Iqbaal
Setelah pulang sekolah iqbaal segera menuju ke rumah Al untuk bermain bersama.
20:00
"Woi, bengong ae Lo baal," tegur Al.
"Apasih ngagetin."
"Mikirin siapa sih? " Tanya Abi.
"Woi, main ps yuk dalem. Ayolah Al, baal, masa tuan rumah gak ladenin tamu," ucap Abi lagi.
"Yuk, dalem aja. Kita main PS," tambah Al segera masuk diikuti kedua temannya.
Hari ini bakal jadi hari paling seru, bagi mereka. Bermain bersama dan menghabiskan waktu dimalam ini.
"Al gak boleh ngalahkan gue. Kalau iya, bisa rusak reputasi gua sebagai pemain PS handal," Gumam iqbaal.
"Yah, lemah lu baal," ucap Al meremehkan.
"Gitu lo yah, awas gue menang bisa nangis lo di kolong kasur," ucap Iqbaal yang amsih fokus.
Dan Yap benar sekali iqbaal yang memenangkan di babak ini, walaupun ada beberapa babak lagi tapi ini sudah cukup mengalahkan Al dan Abi.
"Payah Lo Al," ucap Abi.
"Aelah Abi, baru aja babak pertama," ucap Al tak mau di kalah.
"Yaudah gue gantiin lo," ucap Abi meraih stik PS itu.
"Harus menang bang Abi!" Al menepuk pelan pundak Abi.
Waktu semakin berputar kini jam sudah menunjukkan pukul 23.00 dan mereka masih saja bermain PS. Istirahat hanya makan malam saja.
"Ayo Bi, masa di kalah sama Iqbaal," ucap Al.
"Ussttttttttt Jang pada berisik gue fokus nih," tegur Abi.
Abi terus saja fokus dan tak sedikit pun menoleh matanya hanya menuju ke layar saja.
"Wah baal lo les ps?" tanya Abi.
YOU LOSE
"Yahhhhhh..... Kalah nih gue?" Iqbaal terlihat dengan wajah penyesalan. Bagaimana bisa dia kalah.
"Mampus lo baal" ucap Al tertawa lepas.
"Yeay" Abi bersorak atas kemenangan nya.
"Sekarang gua yang nentuin hukuman apa buat kalian. Karena tadi, Al lawan Iqbaal kalah, lalu Iqbaal lawan gua kalah. Jadi sekarang gua yang nentuin hukumannya," Abi terlihat sangat puas.
"Yaudah apa cepetan!" Al membaringkannya tubuhnya di kasur.
"Mana handphone kalian," Abi meraih kedua handphone milik temannya.
"Gua akan acak nomor, lalu kalian telfon dan nanyain kabar, lalu kalau dia jawab kalian matikan deh. Kita mulai dari Iqbaal," jelas Abi.
"Yaudah acak!" Seru Iqbaal.
"Acak acak acak," Abi segera mengacak Konta Iqbaal.
Vanesha Ayufa MIPA 2
"Lo telfon Sasa trus tanya ke dia, dia lagi di mana. Trus pas udah di jawab matikan deh,"
"Lo sengaja?" Iqbaal meraih gelar miliknya.
"Gua acak baal," Abi membela dirinya.
"Iya Iyah," Iqbaal terlihat pasrah saja mengikuti instruksi Abi.
Tut....Tut. ..Tut.....
"Gak aktif," ucap Iqbaal.
"Sekai lagi lah" seru Abi dengan semangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's You [HIATUS]
Fiksi RemajaKarena rasa ego dan gengsi mengakui perasaan, membuat mereka hanya bisa saling mengagumi dalam diam. Namun apakah mereka berakhir bersama atau tidak itu di tentukan oleh ego mereka dan rasa gengsi yang menyelimuti diri mereka.