Keduanya sampai dengan selamat di depan rumah Rindu. Yang mana lelaki coklat itu lantas turun, berdiri tegak di samping Semesta yang kini membuka helm besar miliknya.
"Makasih..." Kata Rindu dengan selebar senyum menawan.
Semesta mengangguk, "Sama-sama.."
"Kalau gitu aku masuk ya?" Kata Rindu pelan.
Tubuh itu hendak berbalik, namun lengannya ditahan kembali oleh sosok yang seperantaran. Rindu menoleh bingung, melirik pada lengan dan Semesta secara bergantian.
Namun cowok tampan itu hanya diam, menikmati setiap detik akan genggaman tangannya pada Rindu. Tersenyum malu-malu di atas motor.
Rindu mendengus, "Kenapa? Mau singgah sebentar..?"
"Nanti malam aja aku dateng.." kata Semesta pelan.
"Emangnya kamu mau ngapain..?"
"Malam nanti, ada festival kuliner.. Rindu mau gak pergi sama Semesta?" Tanya Semesta malu-malu.
Rindu menganga, berkedip-kedip cepat setelahnya. Aduh, dirinya mendadak malu karena ajakan kencan secara tak langsung ini.
Pipinya mendadak bersemu dan tawa kecil guna menutup malu itu mengudara, tangan bebasnya ia bawa untuk mengosok hidung yang sedikit gatal. Rindu mengigit bibir bawahnya kala Semesta menatapnya dengan pandangan memohon yang menggemaskan.
"Please..mau ya?" Pinta Semesta memohon.
Tawa kecil itu berubah menjadi tawa besar nan melengking. Ah Rindu malu akibat harus ditatap oleh Semesta dengan begitu lekat dari atas motor.
Ditambah mata bulat indah milik Semesta semakin membulat akibat sang pria mencoba segala cara agar bisa tampak menggemaskan di mata Rindu yang kini jantungnya siap meledak dalam segenap.
Rindu lantas mengusap wajah Semesta menggunakan tangan bebasnya, "Gak usah kayak gitu.."
"Aku lagi nyoba, siapa tau Rindu bisa luluh...soalnya Asmara suka gitu.."
Alis itu terangkat, "Asmara..?"
"My sister..nakal...nyebelin.." kata Semesta santai.
Rindu lantas menganggukkan kepala paham, sedangakan Semesta masih enggan melepas genggaman keduanya. Kejadian tak luput dari mata Ibuk yang hendak menyiram tanaman.
Wanita paruh baya itu diam-diam tersenyum, ah ia memiliki bahan baru untuk menggoda anak sematawayangnya itu sampai memerah malu dan masuk ke kamar.
"Jadi..mau gak?" Tanya Semesta memastikan. Ia lalu menggeleng, "Gak sih, kamu harus mau... Aku gak nerima penolakan.."
Rindu mendengus, "Apa-apaan?!"
"Mau ya indu...? Please..." Keluh Semesta.
Lelaki coklat itu lantas mengerling malas dan mengangguk, "oke!"