Jangan lupa vote dan komen
Happy reading
-
__________________ ꧁꧂ __________________
.
.
.Pertarungan cukup sengit, meskipun pasukan musuh dapat dikatakan tak berjumlah banyak, jika hanya kelima pangeran yang menghadapi, tetap saja mereka kewalahan, mereka masih kalah jumlah. Akan tetapi, dengan semangat bertarung si kembar Jean dan Joan, keadaan dapat mereka balikan.
Namun mereka belum bisa bernapas lega. Pasalnya, saat mereka sibuk bertarung ada beberapa pasukan negeri timur memisahkan diri dan melakukan pengejaran terhadap Jerren dan Johanes yang mereka sadari tidak ada bersama para pangeran.
"Mau kemana mereka?" Tanya Jericho ketika melihat beberapa prajurit pergi meninggalkan tempat pertempuran.
"Mereka berusaha mengejar Jerren dan Johanes!" Ucap Jonathan sadar karena arah yang mereka ambil searah dengan pelarian kedua adiknya.
"Apa Jerren dan Johanes bisa bertarung?" Tanya Jeffreyan memastikan.
"Tidak." Jawab Jonathan dan Jericho bersamaan.
"Ck!" Dumal Jeffreyan. "Aku yang akan mengejar mereka." Ucap Jeffreyan mengusulkan diri. Dan Jonathan pun menyetujuinya, karena memang Jeffreyan dapat memacu kuda lebih cepat dibanding dirinya.
"Jean, Joan, aku titipkan Jonathan dan Jericho pada kalian." Kata Jeffreyan sebelum menaiki kudanya.
"Beres." Jawab si kembar bersaudara lalu Jeffreyan pun pergi.
"Apa dia tidak salah bicara? Harusnya mereka yang dititipi pada kita." Sahut Jericho merasa aneh dengan pesan Jeffreyan.
"Kemampuan Jean dan Joan setara dengan Jeffreyan, ada mereka disini sama saja dengan ada dua Jeffreyan. Itu artinya kemampuan mereka lebih unggul daripada dirimu. Maka dari itu Jeffreyan menitipkan kita pada mereka." Balas Jonathan dan Jericho pun baru paham, rupanya pesan yang tadi itu sebuah sarkas?
Johanes terus memacu kudanya, entah kemana Jerren akan membawanya, ia hanya mengikuti sang kakak yang memimpin jalan di depan. Saat sedang fokusnya mereka melarikan diri, sebuah anak panah melesat dari arah belakang dan hampir mengenai Johanes.
"Itu pasukan pengejar! Pacu lebih cepat kudamu Johanes!" Titah Jerren yang juga mempercepat lari kudanya.
Percuma, pasukan itu juga tak kalah cepat mengejar. Dengan jumlah yang cukup banyak dan terus menerus membidikkan panah, lambat laun mereka akan terkena panah itu dan tertangkap. Jerren tak punya pilihan lain, harus ada yang menahan pasukan itu disini.
"Johanes, kau pergilah lebih dulu. Aku akan menahan mereka." Putus Jerren dengan mengorbankan dirinya.
"Tidak! Aku tidak tau jalannya!" Tolak Johanes karena memang ia tidak mengetahui harus kemana ia pergi sedangkan Jerren adalah sang pemegang peta.
"Kau terus saja pergi ke arah barat, aku akan menyusulmu nanti." Balas Jerren.
"Arah barat yang mana?" Tanya Johanes polos, membuat Jerren memutar bola matanya jengah, adik bungsunya benar-benar tidak tahu arah mata angin.
"Ikuti arah matahari, itu adalah arah barat." Kata Jerren memberitahu, karena ini sudah lewat tengah hari maka arah barat adalah arah matahari yang hendak terbenam.
Jerren pun memutar balikan kudanya, berniat menghadapi para pasukan itu dan membiarkan Johanes pergi sendirian. Seusai kepergian Johanes, Jerren mencari tempat strategis untuk menghabisi para musuhnya. Di sebuah tanah yang posisinya lebih tinggi dan terhalang semak belukar, Jerren menarik busurnya dengan anak panah yang siap ia lesatkan. Jerren bukanlah petarung handal, namun ia tau caranya menggunakan panah.
KAMU SEDANG MEMBACA
J: The Last Prince
FanficKisah perjuangan kedelapan pangeran yang melakukan perjalanan ke negeri barat untuk tetap bertahan hidup. An alternative universe of kingdom story Start: August 28, 2021 End: -