "Heh heh! Siapa yang bertengkar! Jangan bertengkar aduh ini sekolah ya ampun!"
"Aaaa Gusti! Aduh, Winter kamu ikut saya!" Bu Eunbi mengintip ke lantai bawah kemudian menunjuk Winter yang sedari tadi nampak betul tidak urusan. "Kok saya bu?" beo Winter.
"Kamu kan anggota PMR, ini jadwalnya kamu jaga juga kan?! Itu bertengkarnya parah, ayo ikut ibu misahin mereka" bukan cuma biara, sekarang lengan Winter di geret. Menuruni tangga bak flash lalu beliau lari buat misahin kumpulan manusia disana.
Winter menoleh mendapati Ningning jinjit-jinjit. "Ngapain lo ikut?"
"Elah Win, kan gue penasaran"
"KARINA, GISELLE!"
[]
Selagi Winter mbuatin teh anget dan mengobati Karin dengan teliti, Karin sibuk malingin wajah sok sok an dengan gestur menunjukkan kalau dia marah. Rasanya jadi Deja vu. Terakhir mereka berdekatan juga pas Karin luka.
Ningning cuma diem di pojokan, ngelihat Giselle yang dicuekin mulu sama petugas PMR lainnya. Mereka malah sibuk sama yang menghajar Karin dan Giselle tadi di lapangan. Akhirnya dia mendekat, menawarkan bantuan. "Sell, mau gue bantuin ngobatin?"
Senyum sumringah langsung terpampang.
"Ehehe boleh Ning"
Nah kini semua benar-benar sudah sibuk masing-masing dengan kegiatannya. Karin merasa ini momen yang sempurna untuk mengajak Winter bicara.
"Kemarin kemana aja, gak ngehubungin" Tanyanya ketus tapi nadanya rendah.
"Perasaan lo yang ngilang. Gak jelas"
Kicep deh Karin.
"Ya lo kebiasaan. Masa dari dulu lo gini terus sama gue" Karin meringis pedih karena Winter menekan agak keras lukanya. "Jangan keras-keras"
"Yang hajar aku tadi kamu tau gak siapa?" tanya Karin mulai bersikap biasa. Bahkan manusia satu ini sudah pasang senyum manisnya dan menatap Winter dengan lembut.
"Tau, gue sama dia satu kelompok pas ikut olimpiade"
Karin terkekeh mengangguk. "Aku aslinya nyogok dia biar dia nonjok aku. Eh tapi dia gak tega dan cuma plonga-plongo diem"
Winter mendongak. "Ngapain lo suruh gitu?"
"Ya biar aku masuk UKS. Terus bisa ketemu sama kamu. Aku inget hari ini kamu yang jaga"
Benar-benar tidak bisa dipercaya. Itu memancing tawa ringan keluar dari Winter. Konyol memang, dan sama sekali tidak mengesankan. Tapi entah kenapa lucu saja terkadang.
Karin mencolek tangan Winter. Meminta atensi lagi sebab ceritanya belum kelar. "Nah si dia kan takut tuh gak mau nonjok aku. Yaudah Giselle gemes, ditonjoklah dia. Dan dia malah ngamuk ujung-ujungnya aku sama Giselle malah dibantai. Ganas juga ya ternyata" Bibirnya maju beberapa centi. Mengusap-usap bekas memar di lengan.
Kepala Winter geleng-geleng. "Ada-ada aja lo"
Diam-diam Karin ambil kesempatan. Menautkan jari-jarinya dengan milik Winter. Menatap pacarnya tepat di mata lalu berbisik pelan.
"Maaf aku bikin kesel kamu lagi. Baikan ya"
"He'em" Jawab Winter senyum tipis.
"Pacaran ya lo berdua?!"
Sudah syok setengah mampus. Winter dan Karin buru-buru jaga jarak dan batuk-batuk canggung. Eh rupanya bukan mereka yang sedang dibahas. Tetapi Ningning dan Giselle yang asik ketawa ketiwi. Orang-orang yang baru masuk ke UKS berniat kepo, menatap mereka berdua.
"Waduh belakangan kan rame tuh denger-denger rumor anak osis ada yang belok. Jangan-jangan lo ya Ning?"
"Yahaaa doyannya sama-sama cewek Hahahaha"
"Kayak gak laku ae lo Ning Hahaha"
"Mana sama Giselle lagi"
Meski bungkam, namun Karin dan Winter aslinya saling melirik satu sama lain. Ya ini juga yang ngebuat Winter tidak memperlihatkan hubungannya dengan Karin. Orang-orang akan berisik. Winter tidak mau dirinya nanti dikatai yang enggak-enggak, bisa hancur image baiknya selama ini.
Ditengah tawa. Giselle udah pasang aba-aba mau mukulin mereka satu-satu, eh tapi malah Ningning berdiri.
"Hobi lo tuh pada emang nyimpulin apa-apa sendiri ya? Lagian bukan urusan lo. Mending lo urusin tuh mulut kotor lo kayak tai, sama otak lo kayak Patrick"
info:
lanjut, double up
KAMU SEDANG MEMBACA
backstreet • winrina
Fanficjiminjeong | winter mana mungkin pacaran sama sejenis. © 2021 SAMUELSAID