.
.
.
Pagi ini di apartemen keluarga Ken sangat ribut.
"Ken kamu kemanakan kaos kaki abang" tanya dan teriak Ezra
"Ken kamu merusak laptop baru abang ya?" tanya dan teriak Gavin tak mau kalah
"Ken ayok makan"ajak Radhika sambil berteriak juga
Dan panggilan Ken Ken yang lainnya. Sedangkan orang yang dipanggil namanya tadi masih tidur nyenyak dibawah selimutnya. Ayah yang pusing dengan keributan tersebut berinisiatif masuk kekamar anaknya. Ketika masuk kesana dapat ia lihat bahwa anaknya masih terlelap dengan damai tanpa terganggu sedikit pun dengan keributan yang dibuat abang-abangnya.
"Ken" panggil ayah pada anaknya, namun tidak ada jawaban. Bahkan Ken tidak bergerak sedikitpun.
"sayangnya ayah bangun yuk!" ucap ayah lagi sambil mengelus pucuk kepala anaknya. Dapat ia rasakan rambut anaknya yang halus seperti rambut bayi. Ia pandangi wajah anaknya yang terlelap. Hah, betapa menggemaskannya anaknya ini walaupun sudah menginjak hampir 17 tahun. Ia merasa tidak ikhlas jika anaknya cepat besar. Banyak hal yang ia lewatkan. Seingatnya anaknya baru saja berusia 5 tahun, dulu anaknya begitu manja kepadanya dan cerewet. Setiap ia pulang kerja anaknya akan langsung mengejarnya dan memeluknya dan menceritakan semua yang ia alami hari itu saat ayahnya pergi bekerja. Ayah memandangi anaknya dengan lekat dan jika diperhatikan lebih lagi ada tatapan sendu disana. Mendra sungguh merindukan anaknya yang ceria dulu. Sayang sekali anaknya harus berubah setelah istrinya meninggal. Jika mengingat kejadian kelam di masa lalu membuat Mendra merasa gagal menjadi kepala keluarga sekaligus ayah yang baik untuk keluarga kecilnya. Sudah hampir 12 tahun sejak kejadian naas itu, kejadian yang membuat istrinya meninggal dan anaknya yang mengalami trauma dan melupakan sebagian ingatannya. Hah.. Mendra pikir mungkin lebih baik anaknya melupakan seluruh kejadian tersebut. Namun nyatanya di awal awal masa pemulihan anaknya, anaknya selalu bermimpi buruk. Ia tidak bisa tidur dengan tenang karena dihantui perasaan takut. Mendra tidak tau seburuk apa kejadian yang dilalui anaknya sehingga anaknya setakut itu.
*Flashback on
Suatu ketika Mendra pernah bertanya pada anaknya "Ken, sayang nya ayah, ayah boleh bertanya" tanya ayah kepada Ken kecil
"Uhm, boleh.." jawab Ken kecil.
"Anaknya ayah kenapa takut, emang nya anaknya ayah mimpi apa?" Tanya ayah dengan hati-hati soalnya Mendra takut jika anaknya menangis ketakutan jika di ingatkan dengan mimpinya. Namun tanpa terduga, hari itu anaknya mau menjawab tanpa menangis.
"Ken mimpi anak laki-laki mukul ibunya pakai vas bunga.. terus banyak darahnya..Ken takut" jawab Ken takut takut.
Ayah yang mendengar itu langsung memeluk anaknya dan memberikan kata-kata penenang.*Flashback off
Mendra tersadar, kenapa dia menjadi mengingat masa lalu yang hingga saat ini masih tidak ia mengerti apa yang terjadi pada anaknya saat itu. Padahal tujuannya tadi membangunkan anaknya. Mendra melanjutkan aksinya hingga Ken terbangun.
"Uhmmm....ayah" ucap Ken dengan suara seraknya sehabis bangun tidur
"Bangun yuk sayang, tuh denger abang abang kamu pada ribut manggilin kamu" ucap ayah dengan lembut sekalian memberitahukan kepada anaknya bahwa dari tadi para abangnya ribut memanggil manggil dia
Ken yang setengah sadar hanya menjawab dengan anggukan dan merentangkan kedua tangan nya kepada ayahnya. Untung saja Mendra peka, ia langsung menggendong anaknya keluar dan membawanya menuju meja makan yang mana disana para abangnya sudah berkumpul tapi sebelum itu Mendra membawa Ken ke kamar mandi untuk mencuci muka dan menggosok gigi anak itu. Mendra mendudukan Ken di samping Arkana. Arkana yang sadar Ken duduk disamping nya mengelus sayang kepala anak itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Carnation
Fanfiction*2010 Seorang anak laki-laki yang memakai seragam SMP masuk kesebuah rumah mewah berwarna putih, tepatnya rumah orangtuanya. ia baru saja pulang dari sekolahnya. "ibu, aku pulang. ayah mana bu ? sudah pulang?" ucap seorang anak laki-laki bukannya d...