Jaemin membawa Jisung pergi jauh dari daerah rumah mereka, sekarang mereka berada di sebuah Mansion yang dikelilingi hutan.
"Kenapa kau membawa ku kesini?"tanya Jisung bingung.
"Agar keberadaan mu tidak terlacak oleh mereka, kekuatan alam bisa menyamarkan aroma kekuatan milikmu"ujar Jaemin memegang bahu Jisung lalu mendorong Jisung untuk segera memasuki mansion itu, "Masuk, kita bicara didalam. Diluar dingin"
"Baiklah"Jisung mengangguk dan membiarkan Jaemin memandunya dengan kondisi Jaemin memeluk Jisung dari belakang.
Jaemin menuntun Jisung menuju kamar yang berada dilantai bawah, setelah itu Jaemin membaringkan Jisung dan menyelimuti Jisung.
"Kita sudah melakukan perjalanan jauh, dan juga tadi kau mendapat serangan, jadi sekarang kau harus istirahat! Dan besok jangan bekerja, kau cukup dirumah menjadi ibu rumah tangga selama beberapa waktu sampai segalanya aman"ujar Jaemin kemudian membaringkan diri di sebelah Jisung.
Jisung berbalik menatap Jaemin dengan tatapan protes, "Hei, aku ingin bekerja tahu! Bosan jika dirumah sendirian"protes Jisung.
"Untuk sementara waktu kau harus dirumah, dan jika kau bosan aku akan mencari kan mainan untuk mu"ujar Jaemin tegas.
"Tapi aku bukan anak kecil yang anteng begitu kau berikan aku mainan!"Jisung memicingkan mata nya dan mengerucut bibirnya.
"Iya kau bukan anak kecil, tapi bayi besar ku yang sebentar lagi punya bayi"ujar Jaemin mencubit pucuk hidung Jisung gemas.
"Aku mempunyai bayi???"tanya Jisung bingung.
"Lupakan saja, sekarang waktunya bayi besar ku tidur"Jaemin memeluk Jisung.
•••
"Jadi apakah kau berhasil membunuh mereka?"tanya sesosok makhluk kepada kedua pengikut nya.
"Maaf yang mulia, kami tidak berhasil ternyata Dia lebih dahulu sadar dengan jebakan itu, dan sekarang mereka sudah pergi dari sini. Sangat sulit melacak keberadaan mereka sekarang karena tertutupi sesuatu"kedua orang itu berlutut sembari memohon ampun.
Sosok itu kini menjadi marah matanya memerah, dengan cepat dia menghempaskan kedua orang itu hingga terbentur tembok.
"Aku tidak mau tau, cepat cari mereka dan habisi mereka. Jika tidak kalian lah yang akan aku habisi"kemudian sosok itu menghilang bersama kegelapan malam yang semakin gelap.
"Bagaimana ini?"tanya salah seorang dari mereka.
"Tenang saja, aku punya cara untuk melacak target kita, kau pasti tau apa yang ku maksud kan?"
Yang satunya mengangguk paham, "hanya saja aku harap sang Lucifer tidak menyadari hal itu"
"Ya semoga saja, karena aku tidak akan tahu bagaimana cara melacak target jika Lucifer menyadari hal itu."
•••
Jaemin menatap Jisung yang tertidur, Jaemin menahan senyum ketika Jisung sibuk mendusel di dadanya mencari tempat yang hangat. Tapi senyuman manis itu berubah menjadi senyuman mengerti ketika mata nya menangkap sesuatu yang aneh.
"Mereka kira aku tidak sadar? Dasar orang orang bodoh, tentu saja tidak mudah untuk memperdaya ku yang seorang Lucifer".
Jaemin mengambil sebuah pisau, kemudian melukai tangan nya sendiri hingga berdarah, setelah itu Jaemin meminumkan darah tersebut kepada Jisung.
"Sekarang mereka tidak akan bisa melacak dimana kita berada, akan ku pastikan kau aman baby, dan akan ku pastikan mereka akan membayar mahal, karena telah berani menganggu keamanan mu"ujar Jaemin seram, namun mengelus rambut Jisung dengan lembut.
"Jeno, Haechan, kalian tahu kan apa yang harus kalian lakukan?"tanya Jaemin kepada kedua sosok yang sedari tadi mengikuti mereka.
"Tentu King"balas Jeno dan Haechan.
"Baiklah ini saat nya mengecoh mereka, namun tentunya ini tidak bisa dilakukan jika hanya dengan kalian berdua minta lah bantuan kepada para malaikat"perintah Jaemin dengan nada suara yang tegas.
"Baik king"
Kemudian mereka berdua menghilang. Jaemin tersenyum manis ketika melihat Jisung yang terbangun dari tidurnya, "kau bermimpi buruk?"tanya Jaemin lembut.
"Tidak hanya saja aku ingin dipeluk lebih erat"balas Jisung dengan mata yang masih sayu.
"Baiklah, apapun untuk baby ku"
•••
To Be Continued
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga Mereka Iblis : JaemSung Sequel Book
Mystery / ThrillerSEQUEL BOOK IBLIS ITU SUAMIKU. Penyelidikan untuk mengetahui latar belakang sebuah keluarga, yang malah membawa sang penyelidik ke dalam seribu rahasia.