11 ─ The Command

501 65 9
                                    

Siapa yang kangen JJJJJJJJ prince?

Sorry lama up

Bantu vote dan komen yorobun :)

-
_________________ ꧁꧂ _________________
.
.
.

Rodan, desa tempat tinggalnya para penjahat seperti pencuri, penjabret, bahkan bandit serta budak dan juga wanita penghibur malam. Sebuah desa yang tak berhukum dan bertuan, sehingga penduduknya hidup semau mereka tanpa ada aturan serta kejahatan dimana-mana.

Desa itu kini menjadi tempat singgah pertama kelompok Jeffreyan setelah berpisah dengan kelompok Jonathan. Meskipun itu desa yang dipenuhi penjahat, Jeffreyan merasa desa itu tempat yang cocok untuk mereka bersembunyi sementara waktu. Pasukan musuh tidak akan mengira mereka tinggal di tempat berbahaya seperti ini.

Di sebuah bar yang sepi pengunjung, Jeffreyan beserta Joan, Jean dan Jerren duduk di meja paling pojok ruangan sambil menyantap makan malam mereka yang tidak menggugah selera. Bukan hanya karena tampilan makanannya yang buruk, tapi juga rasa bersalah karena meninggalkan kelompok Jonathan. Sejak dulu, mereka berdelapan selalu bersama dan kini mereka berpisah karena kecewa dengan keputusan Jonathan.

Namun nasi sudah menjadi bubur, meskipun menyesal, meraka harus tetap menjalankan keputusan yang telah mereka ambil.

"Pelayan! Aku ingin memesan bir." Pinta Jeffreyan. Kepalanya terasa penat memikirkan masalah ini. Ia ingin meringankannya dengan segelas bir.

"Kalian mau?" Tawar Jeffreyan pada adik-adiknya.

Baru saja ketiganya hendak membuka mulut, sang kakak menyelanya.

"Ah benar, kalian masih di bawah umur." Jeffreyan teringat bahwa adik-adiknya bukanlah Jonathan yang biasa ia ajak minum.

"Kami sudah 17 tahun." Ucap Joan mengingatkan.

"Bagiku itu tetap di bawah umur." Balas Jeffreyan kemudian meneguk birnya yang sudah disajikan pelayan bar. Saraf-saraf kepalanya terasa meregang setelah meneguk minuman beralkohol tersebut, ia merasa sedikit rileks sekarang.

"Akan kemana kita setelah ini?" Tanya Jerren memastikan tujuan mereka.

"Kita akan mencari sebuah desa untuk kita tinggali." Jawab Jeffreyan, sang pemimpin kelompok mereka kini.

"Dengar, mulai sekarang kita akan mengganti nama. Aku Ian, Joan kau Gev, Jean kau Riel, kalian berdua bukan anak kembar. Dan Jerren kau Ren." Kata Jeffreyan menambahkan sambil menunjuk ketiga adiknya satu persatu.

"Apa kita akan meninggalkan semua hal tentang Andreas?" Tanya Jean nampak sedih. Jeffreyan membuat identitas baru, itu berarti mereka akan membuang kehidupan lama mereka tentang Andreas untuk memulai hidup baru.

"Iya. Kita kabulkan ramalan itu, para pangeran Andreas telah mati. Kita bukan lagi orang yang ada di ramalan itu. Mulai saat ini kita hanya petualang." Jawab Jeffreyan menata takdir baru mereka.

Joan, Jean dan Jerren nampak kecewa. Kenangan mereka tentang Andreas bukan hanya tentang mereka sebagai pangeran saja. Akan tetapi kenangan tentang keluarga, saudara, perjuangan, dan tawa serta luka yang ke delapan saudara itu bagi bersama. Jeffreyan tau itu berat, tapi ini lebih baik daripada membiarkan adik-adiknya mati seperti keinginan ramalan itu.

"Jika kalian sudah selesai makannya, cepat pergi ke kamar." Jeffreyan menyudahi makan malam mereka karena ketiga adiknya hanya mengaduk-aduk makanan mereka dengan tak berselera.

Ketiganya menurut dan membereskan barang mereka sebelum naik ke lantai dua yang merupakan penginapan di bar ini. Namun sebelum pergi, Jeffreyan kembali menahan mereka.

J: The Last PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang