18 ─ Possessed

280 28 0
                                    

Chapter ini sebenernya panjang banget, jadi aku bagi dua. Kalau votenya sampe 30 aku double up

⚠️Warning⚠️
- agak 18+

-

____________ ꧁꧂ ____________
.
.
.

"Jeffreyan, bukankah kau tak kunjung menemukan Jonathan meskipun telah mencari ke semua tempat? Tentu saja kau tidak akan menemukannya, penyihir itu mengaburkan keberadaannya sehingga orang biasa sulit menemukannya. Tapi aku bisa menemukannya dengan bantuan kitab itu." Jarvis menghasut Jeffreyan agar berada dipihaknya.

Jeffreyan nampak mempertimbangkan ucapan Jarvis. Benar apa yang dikatakan Jarvis, semua usaha pencariannya akan sia-sia jika sang musuh adalah penyihir. Berbeda ceritanya jika Jarvis yang mencarinya, sihir akan lebih efektik jika dilawan dengan sihir lagi.

"Baiklah. Aku rasa perkataanmu ada benarnya. Jerren, berikan buku itu pada Jarvis." Jeffreyan akhirnya terhasut.

"Aku tidak akan memberikan buku itu!" Namun Jerren tetap menolak.

"Jerren, apa kau bermaksud mencelakai Jonathan? Dengan pilihanmu menahan buku itu membuat Jonathan semakin bahaya berada dalam genggaman penyihir Guan. Itu sama saja dengan kau membiarkan Jonathan mati jika terus menghalangi kami menyelamatkannya." Balas Jeffreyan tegas.

"Tapi kitab itu bisa membahayakan Jarvis!" Balas Jerren tetap kukuh.

"Jerren, aku sudah siap dengan segala konsekuensinya." Jawab Jarvis menenangkan sang adik. Sejak awal dia memang sudah pasrah dengan takdirnya.

Jerren terdiam, ia bimbang. Ia hanya tidak mau Jarvis celaka menggunakan kitab itu. Tapi di sisi lain, dengan kitab itu Jonathan bisa diselamatkan. Ia tidak berkutik jika urusannya sudah menyangkut nyawa, apalagi ini nyawa pemimpin mereka. Jerren pun memberikan kitab itu.

"Apa kau siap bertanggungjawab jika Jarvis mati karena buku ini?" Tanya Jerren pada Jeffreyan.

"Kita semua akan mati, Jerren." Jawab Jeffreyan yang juga telah menerima takdirnya.

Akhirnya Jarvis mendapatkan kitabnya. Tak membuang waktu, ia langsung mencari halaman tentang sihir teleportasi dan dalam sekejap, para Andreas berpindah tempat ke sebuah lorong.

Johanes ternganga, ia tidak percaya kakaknya bisa menggunakan sihir sehebat ini. Kitab itu benar-benar sangat luar biasa, banyak sihir hebat yang terdapat didalamnya. Jarvis bisa jadi penyihir hebat dengan kitab itu.

Jeffreyan memperhatikan lorong tersebut, ia merasa tidak asing. "Bukankah ini lorong lantai 1 penginapan kita?" Tanyanya.

"Iya." Jawab Jarvis.

"Aku sudah pernah mencari ke tempat itu, dan tidak menemukan Jonathan." Balas Jeffreyan.

"Penyihir itu menggunakan sihir yang bisa menumpulkan panca indramu, membuatmu sulit menemukan mereka. Kau seperti sudah memeriksa semua tempat ini, tapi sebenarnya kau hanya berputar-putar di tempat yang sama." Jelas Jarvis.

"Lalu dimana Jonathan berada?" Tanya Jerren langsung ke inti permasalahan.

"Di kamar itu." Jawab Jarvis sambil menunjuk ruangan yang ada di depan mereka.

Para pengeran Andreas menelan ludah dengan susahnya, mereka khawatir bercampur takut dengan apa yang ada di balik pintu itu.

"Kalian bersiap, kita akan masuk kesana." Jeffreyan memberi aba-aba untuk mendobrak pintu. Adik-adiknya pun bersiap menyerang dengan senjata andalan mereka masing-masing.

J: The Last PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang