To Expact

558 49 13
                                    

Siang itu Sakura menunggu kedatangan sahabat pirang nya di Bandara. Setelah Sasuke mengambil alih perusahaan Itachi, pekerjaan dia sebagai relasi bisnis keluarga Uchiha pun bertambah banyak. Mau tidak mau Ino harus membantu Sasuke untuk beradaptasi dengan lingkungan kerjanya. Sebelumnya secara tidak langsung Ino adalah rekan bisnis Itachi melalui perantara masing-masing sekretarisnya.

"Kau datang sendiri?" Sakura bertanya sembari mendorong troli berisi tiga koper Ino. Dia heran mengapa sahabatnya itu membawa begitu banyak barang.

"Menurutmu aku akan datang dengan siapa?" Ino melirik Sakura melalui ekor matanya, si pirang tampak begitu lelah.

"Sasuke mungkin?" goda Sakura, "jangan lupakan hutang mu padaku, Pig!" Sakura kembali mengingatkan.

"Jangan sekarang, jidat. Satu minggu kedepan jadwalku begitu padat. Dan kau tak perlu khawatir karena aku akan di Kanada untuk waktu yang lumayan lama."

"Kau tidak berniat tinggal di Kanada, bukan?"

"Apa kau gila? Sasuke bisa membunuhku jika itu terjadi." Sakura mengulas senyum mendengar kalimat Ino. Turut bahagia karena sahabat pirangnya bisa kembali membuka hati untuk cinta yang baru. Mungkin saja Ino dan Sasuke sedang berkencan saat ini. Siapa yang tahu? Lalu bagaimana dengan Sakura? Alam akan membuka hati gadis itu. Saat itu terjadi, semoga semua berjalan dengan baik tanpa ada hati yang kembali terluka.

"Dimana mobilmu?" Ino bertanya.

"Kau sedang mengejekku? Kita pesan taksi saja. Dimana  alamat hotelmu?"

"Aa... aku akan tinggal di penthouse Sasuke."

Sakura membulatkan matanya, "Oh, jadi sudah sampai tahap tinggal bersama?"

"Berhenti menggodaku, jidat! Dia hanya menyewakannya. Aku akan membayarnya ketika tiba di Jepang nanti."

"Perhitungan sekali sama kekasih sendiri." Tawa Sakura meledak setika.

.

.

.

"Pokoknya kau harus tinggal bersamaku selama aku berada di Kanada!" seru Ino. Gadis itu membongkar kopernya lalu memasukkan pakaiannya dalam lemari. Sasuke memiliki penthouse yang lumayan besar dengan desain klasik bernuansa blue-silver. Terdapat satu kamar utama dengan ukuran lumayan besar dan satu kamar tamu yang sedikit lebih kecil.

"Aku akan kesulitan saat berangkat mengajar, Pig!"
Sudah lebih dari tigapuluh menit Sakura menolak permintaan Ino, "aku harus berhemat. Datang ke Kanada adalah keputusanku dan aku tidak ingin membuat ayah atau Sasori kesulitan karena kesalahanku."

"Kau masih berfikir semua ini salahmu? Itachi yang salah, jidat. Dia menyembunyikan keberadaan anaknya ketika menjalin hubungan denganmu."

"Kau tahu, bahkan Itachi melakukannya tanpa sengaja. Dia sedang mabuk saat hal itu terjadi."

"Kau tahu darimana, Saku? Kau saja baru beberapa bulan mengenalnya. Lalu menikah! Oh lupakan soal dia adalah kakak kandung dari sahabat masa kecilmu. Sekarang kau harus membuka matamu lebar-lebar. Kau harus bahagia." Ino beranjak dari koper-kopernya lalu duduk di sofa sebelah Sakura dan menyaut satu kaleng cola dan meminumnya. Lelah sekali rasanya.

"Kau tahu, Pig! Saat ini yang ku butuhkan bukan orang baru untuk menyembuhkan luka lamaku. Aku ingin mencari kebahagiaanku melalui jalan lain. Saat aku berfikir semua akan baik-baik saja, saat itulah aku tersadar bahwa selama ini aku telah melalui jalan yang salah. Hubungan yang salah, penyembuhan luka yang keliru. Bahkan aku mulai berfikir kalau sebenarnya aku tidak butuh lagi sosok lelaki di hidupku. Sudah cukup. Untuk kali ini kau akan bahagia melalui caraku sendiri. Aku akan bertemu dengan laki-laki yang tulus jika waktunya tepat."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 08, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

JANJI - Aku Milik MuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang