Part 4

94 7 0
                                    


.

.

.

Pagi ini Ken sendirian lagi di apartemen. Dalam minggu ini ntah kenapa semua pada sibuk. Ketika Ken tengah asyik menonton, tiba-tiba telponnya berdering... Ken menjawab panggilan tersebut yang ternyata dari ayahnya.

"Ken, kamu kekantor ayah sekarang ya, nanti bang Gavin jemput, kamu siap siap sekarang. Ayah tunggu" ucap ayah tanpa bantahan.

"tapi yah...." hening....ketika Ken ingin melanjutkan perkataannya tidak ada reaksi dari sana dan ternyata setelah berbicara tadi ayahnya langsung mengakhiri panggilannya. Ken hanya bisa menghela napas. hah...ayolah dia sungguh belum siap datang ke kantor ayahnya. Dengan terpaksa ia bersiap-siap, ia hanya mengenankan celana hitam dan hoodie serta mengambil kacamata. Sebenarnya matanya baik-baik saja tapi ia merasa canggung di depan orang-orang baru makanya ia memilih menggunakan kacamata. Telpon Ken berbunyi kembali, tapi kali ini dari Gavin, Gavin mengatakan bahwa ia sudah di bawah. Dengan ogah-ogahan Ken keluar apartemen menyusul Gavin dan masuk ke mobil Gavin. Gavin yang melihat adiknya memasang muka kesalnya hanya terkekeh. Sungguh imut adiknya ini..pikirnya.



Setibanya di depan kantor ayahnya, Ken memandang ke gedung tersebut dan menghela napas. huh... Di depan Gedung Tertulis Kantor BIN (Badan Intelijen Negara). Gavin membawa mobilnya memasuki parkiran kantor. Kemudian mereka memasuki Lobby kantor, semua melihat ke arah Gavin yang menggandeng seorang remaja yang mengenakan hoodie kebesaran yang membuatnya terlihat imut di tambah kacamatanya.  Mereka yang melihat itu berbisik-bisik dan bertanya-tanya siapa remaja tersebut. Setelah mereka berdua memasuki lift, Ken memandang ke abangnya Kesal, sedangkan Gavin yang dipandang seperti itu hanya acuh bahkan ia hanya terkekeh melihat tingkah adiknya.

Keluar dari Lift mereka melewati sebuah lorong dan saat ini mereka berdua sudah tiba di depan ruangan yang bertuliskan Kepala BIN. Gavin membukakan pintu dan menyuruh Ken masuk. Sebelum masuk Ken hanya menghela napas. Sungguh dia malas untuk kesini. Sesampainya di dalam Ken dapat melihat seorang pria dewasa tengah duduk dikursi kebesarannya sambil sibuk membaca salah satu berkas yang ada di mejanya.  Di depan meja tersebut terdapat papan nama yang bertulisakan Dharmendra Jourdain. Yups, pria tersebut adalah ayahnya Ken. Ayah Ken seorang ketua BIN dan abangnya Gavin salah satu ketua di tim khusus yang di bentuk BIN.  Ken mendudukkan dirinya ke sofa yang tersedia di ruangan ayahnya. Ayahnya yang sadar anaknya sudah tiba, ia pun menyusul duduk di sofa dan disusul Gavin.

"ohh. ..anak ayah sudah sampai rupanya" ucap ayah menggoda

Ken yang mendengar godaan dari ayahnya hanya memutar bola matanya malas.

"buat apasih ayah nyuruh aku kesini, maksa banget" kesal Ken

"hahaha....kamu kalau nggak dipaksa nggak bakalan datang...padahal ayah mau kamu bantu ayah"  ucap ayah sambil geleng-geleng kepala melihat anaknya yang tengah kesal dengannya

"udah deh langsung aja yah..ayah butuh bantuan apa?" ucap Ken ogah-ogahan

"kamu ini....ayuk ikut ayah" ajak ayah pada Ken.

Mereka pun pergi keruang lab. Komputer,   anggota BIN yang melihat kepala BIN mendatangi mereka menunduk hormat. Tapi mereka heran siapa remaja imut yang ada di belakang Atasan mereka ini. Dengan tatapan penasaran mereka terus memandangi Ken yang membuat Ken tidak nyaman dan membuat ia tambah cemberut. Tanpa ia sadari itu hanya akan menambah tingkat keimutannya. Orang-orang disana hanya bisa menahan gemas melihatnya. Kemudian ayah memperkenalkan Ken pada anggotanya.

"Perkenalkan ini Kennard Jourdain, anggota baru kita" ucap ayah memperkenalkan Ken pada anggotanya

Ken yang mendengarnya terkejut..heyy...dia belum siap masuk kantor ayahnya kenapa ia bisa terjebak dalam adegan ini. Seenaknya saja ayahnya memperkenalkan ia sebagai anggota baru... huh sungguh menyebalkan..mana dia berpenampilan seperti ini lagi di depan para anggota BIN yang mana mereka rata-rata menggunakan kemeja dan pakai formal lainnya. Para anggota yang mendengarkan kaget seketika, sebenarnya mereka sudah diberi pemberitahuan bahwa akan ada anggota baru yang merupakan lulusan dari Harvard tapi mereka tidak menyangka bahwa orang tersebut seorang remaja yang menggemaskan yang berada didepan mereka saat ini. Yang ada dalam bayangan mereka adalah seorang pria dewasa yang gagah dan matang. Tapi apa ini.. nyatanya seorang remaja menggemaskan. Sungguh menakjubkan..pikir mereka.  

Keterkejutan mereka di buyarkan oleh perkataan ayah.

"Baiklah cukup disini perkenalannya...ada yang harus segera kita selesaikan..perkenalan bisa dilanjutkan kapan-kapan" ucap ayah tegas. Anggota yang mendengar hanya mengangguk dan kembali ketempat mereka serta melanjutkan pekerjaan mereka. Lalu ayah menggiring anaknya duduk di depan sebuah komputer. Walaupun bingung Ken hanya menurut.

"Gavin, berikan berkasnya ke Ken"perintah Ayah. Gavin yang mendengar langsung memberikan ke Ken sebuah map yang berisi sebuah kasus. Kasus tersebut mengenai tindak terorisme, sebenarnya mereka sudah mengirim mata-mata mereka ketempat yang di duga kelompok teroris tersebut, tapi pagi tadi mereka kehilangan sinyal dari pelacak yang mereka pasang di badan anggota mereka yang menjadi mata-mata mereka. Mereka sudah berusaha melacak dan mencarinya namun tidak berhasil, seperti ada yang memblokir akses mereka, maka dari itu ayah teringat pada anaknya. Sebenarnya Ken tidak pernah memberitahukan padanya bahwa anaknya tersebut bisa hacking tapi..heyy dia kepala BIN, hal seperti itu mudah untuk ia ketahui, dan sebenarnya saat ia pernah masuk ke kamar anaknya saat anaknya tengah sibuk di depan laptopnya, Mendra sudah tau pasti anaknya tengah sibuk mencari bounties bug  sistem keamanan suatu platform, namun ketika ia mendekati anaknya, anaknya dengan cepat mengubahnya ke tampilan suatu permainan.

setelah membaca dan mendengar penjelasan dari ayahnya. Ken mulai menggerakkan jari-jarinya di atas keyboard. Jari-jarinya dengan lihai bermain disana. Berbagai kode ia masukkan dan setengah jam kemudian ia berhasil menemukannya bahkan tidak hanya itu, ia bahkan berhasil menemukan letak markas teroris tersebut dan data-data lengkap lainnya yang bisa di jadikan sebagai bukti. Ayah yang melihat anaknya berhasil, tersenyum bangga melihat anaknya. Ia mengelus kepala anaknya dengan sayang. Sungguh anaknya ini sangat jenius melebihi ia dan istrinya padahal mereka berdua termasuk orang-orang yang jenius. Anaknya mewarisi kemampuan ia dan istrinya. Yaps, dulu ia dan istrinya sama sama bekerja di BIN. BIN lah yang mempertemukan mereka berdua hingga memutuskan untuk menikah dan pada akhirnya mereka memiliki anak.

Para anggota yang lain yang melihat, hanya tercengang. Bagaimana bisa mereka kalah oleh seorang remaja, sungguh mereka sudah berusaha dari tadi untuk mengakses namun selalu gagal, namun ketika Ken yang mencoba, ia hanya perlu 30 menit dan berhasil bahkan mendapatkan bonus. Tidak menunggu lama, ayah segera memerintahkan anggota Gavin untuk menyergap tempat yang di duga menjadi markas komplotan tersebut. Gavin beserta anggotanya segera bergegas kelokasi sesuai arahan.


Sesampainya dilokasi yang telah diberikan, Gavin dan timnya berpencar dan mengendap untuk menangkap komplotan tersebut.

Duar.....tim Gavin mendobrak markas tersebut. "angkat tangan...letakkan senjata kalian di lantai..tempat ini sudah di kepung"perintah Gavin pada komplotan tersebut sambil menodongkan pistol ke arah mereka, begitu juga timnya yang lain.

Para komplotan yang tengah berdiskusi mengenai rencana penyerangan mereka tersebut refleks mengangkat tangan mereka. Sungguh mereka kaget karena markas mereka diketahui. Bagaimana bisa, padahal mereka sudah menyembunyikannya, bahkan mata-mata yang sudah mereka temukan saja sudah mereka singkirkan dan telah mengatur alat pelacak yang ada ditubuh mata-mata tersebut sehingga sulit di temukan. Ada beberapa yang mencoba kabur, namun naas ia malah tewas di tembak karena sungguh tempat tersebut sudah benar-benar dikepung dan sudah banyak penembak jitu yang bersiaga ditempat mereka.


Akhirnya kasus tersebut berhasil diselesaikan dan semua komplotan teroris tersebut sudah disapu bersih. Bahkan semua bukti sudah terkumpul. Hanya tinggal menyerahkan ke pihak Kejaksaan untuk di tindak lanjuti.

.

.

.

to be continued........


Republish 10/02/2022


CarnationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang