12 ─ The Leader

293 53 5
                                    

Hai semua, aku balik lagi setelah sekian lama hiatus

Selamat membaca :)

-

____________ ꧁꧂ ____________
.
.
.

"Tuanku, saya mendapat pesan dari putra mahkota." Kata Herald memotong pembicaraan rapat strategi mereka ketika sebuah burung hinggap di pundaknya. Itu adalah burung yang dikirimkan Jarvis untuk membawa pesannya.

"Pesan apa?" Tanya Joseph.

"Para pangeran, mereka sedang dalam perjalanan menuju Hiddleton." Jawab Herald dengan raut risau.

"Anak-anak itu, sudah kubilang untuk tetap di istana tapi mereka malah membangkang ucapanku." Rutuk Joseph kesal anak-anaknya tetap nekat untuk ikut berperang.

"Dan juga..." Herald menjeda perkataannya, rasanya sangat berat menyampaikan pesan selanjutnya dari Jonathan.

"Yang mulia, yang mulia raja." Panggil seorang prajurit dengan panik memasuki tenda milik Joseph.

"Ada apa hingga kau membuat keributan dirapat kami?" Tanya Joseph menjeda dahulu rapat dengan para komandan pasukannya.

"Ada utusan dari istana, yang mulia." Jawabnya.

Josep heran kenapa prajurit tersebut nampak ketakutan. Padahal sudah biasa pembawa pesan datang.

"Bawa dia padaku." Perintah Joseph.

Sang utusan pun menghadap Joseph dengan tampilan yang berantakan dan beberapa goresan memenuhi tubuhnya.

"Katakan, berita apa yang kau bawa dari ibu kota?" Tanya Joseph.

"Yang mulia, ibu kota Ignis telah diserang oleh kerajaan guan. Istana dihancurkan dan dibakar. Mayat ratu dan para selir berhasil teridentifikasi-"

"Bagaimana dengan anak-anakku? Apa yang terjadi dengan mereka?" Potong Joseph dengan raut penuh cemas.

"Maafkan saya yang mulia, para pangeran masih belum ditemukan keberadaannya. Menurut beberapa prajurit melaporkan mereka sempat melihat para pangeran berhasil kabur dari istana saat penyerangan." Jawab prajurit tersebut.

Joseph terhuyung, ia begitu terpukul dengan berita buruk tersebut. Tak menyangka kerajaan Guan yang sudah ia taklukan menghimpun kekuatan lain dan menyerang ibu kota yang lengah penjagaan karena semua pasukannya ia bawa ke Hiddleton. Joseph menatap Herald. "Herald, apa ini pesan yang ingin kau sampaikan tadi?" Tanyanya.

"Iya, tuanku." Jawab Herald menundukan kepalanya.

Tiba-tiba ucapan Esdras, sang penyihir yang menyampaikan ramalan, muncul dalam ingatannya.

"Tuanku, dalam penglihatan saya, saya melihat istana yang megah ini dilahap oleh api. Andreas, negeri yang anda cintai akan hancur, dan semua keturunan anda akan mati."

"Herald, apakah hari ini adalah harinya?" Gumam Joseph, semua orang tidak paham dengan maksud perkataan raja mereka. "Hari dimana ramalan itu terjadi?" Timpalnya.

"Tuanku." Herald tak sanggup berkata-kata. Sekuat apapun Joseph mencegah ramalan itu, hingga mengurung para keturunannya di dalam istana. Namun takdir mereka sudah tertuliskan, takdir itu selalu berhasil menangkap mereka.

J: The Last PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang