Hidden Love

314 20 1
                                    

"Berapa password pintu mu?"tanya Sasuke, sudah lima kali ia bertanya semenjak sampai di apartment Ino. Dia menahan tubuh Ino yang hampir limbung.

"Dasar brengsek! Aku akan membunuh mu, sialan!" gadis itu mengumpat, "aku telah memberikan semuanya, tapi kenapa aku dicampakkan?" ia terisak di dada Sasuke. Sasuke memandangnya diam. Sejujurnya pria itu mengenal Ino sekilas dari cerita Sakura. Gadis cantik dengan mulut kasar, begitulah kesan pertama Sasuke.

Menghela napas kasar, Sasuke memapah kembali Ino menuju parkiran. Ia harus segera tidur, karena besok ada rapat penting dengan anggota direksi. Terpaksa Sasuke harus membawa gadis itu bersamanya.
Dua puluh menit berlalu akhirnya ia sampai di parkiran apartment nya. Ino meringkuk di punggung Sasuke, gadis itu terlelap beberapa saat ketika menyentuh punggung Sasuke.

Memasukkan enam digit password pintu. Pintu terbuka menampilkan interior apartment mewah Sasuke. Ino menggeliat dalam tidurnya.

"Aku ingin muntah!"

Ino lebih dulu muntah di punggung Sasuke sebelum ia sempat turun, lalu kembali meraih leher Sasuke untuk dipeluk.

"Shiit!" umpat Sasuke. Ia bergegas menuju kamar. Hendak membaringkan Ino di ranjangnya, namun ia risih karena mereka berdua bau muntahan. Akhirnya Sasuke merebahkan Ino di sofa

"Aa... Sial!" Sasuke mengecek punggungnya, lalu melihat pakaian Ino yang juga kotor.
"Petaka macam apa ini."

Dua puluh menit berlalu akhirnya Sasuke keluar dari kamar mandi dengan mengenakan kaos putih dan celana pendek bermotif kotak-kotak. Ia menuju ranjang, membaringkan tubuhnya, lalu memandang Ino yang masih tidur dengan posisi duduk di sofa. Sasuke bangkit, menghampiri gadis itu lalu menatapnya.

"Apa yang harus aku lakukan?" ia ragu, apakah tidak masalah jika menggantikan pakaian Ino? Jika membiarkannya tidur seperti itu pasti sangat tidak nyaman.

Sasuke menuju lemari dan mengambil kaosnya. Ukurannya cukup besar untuk ukuran tubuh Ino.

"Aku tidak bermaksud kurang ajar, tapi ini akan jauh lebih baik."

Setelah mengganti pakaian Ino, sasuke membaringkan gadis itu diatas ranjangnya, "Aku tak percaya aku melakukan ini untuk orang yang tidak ku kenal."
Ia memasukkan pakaian kotor Ino kedalam mesin cuci, lalu beranjak menuju kasur. Tidur disamping Ino, hanya tidur. Sebab pria itu sangat lelah.

.

.

.

Alarm ponsel Ino berdering tepat pukul 4 pagi. Mengerjapkan matanya, memandang langit-langit kamar Sasuke yang tampak begitu asing. Ia membuka selimut hendak pergi ke kamar mandi karena tubuhnya sangat lengket. Ino kaget melihat dirinya mengenakan kaos yang bukan miliknya, reflek ia menutup mulutnya supaya tidak berteriak.
Ia menoleh ke sisi ranjang tempatnya tidur, mendapati sosok lelaki berambut raven yang meringkuk membelakanginya.

"Ah, sial! Apa yang kulakukan semalam," Ini bergumam sembari memukul-mukul kepalanya, berharap mengingat sesuatu. Tapi sia-sia, ia tak mengingat apapun.

"Berhenti membuat keributan, ini masih gelap," suara baritone Sasuke terdengar, membuat Ino semakin bertanya-tanya apakah semalam ia tidur dengan pria itu?

Ino berjalan menuju sofa. Mengambil ponsel lalu mengeceknya. Ia sedikit tidak nyaman karena kaos yang ia kenakan hanya mampu menutupi separuh pahanya.

"Em, boleh aku pinjam selimut? Aku akan tidur di sofa saja," ucap Ino ragu, takut mengganggu Sasuke yang masih memejamkan matanya.

"Tidur diatas ranjang saja. Aku hanya punya satu selimut," sahut Sasuke tanpa membuka matanya.

"Ta-tapi... apa kau mau tidur di sofa jika aku tidur diatas ranjang?"

JANJI - Aku Milik MuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang