Hari ini sahsa pulang naik taksi lagi karena tak ada yang bisa menjemputnya, Nay dan Zalfa tak pulang bersama sahsa karena ada ekstrakulikuler yang harus mereka ikuti hari ini.
Sejak 5 menit lalu sahsa berdiri di halte bis depan sekolah namun, tak ada sama sekali bus yang datang. Keinginan nya untuk memesan taksi kini urung saat handphone nya mati secara tiba-tiba karena lowbet.
"Cuma satu kali tawaran aja, nolak aku tinggal," ucap seseorang yang tiba tiba saja datang dengan motornya
Sahsa diam sejenak, dia tak tahu harus jawab apa saat ini. Yah dia lapar dan ingin pulang segera untuk makan, jika dia menolak tawaran Iqbaal berarti dia harus menunggu lagi.
"Mau," jawabnya
"Serius? Tumben ga nolak."
"Kan penawarannya cuma sekali, jadi ga ada waktu untuk jual mahal. Lagi pula lapar baal."
"Naik!"
Sahsa meraih tasnya di kursi halte dan segera naik ke atas motor Iqbaal sembari tersenyum ke arah spion
"Udah?"
"Iyah"
"Eki ke mana ga di anterin?" tanya Iqbaal.
"Aku ga pacaran sama kak Eki baal, cuma hindari Riko sama Gala aja biar ga ganggu,"
Iqbaal diam, dia sudah mendengar pernyataan Sasa. Ternyata perkataan Runa benar adanya, jika Sasa sebenarnya tak pacaran Sama Sasa.
"Tapi kamu dekat sama Eki."
"Dia sepupu pacar kak Sisi, makanya sering ke rumah, dan juga kayak kenal banget."
***Hari ini ada pesta di rumah Abi, jadi mereka semua datang ke sana untuk merayakan bersama. Adik Abi ulang tahun ke 11 tahun jadi Abi mengundang juga beberapa teman sekolahnya agar pestanya tambah ramai.
Sasa berdiri memegang kue di tangannya menatap Iqbaal yang sedari tadi menatapnya tanpa berkedip "kenapa? Aku aneh?"
"Ga"
"Terus?"
"Lebih ke cantik sih."
"Bisa aja."
"Aku serius, kalau kamu jadi pacar aku sih, aku yang beruntung."
Deg.
"Gua mau ambil minuman dulu yah disana," Sasa segera berlari pergi dari sana menuju tempat minuman. Dia tak tahu harus menjawab apa, dia takut akan berbicara salah dan aneh karena kegugupan nya.
***
Pukul 10.00 malam semua sudah pulang, Sasa sudah merasa letih dan ingin bertemu dengan kasurnya saat ini juga. Dia sudah banyak makan dan sudah beberapa kali berjoget.
Sasa dan Iqbaal kini berjalan menuju mobil diikuti oleh Al. Katanya mau nebeng karena Nay juga pulang sama Bella, jadi mobil nya di pakai Nay.
"Gua di belakang aja, gua mau baring," ucap Al segera membuka pintu mobil.
Sasa segera masuk dan duduk di jok sebelah kiri bersamaan dengan Iqbaal yang disebelah kanan.
Sudah ada 10 detik sahsa mengotak katik safety belt mobil milik Iqbaal namun tak juga selesai dan menempel di dadanya. Iqbaal yang Sedari tadi menunggu Shasa selesai kini terlihat menatap ke arah Shasa seakan akan ingin membantu namun dia takut Shasa akan merasa kurang nyaman.
"kenapa? Susah?" Tanya nya.
"Iya nih nggak tahu tadi bisa kok," ucap Shasa yang masih berusaha namun safety belt itu terasa sudah sekali untuk di tarik
"Emang sih, bagian itu emang kadang tiba-tiba macet," ucap Iqbaal lagi.
"Masa sih padahal tadi bagus kok,"
"Boleh aku bantu?"
Shasa menghela pelan dan mengangguk, dia sudah merasa pasrah dan tak tahu lagi dengan safety belt itu yang sangat mengjengkelkan.
Iqbal mendekatkan tubuhnya kearah Shasa, bahkan wajah mereka sangat begitu dekat membuat Al yang kini membuka matanya harus kembali menutup matanya dengan tangan.
"plis lahh kalian kalau mau 18+ jangan di depan gua," teriak Al.
"Astagfirullah lu pikirannya bisa dijernihkan gak sih, gue cuma mau bantu Sasa pasang pengaman doang, nggak ngapa-ngapain," ucap Iqbaal yang terkejut dan melempar sebox tisu ke arah Al.
"Kirain mau kissing."
***
Setelah mengantar Al sampai ke rumahnya Iqbal segera mengantar Sasa untuk pulang karena hari sudah mulai larut, beberapa chat sudah masuk di handphone Sasa dan itu tandanya Sasa sudah ditunggu di rumah.
Hanya butuh waktu beberapa menit saja akhirnya mereka sampai tepat di depan rumah Shasa, Sasa segera melepaskan pengamannya dan melirik ke arah Iqbaal "makasih"
"Sama sama"
"Bye ayang," ucap Iqbal yang tiba-tiba
Shasa sudah mulai membuka pintu akhirnya kembali menutup pintu mobil.
"hah?"
"Kenapa?
"Tadi bilang apa?" Tanya Sasa lagi
"Bye," ucap Iqbal mengulangi perkataannya atas permintaan Sasa.
"Setelah bye apa?"
"Ga ada," Iqbaal menatap Sasa.
Mereka berdua saling bertatapan Dan tersenyum "oh" Sasa tertunduk.
"Apaan sih, berharap banget deh." Batin Sasa.
See you next chapter guys
KAMU SEDANG MEMBACA
It's You [HIATUS]
Teen FictionKarena rasa ego dan gengsi mengakui perasaan, membuat mereka hanya bisa saling mengagumi dalam diam. Namun apakah mereka berakhir bersama atau tidak itu di tentukan oleh ego mereka dan rasa gengsi yang menyelimuti diri mereka.