Sakura menyesap wine kedua nya. Ia melemparkan ponselnya keatas meja bar.
"Brengsek!" maki nya. Bartender didepannya setengah terkejut mendengar umpatan kasar dari Sakura.
"I-zu-mo. Berikan aku wine lagi," Sakura sedikit mengeja name tag bartender yang tergantung di lehernya. Pria itu mengisi kembali gelas Sakura yang sudah kosong.
Satu jam berlalu hingga sosok pirang dan raven datang menghampirinya dengan raut cemas luar biasa.
"Bodoh. Bahkan matahari belum terbenam. Apa-apaan yang kau lakukan ini?" omel Ino. Gadis itu menatap sahabatnya iba.
"Bawa aku pergi dari sini, Pig. Aku muak." Nada bicara Sakura tarik ulur. Sasuke hanya menyimak pembicaraan diantara keduanya. Kenapa bisa ada Sasuke? Biar alam yang menjawabnya.
"Baiklah. Kita pulang sekarang."
Ino hendak memapah Sakura tetapi gadis itu menepis tangan sahabatnya.
"Bawa aku kemanapun asal jangan kerumah. Aku muak melihat wajah Itachi. Dasar bedebah sialan!" Sakura tak sadarkan diri setelah menyumpahi suaminya. Beruntung Sasuke dengan cekatan menangkap tubuh Sakura yang hendak jatuh.
"Kita bawa saja ke apartment mu," perintah Sasuke. Ino menganggukkan kepala menyetujui saran Sasuke.
.
.
.
"Apa yang sebenarnya terjadi?" Sasuke merebahkan tubuhnya diatas sofa setelah membaringkan Sakura di ranjang Ino.
"Ceritanya sangat panjang, Sas. Dan ku akui kakak mu memang seorang bajingan." Ino tidak bisa menyembunyikan kekesalannya. Gadis itu duduk disamping Sasuke setelah meletakkan secangkir teh hangat.
"Ceritakan. Aku akan mendengarkan. Supaya aku bisa menilai."
Ino menceritakan kejadian saat tanpa sengaja dirinya melihat Itachi memasuki hotel bersama seorang wanita. Berkat bantuan temannya bernama Karin ia berhasil menguak kebenaran perihal Itachi dan wanita itu. Tetapi Sakura memergoki suaminya sebelum ia sempat menceritakannya pada gadis itu.
"Kau yakin tak salah informasi?" Sasuke melirik Ino melalui ekor matanya. Pria itu mengambil teh dan menyesapnya perlahan.
"Kau meragukanku?"
"Aku sangat yakin sekali padamu," seringai Sasuke, "tapi dalam hal lain. Bukan soal kakak ku."
"Kau!!"
Ino menghentakkan kakinya. Ia memandang malas kearah Sasuke.
"Berhentilah merajuk. Aku sangat merindukanmu." Sasuke menyandarkan kepalanya di bahu Ino.
"Berhentilah bersikap begini. Kau tahu aku bahkan belum selesai dengan masalaluku," nada bicara Ino sedikit sendu. Mengingat beberapa waktu lalu Sai telah memilih meninggalkannya untuk bersama wanita lain. Tetapi dirinya sendiripun belum bisa sepenuhnya lepas dari pria itu. Apalagi membuka hati untuk pria lain.
"Aku akan berusaha meyakinkan mu. Cukup kau berikan aku kesempatan untuk menunjukkan ketulusanku. Kau setuju?" Sasuke memandang Ino, pria itu masih menyandarkan kepalanya di bahu si pirang. dari sudut itulah gadis itu nampak mempesona dimata Sasuke. Ia berani bersumpah akan memaki pria manapun yang telah menyia-nyiakan bidadari seperti dirinya.
"Baiklah. Lalu bagaimana dengan Sakura?" Ino bertanya. Gadis itu amat menyayangkan nasib sahabat baiknya.
"Aku akan menghubungi aniki. Aku berharap masalah ini tidak berlarut-larut."
"Kau yakin? Kau tahu sendiri kan kalau Itachi telah berbohong pada Sakura."
"Kita belum tahu hal pastinya, Ino. Sebaiknya biarkan mereka berdua mengambil keputusan. Kita tidak berhak ikut campur."
KAMU SEDANG MEMBACA
JANJI - Aku Milik Mu
Fiksi PenggemarWARNING !!! KONTEN DEWASA,, sebagian chap rencananya mau di privat... Itachi Uchiha memutuskan untuk mempersunting Sakura Haruno. Seorang gadis yang telah lama mengisi hari-harinya. Ternyata kehidupan rumah tangga tak semanis yang selama ini ia tahu...