5 ─ Vision

513 85 10
                                    

Hola, aku balik lagi
Selamat membaca :)

-
__________________ ꧁꧂ __________________
.
.
.

Jarvis terus berkuda menyusuri rimbunnya hutan di pegunungan ini hingga dirinya berhenti di depan gerbang sebuah desa yang terbengkalai, akhirnya ia sampai di desa leluhurnya, Myrddin. Selama hidupnya, Jarvis belum pernah berkunjung ke desa ini sekalipun, ia juga tidak tau bagaimana dirinya bisa sampai di desa ini, instingnya seolah terus menuntunnya menyusuri hutan dan membawanya kemari.

Saat Jarvis sedang memperhatikan keadaan desa yang sudah terbengkalai dan ditelan alam, atensinya teralihkan oleh seorang pria tua berpakain serba putih bahkan hingga ke rambut dan juga jenggot panjangnya yang juga sudah memutih. Ia pun keheranan, sejak kapan kakek-kakek tersebut ada disana? Dengan bantuan tongkat kayu yang dipegangnya, kakek tersebut berjalan menghampiri Jarvis.

"Selamat datang, putraku yang lahir dalam kemalangan." Ucap kakek tersebut menyambut kedatangan Jarvis.

Jarvis mengerutkan dahinya mendengar kata sambutan tersebut, putra yang lahir dalam kemalangan kakek tua itu bilang? Apa kakek itu juga tau tentang ramalan dirinya?

"Ikutlah." Jarvis baru saja hendak mengajukan satu pertanyaan, kakek itu keburu mengajaknya memasuki desa sambil berjalan lebih dulu memimpin jalan. Jarvis yang asing dengan desa ini hanya mengikuti ajakan sang kakek, mungkin kakek itu bisa sedikit membantunya mencari jawaban dari apa yang ia cari.

Tidak ada obrolan saat mereka berjalan menyusuri desa, kakek misterius itu terus berjalan tanpa membuka suara dan Jarvis yang sibuk memperhatikan keadaan sekitar desa.

"Kakek, mau kemana kita?" Tanya Jarvis karena mereka telah melewati daerah pemukiman warga.

"Ke rumahku." Jawab kakek itu singkat.

"Kau tinggal disini kakek?" Jarvis bertanya lagi karena penasaran desa ini masih ditinggali, apalagi oleh orangtua seperti kakek itu.

"Aku selalu tinggal disini." Jawab singkat lagi kakek itu.

"Apa kau penduduk yang selamat saat desa ini di serang oleh raja Jose-"

"Kita sudah sampai." Ucapan Jarvis terpotong oleh kakek tua itu ketika mereka sampai di sebuah bangunan besar. "Masuklah." Ajak kakek itu lagi. Dan lagi-lagi Jarvis menurut.

Namun Jarvis menaruh curiga, ketika memasuki bangunan yang ia lihat ruangan ini tidak nampak seperti rumah, melainkan sebuah kuil dengan altar besar di dalamnya. Ia pun yakin jika kakek ini bukanlah kakek biasa.

"Siapa kau kakek?" Tanya Jarvis dengan raut tak beramah tamah.

"Aku adalah apa yang kau cari tau." Jawab kakek itu.

"Apa yang aku cari tau? Apa maksudmu kakek?" Tanya Jarvis tidak paham dengan jawaban pria tua itu.

"Aku akan berbalik bertanya padamu, apa yang ingin kau cari tau dengan datang kemari? Maka akulah jawaban yang kau cari tau." Jawab kakek itu lagi.

"Apa kau adalah Merlin? Merlin leluhur para penyihir desa ini?" Tanya Jarvis akhirnya paham karena yang ingin ia cari tau adalah hal yang berkaitan dengan sang leluhurnya.

"Apa yang ingin kau ketahui wahai putraku?" Merlin, sang kakek tua itu tak menjawab malah menanyakan langsung maksud kedatangan keturunannya.

"Aku ingin bisa melihat masa depan." Jawab Jarvis dengan penuh tekad.

"Seperti yang kau tau sendiri, melihat masa depan adalah sihir hitam. Sihir itu sangat kuat dan memakan jiwamu ke dalam kegelapan. Kau sudah melihatnya sendiri, seperti apa yang terjadi pada Scarlett putriku yang juga ibumu." Balas Merlin memberi peringatan atas pilihan Jarvis.

J: The Last PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang