---sembilan---

1.7K 210 34
                                    

Malam ini jalanan Malioboro nampak sangat indah di iringi dengan lampu lampu jalan yang membuatnya terkesan sangat aesthetic

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Malam ini jalanan Malioboro nampak sangat indah di iringi dengan lampu lampu jalan yang membuatnya terkesan sangat aesthetic. Sera sedari tadi berjalan jalan mengelilingi Malioboro dengan di temani Aidan di sebelahnya. Bahkan tanpa ragu Aidan juga menggandeng tangan Sera. Anak itu memang tidak pernah gengsi menunjukan rasa sayangnya pada Sera, tidak peduli jika kebanyakan orang bilang jika Aidan ini 'anak mama' karena memang begitu kenyataannya. Aidan adalah anak yang paling tidak bisa jauh dari ibu.

"Bunda, nanti kalo aku punya pacar boleh gak aku ajak pacar aku kesini?" Pertanyaan dari putra keduanya itu membuat Sera tersenyum tipis.

"Boleh dong, ajak dia kemanapun yang kamu mau."

"Tapi aku punya pertanyaan deh bun."

"Apa itu?"

"Di antara aku sama kak Sean bunda lebih sayang siapa?" Aidan menatap Sera lekat lekat seolah meminta jawaban pasti atas pertanyaannya barusan.

"Sama kok, rasa sayang bunda ke kalian itu sama. Gak ada yang di lebih lebihkan atau di kurangi."

"Tapi kan kak Sean lebih bisa banggain bunda sama ayah." Aidan tersenyum kecil.

"Kalian sama sama bisa banggain bunda sama ayah. Kalian semua sama sama hebat."

"Tapi asal bunda tau di bandingkan ayah dan bunda, aku lebih sayang sama bunda."

"Kenapa gitu? Kan ayah sama bunda sama sama orang yang besarin kamu."

"Rasanya beda kalo sama ayah. Aku lebih baik hidup tanpa ayah di banding hidup tanpa bunda. Bunda tau, kehilangan bunda itu adalah hal yang paling mengerikan buat aku."

Ucapan Aidan saat ini mengingatkan Sera pada perkataanya beberapa tahun lalu saat sama sama membahas tentang kematian.

"Semua orang juga akan pergi pada waktunya, kita gak bisa menargetkan umur seseorang akan berakhir kapan." Ujar Sera.

"Kalo nyawa bisa di tukar, aku lebih baik kehilangan nyawa aku sendiri dari pada harus membiarkan bunda pergi." Ujar Aidan yang terdengar sangat tulus.

"Hush kamu ngomong apa sih, gak boleh ngomong gitu." Sera memukul pundak Aidan. Anak itu selalu sembarangan jika berbicara.

"Aku serius, karena buat apa hidup kalo tanpa bunda. Gak ada artinya."

Aidan benar, hidup tanpa berdampingan dengan seorang ibu itu rasanya hampa. Dulu Sera juga sempat berpikir begitu saat ibunya pergi lebih dulu.

Sera tahu rasanya kehilangan, Sera tahu rasanya bertahan hidup sendirian. Jadi wajar jika Aidan berkata tidak ingin kehilangan bundanya. Namun Sera bersyukur karena anak anaknya begitu menyayangi Sera.

"Kamu gak malu emang gandengan gini sama bunda? Bunda kan udah tua." Ujar Sera saat melihat Aidan tidak melepaskan genggamannya barang sekalipun.

"Enggak lah, ngapain malu. Bunda kan cantik."

INEFFABLE [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang