"Mau coba coba hilang lagi?"
Suara seseorang tiba tiba terdengar dari arah samping dan membuat Shasa terkejut atas kedatangannya. Dia sudah hafal betul dengan suara itu, yah si ketua OSIS.
"Kalau Iyah krnapa? Apa urusanmu?"
"Kan saya ketua, anda anggota saya"
"Lupa"
"Ngapain disini sendiri? Orang disana lagi pada main, eh kamunya disini entah lagi apa" ucap Iqbaal
"Gak apa apa kok, cuma mau lihat lihat aja"
"Mau lihat lihat tuh pagi, bukan malam. Emang bisa? Kan gelap, entar bukannya lihat yang indah malah lihat makhluk alam lain lagi"
"ASTAGFIRULLAH IQBAAALLLL"
"Allahuakbar pelan pelan, kok teriak? Gua gak ngapa ngapain lho Disni"
"Kalau ngomong jangan sembarang baal, nakutin aja" raut wajah Shasa berubah takut setelah mendengar perkataan Iqbaal, padahal Shasa sudah menghilang rasa takutnya terhadap kegelapan. Tapi Iqbaal dengan mudah mendatangkan itu kembali seperti tak ada dosa.
"Maap, bercanda doang Shasa. Takut yah?"
"Ihhh, gua mau ke sana aja deh" ucap Shasa yang kemudian berlari kembali ke depan api unggun, meninggalkan Iqbaal disana sendiri. berharap sih ada seseorang yang menemani Iqbaal dari alam lain
***
22.30
Hari sudah larut, acara sudah selesai dan kini saatnya beristirahat. Semua sudah masuk ke tenda masing, tak ada lagi yang berada di luar berkeliaran.
"Ishhh kok mata ini gak bisa tidur yah" batin Shasa yang sudah setengah jam belum bisa menutup matanya padahal keempat partner nya itu sudah terlelap dan berada di alam mimpi
Suara burung hantu dan jangkrik bisa terdengar jelas dan suara angin yang begitu keras terdengar, semakin Shasa berusaha tidur semakin dia tidak bisa melakukannya. Matanya terus saja terbuka dan memikirkan hal hal yang tidak mungkin adanya.
Shasa balik sana sini, suasana sudah sepi dan tak ada orang di luar, hingga tiba tiba suatu bayangan melintas dan membuat dirinya terkejut dan harus bersembunyi di balik selimut miliknya.
1 detik
2 detik
3 detikSahsa membuka matanya dan keluar dari selimut itu, tapi malah bayangan itu tidak pergi dan masih tetap ada di sana. Shasa mencoba membangunkan Bella yang berbaring tepat di samping kanannya dan Zalfa di samping kirinya "GUYS?" Tapi nyatanya kedua orang itu tak sedikitpun bergerak dari posisinya, mungkin sedang bermimpi berpacaran dengan sang pujaan hati.
Karena merasa dirinya sudah besar dan bukan anak kecil yang harus takut dengan sesuatu. Dan lagi pula ini cuma bayangan saja, dan belum tentu itu makhluk lain. Itu bisa jadi seseorang atau guru yang lagi mencari angin karena tidak bisa tidur seperti dirinya.
Shasa mulai bangun dan berniat untuk keluar dari tenda melihat siapa pemilik bayangan tersebut. walaupun saat ini rasa takut di dalam hatinya sungguh besar dari pada apapun bahkan cintanya pada seseorang.
Belum saja Shasa membuka tenda tiba tiba bayangan itu kembali pergi dan menjauh, Shasa semakin takut dan gemetar. Tapi rasa ingin tahunya juga ada dan hampir sama besar dengan rasa takut yang di alaminya sekarang.
"Bismillah, moga aja manusia. Gua sih aneh takut kok masih nekat," gumam shasa sembari membuka resleting tenda perlahan
Shasa melihat ke arah luar yang Begitu sepi dan sunyi serta gelap, suara burung hantu dan jangkrik sangat jelas daripada di dalam tenda. Shasa mulai melangkah dan melihat sekeliling mencari bayangan tadi yang membuat dirinya terkejut dan bersembunyi di balik selimut
Shasa terus berjalan melihat sana sini tapi tetap saja sunyi tak ada siapa siapa disana bahkan bayangan itu sudah tidak ada lagi.
"Gua be be... Berani"
"Siapa?" ucap shasa lagi berjalan mendekat.
Semakin dekat Sasa semakin gemetaran dan seluruh tubuhnya dingin, Shasa tidak tahu apa yang akan dia temukan di balik pohon itu. Hanya dua kemungkinan kalau bukan manusia berarti makhluk lain.
Masih ada beberapa langkah lagi tiba tiba sesuatu keluar dari balik pohon sembari menatap kosong ke arah Shasa. AAAAAAAA........
"Allahuakbar, bikin kaget aja Lo Sa. Kirain hantu," ucap seseorang yang
ada di balik pohon.Shasa membuka kedua telapak tangannya dan melihat ke arah depan, 2 orang cowok berdiri tegak dan tersenyum padanya. "Kalian yang malah gua pikir hantu," ucap Shasa dengan nada gemetaran.
"Kok belum tidur?" tanya Al.
"Kalian?"
"Kan besok ada permainan, kita lagi sebar clue dan arah mana aja yang bakal di tempuh" balas Iqbaal.
"Trus kenapa harus baju putih trus kenapa harus ada bedak di muka kalian? Kan jadi serem"
"Tadi kita main games di tenda, siapa yang kalah bakal di beriin bedak. Gua dan Iqbaal kalah, jadi harus gini mukanya. Dan yang kalah harus yang kerjain ini, kita lupa hapus bedaknya. Itung itung nakutin hantu, biar ngira kita temannya gitu." jelas Al.
"Ishhh dingap lo Sama drakula, baru rasa ntar," ucap shasa
"Gemetaran? Takut yah?" Tanya Iqbaal melihat Shasa dari ujung rambut hingga ujung kaki.
"Takut lah, di tambah tadi perkataan lo."
"Maaf."
"Kenapa ko gak bobo?" tanya Al.
"Gak bisa bobo gegara omongan Iqbaal."
"Iyah maaf."
***
Sasa di antar Iqbaal kembali ke tenda. Katanya ga boleh balik sendiri, padahal tendannya tidak terlalu jauh darisana.
"Good night," ucap Iqbaal.
Sasa menoleh. "Ya."
"Kok yah? Balas Good night dong," Iqbaal terlihat kesal.
"Good night to," Sasa menurut saja.
Mereka saling tersenyum.
Setelah mengantarkan Sasa kembali, Iqbaal kembali ke Al untuk melanjutkan kerja mereka.
"Suka kan sama siswi baru itu?" ucap Al.
"Dia punya pacar Al, gimana sih. Gua cuma jagain dia soalnya mama nya pesan buat di jagain."
"Emang Sasa bilang kalau Eki pacarnya? Nggak kan?"
Iqbaal diam.
"Lo sendiri yang bilang, kalau bukan orang nya yang bilang jangan percaya dulu."
"Ini beda konsep Al," Iqbaal kembali melihat beberapa clue yang belum di sebar.
"Sama Iqbaal."
See you next chapter
KAMU SEDANG MEMBACA
It's You [HIATUS]
Ficção AdolescenteKarena rasa ego dan gengsi mengakui perasaan, membuat mereka hanya bisa saling mengagumi dalam diam. Namun apakah mereka berakhir bersama atau tidak itu di tentukan oleh ego mereka dan rasa gengsi yang menyelimuti diri mereka.