Sakral

356 37 16
                                    

Sakura terus menatap pantulan dirinya didepan cermin besar.  Kimono putih keluarga Itachi membalut tubuh rampingnya. Simbol kipas melekat dipunggung, sebentar lagi gadis itu menyandang marga Uchiha. Apa dirinya siap? Berhari-hari lamanya terus memikirkan dan memantapkan hatinya untuk menikah dengan Itachi.

Ino menyematkan jepit rambut di surai merah muda Sakura yang sudah ia sanggul sederhana, menambah kesan dewasa dan elegan.

"Warnanya seperti bola matamu," ucap gadis itu. Memegang pundak Sakura dan mensejajarkan wajahnya, "lihatlah, gadisku sudah cantik dan  siap diperistri seseorang."

"Ino, setelah ini jangan lupakan aku ya? Berkunjunglah ke Kyoto jika kau tidak sibuk," ada gurat kesedihan di wajah Sakura.

"Jika itu yang kau khawatirkan, kau tak usah cemas, jidat. Aku akan berkunjung setiap akhir pekan dengan Sai. Akan aku ajari kau mengemudi, supaya kau bisa kembali ke Konoha jika senggang, bu CEO," ledek Ino.

"Jangan meledek ku, aku bukan CEO."

"Aaa... maksudku istri CEO," Ino membenarkan ucapannya, "ayo turun."

.

.

.

Kizashi mengulurkan tangannya kemudian disambut Sakura. Ayah anak itu berjalan menuju altar. Disepanjang jalan, suara tepuk tangan riuh dan pandangan kagum ditujukan untuk Sakura. Disana, Itachi sudah berdiri gagah dengan setelan tuxedo hitam, rambut panjangnya ia kuncir rendah. Sederhana tapi tetap berkharisma. Ia bersiap menyambut pengantin wanitanya.
Pernikahan mewah digelar disalah satu hotel yang dikelola Sasuke yang merupakan anak cabang perusahaan Uchiha.

Disudut ruangan Gaara berdiri mengamati gadisnya yang telah bersanding dengan pria lain. Gadisnya nampak bahagia. Tersenyum tipis, ia melangkah meninggalkan  tempat resepsi. Tak kuasa melihat Sakura mengikat janji pernikahan dengan pria lain. Tapi dirinya juga tidak pantas disebut sebagai lelaki.

"Apa dia begitu cantik?" tanya Matsuri ketika Gaara sampai di parkiran.

"Iya."

"Kau yakin melepas dia?"

"Aku tak bisa melepas siapapun diantara kau dan Sakura."

Matsuri mencebikkan bibirnya, "Dasar pria brengsek sialan!"

Gaara menarik tengkuk Matsuri dan mencium bibirnya sekilas, "Berhenti menyumpahi ku, jalang," seringai pria itu.

"Andai Sakura tahu kau lelaki sampah, pasti tak akan ada drama termehek-mehek," sarkas Matsuri.

.

.

.

Itachi dan Sakura mengakhiri serangkaian adat pernikahan dengan berciuman didepan pendeta dan seluruh tamu yang hadir.

"Hei,, lanjutkan nanti saja di kamar. Jangan membuat kami yang lajang jadi merasa iri," teriak Naruto di baris kedua tamu undangan.
Semua orang bertepuk tangan menyambut pengantin baru. Ada juga yang menyoraki kekonyolan Naruto.

Acara selesai tepat pukul 11 malam. Itachi membuat acara pernikahan dan resepsi satu hari supaya tidak mengurangi jadwal bulan madu mereka.

.

.

.

Memasuki kamar, ia melihat Sakura tengah kesusahan membuka pengait belakang di gaunnya. Itachi menghampiri Sakura dan membantu gadis itu. Sedikit terkejut ketika jemari Itachi tanpa sengaja menyentuh punggungnya, menghantarkan gelayar aneh sekaligus mendebarkan.

JANJI - Aku Milik MuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang