Jika saatnya pergi, maka aku akan pergi. Walau dengan cara menyakitkan sekalipun.
-Sakura-
Itachi menatap punggung Sakura yang semakin menjauh dan menghilang bersama sebuah taksi. Setelah menandatangani surat cerai, ia mengemas barang-barangnya yang tidak seberapa, lalu memasukkannya kedalam sebuah koper berukuran sedang. Untungnya tak banyak barang yang dibawa gadis itu ke rumah Itachi.
Itachi tak melihat kesedihan di mata Sakura, melainkan sorot penuh kekecewaan.Itachi menatap surat cerai dengan pandangan kosong. Bagaimana mungkin ia bisa menandatangani surat itu, sedangkan ia sama sekali tak ingin bercerai dari Sakura. Katakanlah ia egois. Tapi dia benar-benar ingin Sakura sepenuhnya.
"Aku memang milikmu, sekarang dan selamanya. Tapi perlu kau ketahui, aku tidak bisa memiliki mu seutuhnya. Karenanya, kita tak bisa bersama. Baik saat ini ataupun selamanya."
Itachi menyesap wine di tangannya, dan kembali mengingat perkataan Sakura. Ia meraih handphone yang terletak di nakas samping tempat tidur, lalu menghubungi seseorang."Apa Sakura sudah berangkat?"
"Pesawatnya take off satu jam lagi. Aniki, kejar Sakura sekarang atau kau akan menyesal nantinya," Sasuke di seberang telepon tampak kesal dengan kakaknya.
"Semua memang sudah terlambat, Sasuke. Aku tak punya hak bahkan keberanian untuk mencegahnya."
"Kau kenapa? Hei, sadarkan dirimu pecundang sialan!" Kali ini Sasuke tak bisa menahan makiannya pada Itachi. Kekesalannya sudah sampai ubun-ubun.
"Tolong awasi dia untukku, Sasuke."
"Aku? Aku berhak apa? Kau yang berhak, sialan! Dia itu istrimu. Dia cinta sama kamu. Bisa-bisanya kamu bersikap brengsek seperti ini."
"Ya. Karena aku brengsek, aku tak ada nyali untuk menghentikan Sakura."
"Lalu, apa yang akan kau lakukan setelah ini?" Sasuke mencoba mengontrol emosinya.
"Aku akan mengurus akta lahir Haruka. Dia anakku, dan dia berhak menyandang marga Uchiha di depan namanya."
"Dengan menikahi Konan juga?"
Tak ada jawaban dari Itachi. Sejujurnya pria itu masih mempertimbangkan banyak hal. Butuh banyak waktu untuk membawa Sakura kembali ke rumahnya.
.
.
.
"Kau sudah di dalam pesawat?" ucap seseorang lewat panggilan video ke ponsel Sakura. Seorang pria berwajah manis dengan rambut merah menyala sedang menatap Sakura tajam.
"Sudah, kak. Pastikan kau menjemputku atau Ayah akan memarahimu," Sakura mengancam.
Sasori tersenyum mengejek, "Tak ada alasan paman memarahiku karena statusnya disini kaulah yang bersalah. Kau yang kabur, Sakura."
"Tapi kau ikut andil menampungku. Baiklah, akan ku kabari ketika sampai di Kanada, sampaikan salamku untuk kak Ameno." Sakura mematikan ponsel setalah memberikan kecupan ke arah kamera. Sementara Sasori bergidik ngeri dan melemparkan ponselnya keatas ranjang.
"Itu Sakura? Dia jadi datang?" Ameno keluar dari kamar mandi dengan dress rumahan yang sederhana tapi tetap cantik. Rambut coklat sepinggang nya yang masih basah ia bungkus dengan handuk.
"Bersiaplah sayang, kita akan kedatangan si berisik pembuat masalah."
"Ku dengar dia adik mu, sayang." Ameno bertanya karena sejujurnya dia belum pernah bertmu langsung dengan Sakura. Hanya lewat foto-foto yang ditunjukkan Sasori beberapa kali saja. Sakura gadis yang manis, begitu kesan pertama Ameno terhadap gadis merah muda itu, selebihnya Sasori melabeli adik sepupunya dengan sebutan berisik, pembuat onar, dan kekanak-kanakan.
![](https://img.wattpad.com/cover/147807770-288-k109134.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
JANJI - Aku Milik Mu
FanficWARNING !!! KONTEN DEWASA,, sebagian chap rencananya mau di privat... Itachi Uchiha memutuskan untuk mempersunting Sakura Haruno. Seorang gadis yang telah lama mengisi hari-harinya. Ternyata kehidupan rumah tangga tak semanis yang selama ini ia tahu...